
BUMN Komentari Rencana Telkom Investasi di Gojek

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) angkat suara perihal rencana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk berinvestasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek. Salah satu alasan adalah Telkom dinilai masih memiliki ruang untuk ekspansi dengan kondisi keuangan yang baik.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan, kementerian sangat terbuka terhadap rencana ekspansi BUMN. Belum lagi kondisi saat ini justru dinilai sebagai waktu yang tepat untuk melakukan ekspansi.
"Kalau dihitung Gojek memungkinkan dan cukup baik perkembangannya kenapa nggak. Kita membuka ruang BUMN untuk ekspansi. Dan Telkom kan saya bilang memungkinkan untuk ekspansi, kan harga di pasar lagi turun, jadi buat saya oke aja ya," kata Arya saat wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Senin (31/8/2020).
Menurut dia, tidak seluruh perusahaan BUMN harus melakukan efisiensi saat ini. Beberapa BUMN tertentu dinilai memungkinkan untuk melakukan ekspansi.
"Tapi yang nggak kuat secara keuangan ya jangan ekspansi. Itu hukum bisnislah," ujar Arya.
Selain Telkom, BUMN lainnya yang dinilai harus dan mampu untuk melakukan ekspansi adalah PT Pertamina (Persero). Kendati sepanjang semester I-2020 perusahaan mengalami kerugian, namun dalam satu bulan terakhir perusahaan bisa mengantongi keuntungan senilai Rp 6 triliun sehingga dinilai Pertamina masih dalam keadaan baik. Belum lagi, dana yang diinvestasikan oleh BUMN ini dibutuhkan untuk bisa memutar kembali perekonomian.
Beberapa waktu lalu, petinggi-petinggi Telkom sudah mengomentari kabar rencana berinvestasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek. Rencana ini sejalan dengan pengembangan grup Telkom di bidang digital services.
Direktur Keuangan Telkom, Heri Supriadi menuturkan, pada dasarnya perseroan saat ini memang sangat terbuka berinvestasi di perusahaan rintisan (startup). Dengan adanya rencana anorganik tersebut, diharapkan bisa memberikan nilai tambah kepada Telkom Grup terutama untuk memperkuat customer based, infrastruktur dan diharapkan sinergi tersebut bisa memberikan nilai tambah bagi Telkom.
"Tidak melihat Gojek saja, untuk melengkapi digital services. Kita tahu kita sangat kuat di digital connectivity, digital services, aset berharga adalah inovasinya sendiri, itu area yang terbuka [investasi]," kata Heri, dalam paparan publik, Kamis (27/8/2020) di Jakarta.
Pada kesempatan sama, Direktur Digital Bisnis Telkom yang juga mantan Bos Bukalapak, Fajrin Rasyid menyatakan, perseroan sangat terbuka untuk mendukung rencana anorganik dengan menanamkan modal di perusahaan rintisan.
"Kami terbuka untuk investasi startup. ini akan kami lakukan kerja sama dengan pihak lain," ujar Fajrin.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Melihat Rencana Telkom yang Ingin Investasi di Gojek