
Peneliti Bio Farma Buka-bukaan Soal Calon Vaksin Covid-19 RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Proses ditemukannya vaksin Covid-19 di seluruh dunia saat ini masih terus dilakukan. Tak sedikit jumlah vaksin yang saat ini telah masuk dalam fase uji klinis untuk segera diberikan kepada penduduk di seluruh dunia.
Salah satu perusahaan yang terlibat dalam proses penemuan vaksin ini adalah PT Bio Farma (Persero) yang bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd. Vaksin yang dikerjasamakan oleh kedua perusahaan ini telah memasuki proses uji klinis ketiga yang ditargetkan akan selesai pada Januari 2021 mendatang.
Peneliti vaksin Bio Farma Erman Tritama menjelaskan secara gamblang proses pembuatan vaksin ini. Dia mengatakan proses pembuatan vaksin biasanya memakan waktu hingga 15 tahun lamanya hingga bisa digunakan oleh manusia.
Pembuatan vaksin ini dimulai dengan membuat bahan aktif vaksin atau bulk dibuat langsung dari virus dan bakteri yang menyebabkan sebuah penyakit. Bisa berupa satu virus atau hanya satu bagian dari virus yang telah diinaktivasi dan diperbanyak jumlahnya.
Dari vaksin aktif tersebut nanti akan diencerkan dan ditambahkan bahan-bahan vaksin lainnya sehingga menjadi produk akhir vaksin yang bisa digunakan.
"Waktu bikin vaksin ini cukup lama, karena selain proses produksinya, ujinya yang memastikan bahwa vaksinnya aman dan berkhasiat secara umum sekitar 1 tahun. Jadi 12 bulan untuk uji vaksin," kata Erman dalam Indonesia Muda Club, Jumat (28/8/2020).
Secara keseluruhan proses pengembangan pembuatan vaksin ini dalam kondisi normal memakan waktu lama. Mulai dari mencari kandidat vaksin, uji preklinis dan uji klinis di manusia sampai akhirnya mendapatkan izin edar dari lembaga yang bersangkutan.
Makanya, dia bilang dalam proses pembuatan vaksin corona ini dinilai sebagai kondisi yang emergency. Karena kondisi ini badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) mengizinkan produsen untuk menggunakan Emergency Use Listing (EUL) sehingga ada beberapa tahapan yang bisa dilewati sehingga pembuatan vaksin bisa lebih cepat.
"Tetapi tentu tetap harus ada pembuktian, makanya harus tetap ada uji klinis yang dipersyaratkan," imbuh dia.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Uji Klinis Panjang, Kapan Vaksin Covid-19 Siap Digunakan?
