Nadiem Dicurhati DPR, Gegara PJJ Ada Siswa sampai Hamil

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 August 2020 13:13
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim (Screenshot BNPB)
Foto: Menteri Pendidikan Nadiem Makarim (Screenshot BNPB)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembelajaran Jarak Jauh alias PJJ masih dilakukan sampai detik ini di dunia pendidikan. PJJ dilakukan karena kegiatan belajar mengajar di sekolah ditiadakan selama pandemi virus corona.

Namun, banyak pelajar di berbagai daerah yang terkendala. Tak hanya pelajar, namun guru hingga orang tua murid juga mengalami banyak kendala.

Leida Hanifa Amaliah, Anggota Komisi X dari FPKS menceritakan skema PJJ ini banyak kendala dari soal kuota sampai sinyal.

"Daerah-daerah tertentu, harus dipastikan internet harus tersedia sinyalnya. Misalnya, salah satunya di Penajam Paser belajar via WhatsApp Chat. Kebayang kusut belajar dengan WA ini perlu perhatian," katanya saat Rapat Dengan Mendikbud Nadiem Makarim di DPR, Kamis (27/8/2020).

Ia meminta Menteri Nadiem untuk bisa mengoptimalkan kerja sama dengan TVRI dan RRI yang memiliki jaringan luas untuk PJJ.

Sementara, Mujib Rohmat Anggota DPR dari Fraksi Golkar di Komisi X DPR bercerita PJJ memang tidak mudah. Mulai dari gurunya tidak atau masih banyak yang kurang familiar digital hingga masalah kuota.

"Sekolahnya juga ternyata wilayahnya tidak bagus menerima sinyal internet. Kemudian ada yang di pinggir pantai yang sinyal susah mungkin ombak berpengaruh besar," katanya.

Sementara, ia juga mendapatkan keluhan dari orang tua murid yang justru meresahkan.

"Orang tua dimintai kuota terus-terusan dan itu lebih cepat habisnya. Karena dipakai main game. Lebih fatal lagi laporan dari ibu-ibu, mereka cerita hal yang tidak menarik."

"Ada yang cerita ke saya ada 6 orang yang mengalami perkawinan dini efek dari digital ini. Karena dia itu ya kuota bukan pendidikan tapi untuk yang lain-lain. Ya ngomong kasarnya maaf MBA [Married By Accident] lah."

"Itu terjadi, dan ini fatal. Intensitas pertemuan yang di sekolahan sering [terpantau guru] karena PJJ kemudian ketemu di tempat lain, ini meresahkan."

Ia pun berharap untuk sekolah tatap muka harus segera dibuka. Mungkin, sambung Mujib, harus diatur sedemikian rupa dan menggunakan tahapan yang sesuai dengan protokol covid-19.

"Mereka sangat menginginkan untuk mempercepat proses pendidikan tatap muka. Caranya seperti apa nah nanti soal berikutnya," katanya.




(roy) Next Article Kuota Internet Belajar Online Belum Cair? Ini Kata Mas Nadiem

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular