Gojek Dorong Jumlah Pengguna Transportasi Publik

dob, CNBC Indonesia
05 August 2020 16:39
Dok: Gojek
Foto:Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Keberadaan Gojek sebagai layanan transportasi on demand berperan penting dalam mendukung penggunaan transportasi publik. Hal ini terbukti berdasarkan catatan Gojek, dimana 1 dari 2 pelanggan menggunakan Gojek untuk menjangkau hub transportasi publik, dan jumlah perjalanannya meningkat 46% tiap tahun.

Layanan GoRide dan GoCar menjadi pilihan utama masyarakat sebagai sarana penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile) bagi pengguna transportasi publik di Jabodetabek. Berdasarkan data internal Gojek, jumlah pengguna yang menggunakan layanan GoRide dan GoCar menuju dan dari stasiun MRT pada Desember 2019 meningkat hampir tujuh kali lipat sejak MRT diluncurkan.

Selain itu sebanyak 11 lokasi stasiun KRL Commuter Line dan Kereta Jarak Jauh juga menjadi titik berangkat dan tujuan yang paling sering dipesan pengguna layanan GoRide di Jabodetabek. Stasiun tersebut adalah Stasiun Bekasi, Stasiun Tanahabang, Manggarai, Tebet, Palmerah, Rawa Buntu, Bogor, Gondangdia. Kebayoran, Depok Baru, dan Gambir.

Analisis data yang sama juga menemukan efisiensi penggunaan GoRide dan GoCar sebagai penghubung transportasi publik dengan menghemat waktu tempuh sebanyak 40% yang ditemukan di berbagai titik hubung transportasi publik seperti Stasiun MRT, KRL, dan Transjakarta.

"Kenaikan tersebut menunjukkan kehadiran layanan GoRide dan GoCar telah menjadi bagian penting yang melengkapi transportasi publik guna memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat di wilayah urban seperti Jabodetabek," kata Head of Transport Gojek Raditya Prabowo, dalam siaran resminya, Selasa (04/08/2020).

Dia menambahkan Gojek pun telah melengkapi solusi non-teknologinya dengan protokol kesehatan dan keselamatan. Untuk meningkatkan integrasi transportasi multimoda, Gojek juga telah menghadirkan solusi teknologi GoTransit. Solusi ini membantu penggunanya untuk merencanakan dan memantau perjalanan dari/ke berbagai titik hub transportasi publik melalui rekomendasi rute terintegrasi dan informasi operasional.

"Nantinya, layanan GoTransit ini akan memungkinkan pemesanan maupun pembelian tiket transportasi multimoda. Perjalanan yang lebih terhubung kami percayai bisa membuat masyarakat lebih banyak menggunakan transportasi publik," katanya.

Gojek telah memiliki 35 Zona NyAman J3K (Jaga Keamanan, Jaga Kesehatan, Jaga Kebersihan) di berbagai kota termasuk di Jabodetabek. Di area ini dilakukan pengukuran suhu tubuh bagi pelanggan dan mitra driver, pengelolaan antrian dengan prinsip physical distancing; penyediaan hand sanitizer dan hairnet; serta distribusi masker gratis untuk pengguna yang belum membawanya. Gojek adalah aplikasi on-demand pertama yang memiliki layanan kesehatan ini untuk konsumen.

Bahkan dalam riset yang dilakukan Muhammad Zudhy Irawan, pengajar di Fakultas Teknik UGM dan Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM pada Januari 2020, keberadaan transportasi online menjadi pelengkap dari transportasi publik dengan 51% perjalanan dengan menggunakan ojek online bermula dan berakhir di simpul transportasi seperti bandara, stasiun dan terminal.

Selain itu, riset tersebut juga menunjukan walaupun sebagian besar pengguna transportasi publik menggunakan dua layanan transportasi online sekaligus, namun pengguna setia Gojek dua setengah kali lebih besar dibanding kompetitor terdekat. Gojek juga disebutkan unggul dari sisi ketersediaan driver, perilaku driver ke pengguna layanan, kemudahan penggunaan aplikasi serta keamanan dan keselamatan.

Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Harya S Dillon mengatakan kehadiran transportasi online memberikan nilai lebih yang sebelumnya didapat dari transportasi pribadi. Dengan begitu harus dimaksimalkan melalui integrasi antarmoda sebagai segmen sarana penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile). Integrasi ini akan membuat pengguna angkutan publik/ moda raya dapat melakukan perjalanan secara mulus, tuntas dengan minim kendaraan pribadi.

"Kepercayaan penggunaan ojek online seperti Gojek di masa adaptasi kebiasaan baru mencapai hingga 45% dari total pengguna aktif transportasi publik, menduduki tingkat pertama dibandingkan pilihan transportasi lainnya. Total pengguna ojek online tersebut setidaknya mendukung hampir 66.2% total responden untuk tetap mau menggunakan transportasi publik," kata Harya.

Menurut Harya, penelitian telah menunjukkan bahwa angkutan ojek online telah difungsikan oleh pengguna sebagai penghubung akhir dan awal perjalanan (first mile - last mile) sehingga mendekati terjadinya pengalaman perjalanan yang mulus dan tuntas tanpa kendaraan pribadi.

Oleh karena itu, kerjasama strategis antara pemerintah, pemerintah daerah dan penyedia layanan transportasi online menurutnya perlu terus dilakukan terutama dari segi integrasi antarmoda sebagai upaya untuk terus mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bantu Mitra Driver Belajar Online, Gojek Rilis Tips Pintar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular