
Duh, Banyak Remaja ASEAN Kesulitan Belajar & Bekerja Online

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian besar orang muda ASEAN kesulitan belajar dan bekerja dari jarak jauh di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Pernyataan tersebut merupakan hasil dari sebuah survei yang dilakukan pada hampir 70 ribu orang muda ASEAN berusia antara 16-35 tahun oleh perusahaan internet konsumen global yang didirikan di Singapura, Sea, dalam kemitraan dengan Forum Ekonomi Dunia (WEF).
Menurut Santitarn Sathirathai, Group Chief Economist Sea, hasil survei yang dilakukan pada Juni 2020 itu menunjukkan bahwa ada 69% remaja yang mengatakan kesulitan untuk bekerja atau belajar dari jarak jauh.
"7% mengatakan itu tidak mungkin bagi mereka [untuk bekerja atau belajar dari jarak jauh]." jelasnya dalam webinar peluncuran WEF Youth Survey 2020 yang diselenggarakan oleh World Economic Forum dan IDN Times, Kamis (23/7/2020).
Sathirathai menyebut ada beberapa kendala yang menjadi penghalang, di antaranya yaitu kualitas internet (41%), biaya internet (29%), gangguan rumah tangga (28%), kurangnya motivasi (24%), dan manajemen tim (22%).
"Dan kami menemukan bahwa jika Anda orang-orang yang memiliki pendidikan lebih rendah dari perguruan tinggi dan orang-orang yang tinggal di luar Ibukota, maka akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk kesulitan dalam bekerja dari jarak jauh atau belajar dari jarak jauh." jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal utama yang membuat orang-orang muda merasa sulit untuk bekerja atau belajar dari jarak jauh di antaranya yaitu tidak memiliki keterampilan digital utama (84%), internet mahal (79%) dan masalah manajemen tim (78%).
"Kami menemukan kendala penghambat utama dalam melakukan sesuatu secara efektif, yaitu seperti keterampilan digital atau tidak tahu cara menggunakan alat digital dengan benar dan akses ke internet yang terjangkau." paparnya.
(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta-fakta Seputar BLC, 'Senjata' Jokowi Perangi Covid-19
