Apa Facebook Hancur Lebur Diboikot Para Pengiklan Kakap?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
06 July 2020 09:54
FILE PHOTO: A picture illustration shows a Facebook logo reflected in a person's eye, in Zenica, March 13, 2015.  REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan kelas kakap dunia melakukan aksi boikot Facebook dengan menghentikan sementara kerja sama iklan di platform media sosial terbesar ini. Apakah ini bisa membuat Facebook hancur lebur?

CEO Facebook Mark Zuckerberg buka suara mengenai ancaman boikot hukuman dari pengiklan besar tersebut. Ia menegaskan, boikot dari merek besar termasuk Starbucks dan Coca-Cola merupakan tantangan dalam upaya menjaga citra perusahaan.

"Kami tidak akan mengubah kebijakan atau pendekatan kami pada apa pun karena ancaman terhadap sebagian kecil dari pendapatan kami," katanya sebagaimana dilaporkan The Guardian yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (6/7/20).

"Dugaan saya adalah bahwa semua pengiklan ini akan segera kembali ke platform," lanjutnya.

Seorang juru bicara Facebook menambahkan hal senada. Dia menegaskan bahwa sudah menangani masalah ini dengan sangat serius dan menghargai respons dari mitra.

"Kami membuat kemajuan nyata menjaga kebencian dari platform kami, dan kami tidak mendapat manfaat dari konten semacam ini. Tapi seperti yang kami katakan, kami membuat perubahan kebijakan berdasarkan prinsip, bukan tekanan pendapatan, "kata juru bicara itu.

Aksi boikot iklan ini merupakan bagian dari kampanye Stop Hate for Profit. Ini adalah sebuah gerakan terbaru yang menentang penggunaan Facebook sebagai alat politik.

Perusahaan yang ikut kampanye ini sepakat Mark Zuckerberg dan petinggi Facebook tidak melakukan upaya yang cukup untuk menghapus konten rasial dan ujaran kebencian dari platform.

Menurut David Cumming, investor Aviva, aksi ini bisa menyakiti bisnis Facebook, membuat hilangnya kepercayaan kepada Facebook, dan tidak adanya kode moral, dapat "menghancurkan bisnis," seperti dikutip dari BBC, Rabu (1/7/2020).

Namun belum bisa dipastikan boikot ini akan memberikan dampak signifikan terhadap Facebook yang bisa membuat perusahaan bangkrut. Hal yang pasti pendapatan terbesar Facebook memang berasal dari iklan pada platform media sosialnya.

Menurut CNN International dengan mengutip riset Pathmatics, 100 perusahaan dengan pengeluaran tertinggi hanya menyumbang US44,2 miliar ke iklan Facebook tahun lalu. Ini sekitar 6% dari pendapatan iklan Facebook. Mereka di antaranya Home Depot, Walmart, Microsoft, AT&T dan Disney.

Sisanya disumbang oleh perusahaan kecil dan menengah. Hingga kini kelompok pengiklan ini belum melakukan boikot. Butuh banyak perusahaan kecil dan menengah agar boikot ini membuat pendapatan Facebook terancam.

Head of Strategy agensi Digital Whiskey, Mat Morrison mengungkapkan ada sejumlah besar kelompok bisnis kecil yang tidak mampu untuk tidak beriklan. Facebook penting bagi mereka karena iklan yang lebih murah dan lebih fokus.

"Satu-satunya cara kelompok bisnis ini bekerja adalah memiliki akses ke pemirsa yang sangat spesifik, yang bukan pemirsa dari media massa, jadi mereka akan terus beriklan," jelas Mat Morrison.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Facebook Disebut Gunakan 'Hate Speech' Demi Keuntungan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular