Waduh, Masih Banyak Merchant Belum Bisa Pakai QRIS BI

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
15 June 2020 19:25
Dompet elektronik milik Gojek, GoPay memperdalam kerja sama dengan organisasi muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, dalam bidang donasi non-tunai melalui implementasi QRIS dari Bank Indonesia di Kotak Infaq Nahdlatul Ulama (KOIN NU). (Ist)
Foto: Dompet elektronik milik Gojek, GoPay memperdalam kerja sama dengan organisasi muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, dalam bidang donasi non-tunai melalui implementasi QRIS dari Bank Indonesia di Kotak Infaq Nahdlatul Ulama (KOIN NU). (Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) telah meluncurkan QR Indonesia Standart (QRIS) sejak tahun lalu. BI pun mulai mewajibkan merchant untuk menggunakan QRIS sebagai satu-satunya transaksi pembayaran QR yang asli di Indonesia.

Namun, hingga saat ini ternyata belum semua merchant menerapkan QRIS sebagai alat pembayarannya. Hal ini terlihat dari beberapa keluhan masyarakat di sosial media twitter yang ditujukan kepada BI.

Bermula dari seorang netizen dengan akun @rahadyan yang mengatakan bahwa banyak merchant atau toko yang belum paham dan bahkan tidak mengetahui mengenai QRIS ini. Ia menilai bahwa sosialisasi yang dilakukan BI masih sangat kurang, padahal sistem ini dilihat sangat baik.

"Contoh sore tadi. Saya beli kopi, pas gak ada cash. Saya tanya kasir bisa bayar pake OVO tidak? Kasir menjawab tidak bisa, hanya Gopay. Lalu saya lihat QR kafenya ternyata sudah QRIS. Langsung deh buka OVO dan scan QRIS yang diterbitkan Gopay untuk membayar transaksinya. Sukses," kata dia.

Bank Mega bersama Bank Indonesia mengadakan sosialisasi QRIS. (CNBC Indonesia/Yuni Astutik)Foto: Bank Mega bersama Bank Indonesia mengadakan sosialisasi QRIS. (CNBC Indonesia/Yuni Astutik)



"Yang lucu, si kasir cukup takjub waktu saya tunjukkan saya bayar Gopay pakai OVO. Reaksinya mirip mind blown. Rupanya dia tidak tahu apa itu QRIS dan bahwa QRIS bisa dibayar dengan uang elektronik apapun. Akhirnya malah saya yang menerangkan tentang QRIS ke mas kasir deh," tambahnya.

Oleh karenanya, ia menyarankan BI untuk bekerjasama dengan jasa keuangan untuk mensosialisasikan QRIS lebih masif agar para pegawai toko bisa dibekali pengetahuan mengenai sistem pembayaran tersebut.

Netizen lainnya, yakni @ariyadi yang menuliskan bahwa dirinya sempat ditolak oleh salah satu toko saat ingin menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran. Hal ini karena kurangnya pengetahuan penjaga toko mengenai sistem pembayaran tersebut.

"Toko/merchant besar aja karyawannya tidak paham #QRIS, e-wallet/bank beda ditolak. Akhirnya harus pakai memaksa karyawan toko untuk mencoba, baru mereka paham," tulisnya.

Ia menyebutkan bahwa sosialisasi yang dilakukan BI tidak sejalan dengan fakta dilapangan.

Unggahan kedua netizen tersebut pun mendapatkan respon dari BI. BI menekankan sampai saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi secara masif.

"Terima kasih (Ariyadi, Rahadyan) atas informasinya, saat ini BI dan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) terus melakukan sosialisasi kepada merchant dan pengguna agar QRIS dapat di implementasikan secara masif di seluruh Indonesia," jawab BI.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Alasan BI Sebut QRIS Sebagai 'Game Changer'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular