#RIPTwitter Jadi Trending Topic, Netizen Ngamuk ke Twitter
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
05 March 2020 11:15
Jakarta, CNBC Indonesia - Warganet (netizen) mengungkapkan kekecewaannya akan keputusan Twitter sedang mengujicobakan fitur mirip Stories. Hastag #RIPTwitter menggema di Twitter.
Melansir Techcrunch, Kamis (5/3/2020), Twitter sedang mengujicobakan fitur serupa Stories di Brasil. Fitur ini diberi nama Fleets. Fitur berbagi video akan menghilang dalam 24 jam.
Namun fitur ini tidak sama seperti ngetweet karena tidak bisa menerima Likes, tidak ada Replies atau Retweet. Jumlah karakter teks tetap 280 karakter.
Pengumuman ini ternyata direspons negatif oleh pengguna Twitter. Sebagian mereka tidak sepakat karena fitur ini dirasa tidak diperlukan. Pengguna Twitter malah menyuarakan adanya fitur edit di Twitter.
Sejak diluncurkan hingga kini memang tidak ada fitur edit di Twitter. Bila cuitan salah opsi yang dimiliki pengguna cuma menghapusnya.
Dalam sebuah wawancara dengan Wired, CEO Twitter mengungkapkan kenapa tidak ada fitur edit di Twitter karena memang tidak ada di desain awal Twitter.
"Kami memulai [layanan ini] sebagai SMS, layanan pesan teks, dan seperti Anda ketahui, ketika Anda mengirim teks, Anda tidak dapat menariknya kembali," ujarnya. "Kami ingin mempertahankan itu."
Jack Dorsey menambahkan memang ada manfaat fitur edit di Twitter seperti memperbaiki salah ketik dan tautan terputus, tetapi kehadiran fitur ini tidak sepadan dengan ancaman yang hadir.
Kekhawatirannya jika ada fitur edit nanti bisa digunakan oleh aplikasi jahat seperti mengedit konten untuk menyebar informasi yang menyesatkan.
"Jadi, ini semua pertimbangannya," kata Jack Dorsey. "Kita mungkin tidak akan pernah melakukannya."
(roy/roy) Next Article Takut Diserang Pendukung Trump, Pegawai Twitter Kunci Akun
Melansir Techcrunch, Kamis (5/3/2020), Twitter sedang mengujicobakan fitur serupa Stories di Brasil. Fitur ini diberi nama Fleets. Fitur berbagi video akan menghilang dalam 24 jam.
Namun fitur ini tidak sama seperti ngetweet karena tidak bisa menerima Likes, tidak ada Replies atau Retweet. Jumlah karakter teks tetap 280 karakter.
Pengumuman ini ternyata direspons negatif oleh pengguna Twitter. Sebagian mereka tidak sepakat karena fitur ini dirasa tidak diperlukan. Pengguna Twitter malah menyuarakan adanya fitur edit di Twitter.
Dalam sebuah wawancara dengan Wired, CEO Twitter mengungkapkan kenapa tidak ada fitur edit di Twitter karena memang tidak ada di desain awal Twitter.
"Kami memulai [layanan ini] sebagai SMS, layanan pesan teks, dan seperti Anda ketahui, ketika Anda mengirim teks, Anda tidak dapat menariknya kembali," ujarnya. "Kami ingin mempertahankan itu."
Jack Dorsey menambahkan memang ada manfaat fitur edit di Twitter seperti memperbaiki salah ketik dan tautan terputus, tetapi kehadiran fitur ini tidak sepadan dengan ancaman yang hadir.
Kekhawatirannya jika ada fitur edit nanti bisa digunakan oleh aplikasi jahat seperti mengedit konten untuk menyebar informasi yang menyesatkan.
"Jadi, ini semua pertimbangannya," kata Jack Dorsey. "Kita mungkin tidak akan pernah melakukannya."
(roy/roy) Next Article Takut Diserang Pendukung Trump, Pegawai Twitter Kunci Akun
Most Popular