Miris! Pasar Game RI Rp 16 T, Lokal Cuma Kuasai 0,2%

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
13 February 2020 16:48
Miris! Pasar Game RI Rp 16 T, Lokal Cuma Kuasai 0,2%
Foto: SEACA merupakan kompetisi elektronik sports (eSport) tingkat Asia Tenggara dengan merebutkan total hadiah senilai Rp 1,4 milyar. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Developer game lokal masih belum jadi tuan rumah di negeri sendiri. Buktinya pasar game online masih dikuasai oleh developer asing seperti Mobile Legends dan PUBG Mobile.

Menurut data asosiasi IP development, Cipta Kreasi (CAKRA) pasar game Indonesia pada 2018 lalu mencapai US$1,13 miliar atau setara Rp 16 triliun (asumsi Rp 14.000/US$). Sayang game lokal hanya menguasai 0,2%. Sisanya dikuasai game luar negeri.


Presiden asosiasi CAKRA, Ivan Chen, mengatakan dengan pertumbuhan market game di Indonesia yang sangat tinggi seharusnya pemerintah fokus untuk mendorong produksi game nasional menjadi sektor unggulan untuk membantu mengurangi defisit neraca perdagangan nasional (NPI).

Maraknya game online bisa membuat defisit melebar sebab dana untuk membeli item game ditransfer ke rekening developer asing di luar negeri. Dana tersebut tidak masuk ke sistem keuangan Indonesia.

"Dilihat dari game China, ini saya gak mau nyebut, dia revenue-nya saja sudah menyentuh US$1 miliar. Lah katanya mau menurunkan defisit negara, kok yang lebih di support malah industri game asing, Menurut saya itu ada yang aneh," ucap Ivan kepada CNBC Indonesia, (12/2/2020).

Ivan Chen mengungkapkan industri game lokal tidak kurang diperhatikan pemerintah ketimbang industri kreatif lainnya.

"Bahkan industri game saat ini lebih besar dari industri film, tetap saja enggak ada yang nge-handle sedangkan film saja ada lembaga perfilman nasional," ujarnya.

Bukan tanpa alasan Ivan mengatakan seperti itu, dari hasil riset Newzoo, pasar game di Indonesia pada tahun 2015 telah berhasil mencetak pendapatan US$321 juta dan naik secara cepat menjadi US$704 juta pada tahun 2016. Sedangkan di tahun yang sama industri film hanya mendapat $280,8 juta.

Kemudian, pendapatan game di Indonesia pada tahun 2017 naik menjadi US$880 juta dan pada 2018 mengalami kenaikan yang signifikan dengan mengantongi US$1,13 miliar. Bila dihitung dari 2016 hingga 2018, terjadi kenaikan 300%.

[Gambas:Video CNBC]

Ivan Chen mengkritik soal pendekatan pembentukan ekosistem eSports yang dilakukan. Selama ini fokusnya hanya pada pro team dan liga atau turnamen saja. Pendekatan untuk membuat game dan mendorong game lokal untuk di ekspor.

"Kita harusnya menciptakan kekuatan ekonomi buat Indonesia seperti 'gimana yuk kita bikin game, lalu kita ekspor," ujar Ivan.

"Di dunia saja, dari data saya kumpulkan bahwa ekspor game Korea Selatan itu nomor satu untuk 'cultural content export' yang sekarang besarnya 11 kali lipat dari ekspor K-Pop, K-pop itu malah ranking 5. Lalu China juga ekspor nomor satunya game," tambah Ivan.

Ia menjelaskan ekosistem industri game lokal akan membaik jika adanya dukungan peran dari multisektor yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Saat ini kebanyakan developer game lokal masih berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya sokongan lebih dari pemerintah.

"Saya sudah kirim audiensi ke Kominfo dan Kemenparekraf, sampai sekarang tidak ada tanggapan. Padahal saya ingin mempresentasikan gimana supaya Indonesia bisa garap ini menjadi sebuah industri karena dari data saja tahun ini ada 100 juta orang itu main game yang temanya eSports," ucap Ivan.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular