Terheboh di 2019

Ramai Soal Unicorn Kebanggaan Jokowi, Tapi Dikuasai Asing

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
31 December 2019 14:29
Ramai Soal Unicorn Kebanggaan Jokowi, Tapi Dikuasai Asing
Foto: infografis/infografis Mengenal Istilah dan 4 startup unicorn RI/Aristya RAhadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak peristiwa yang terjadi di sepanjang tahun ini, dan CNBC Indonesia merangkum kembali berita-berita terpopuler di Indonesia. Salah satunya soal startup unicorn yang dibangga-banggakan calon presiden nomor urut 01 di debat Capres-Cawapres.

Saat itu, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan nomor urut 02 Prabowo Subianto berdebat panas soal bagaimana memajukan industri startup dalam negeri.


Perdebatan dimulai saat Jokowi bertanya ke Prabowo. "Infrastruktur apa yang akan Bapak bangun untuk dukung pengembangan unicorn-unicorn Indonesia?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Prabowo sempat tampak kebingungan sesaat, "Yang Bapak maksud Unicorn? Unicorn? yang apa itu online online itu?" tanya Prabowo, Minggu (17/2/2019).

Tak lama, Prabowo langsung menjawab bahwa yang akan ia lakukan untuk dukung Unicorn lokal adalah dari sisi regulasi. "Kurangi regulasi, kurangi pembatasan karena mereka lagi giat-giatnya, pesat-pesatnya berkembang jadi saya akan dukung segala upaya untuk memperlancar mereka," jelasnya.

Ia melanjutkan saat ini para pelaku startup dinilai terbebani karena adanya tambahan regulasi maupun pajak dari pemerintah dalam perdagangan online. "Ini yang mereka mengeluh, jadi saya menyambut baik dinamika perkembangan bisnis seperti itu. Luar biasa pesat dan memungkinkan peluang besar, saya sangat dukung hal seperti itu."

Mendengar jawaban Prabowo, Jokowi sebagai petahana pun menanggapi bahwa dalam rangka mendorong unicorn yang saat ini ada 4 di Indonesia, pemerintah sudah siapkan program 1000 startup baru. "Nanti kita link dengan inkubator global. Kita juga membangun Palapa Ring di Indonesia barat 100% seelsai, tengah 100%, dan di timur 90% selesai dan insya Allah di Juni selesai."

Unicorn sendiri merupakan perusahaan rintisan atau startup yang memiliki valuasi hingga US$1 miliar. Valuasi startup sendiri adalah nilai ekonomi dari bisnis yang dilakukan sebuah startup.

[Gambas:Video CNBC]

Dalam beberapa kesempatan, Jokowi selalu mengatakan telah ada empat startup unicorn di Indonesia, yaitu Tokopedia, Gojek, Bukalapak, dan Traveloka.

Namun ternyata, keempat startup tersebut mendapat julukan unicorn berkat suntikkan dana dari investor asing. Penguasaan asing di unicorn dinilai bisa berdampak Indonesia hanya menjadi pasar semata dan penonton di rumah sendiri.

Dari berbagai sumber yang dirangkum CNBC Indonesia, Tokopedia rupanya menjadi unicorn yang paling banyak melakukan putaran penggalangan dana tetapi Gojek adalah unicorn bervaluasi tertinggi.

Tokopedia telah berhasil mengumpulkan dana lebih dari US$2,4 miliar dalam sembilan putaran penggalangan dana. Valuasi Tokopedia saat ini diperkirakan sudah mencapai US$5,9 miliar.

Deretan investornya tercatat mulai dari Alibaba Group dari China, Softbank Grup dari Jepang, dan Sequoia Capital dari India.

Gojek, menurut laporan Techcrunch, telah tujuh kali melakukan putaran penggalangan dana dan mendapat suntikan di atas US$3 miliar. Saat ini Gojek diisukan memiliki valuasi mendekati US$10 miliar.

Investor Gojek adalah Tencent Holdings, JD.com, New World Strategic Invesment dari China, Google dari AS, Temasek Holdings dan Hera Capital dari Singapura, dan Astra International dan GDP Ventures dari Indonesia.

Sementara itu, Traveloka melakukan empat kali putaran penggalangan dana dengan total suntikan dana di atas US$500 juta. Deretan investor Tokopedia adalah Expedia, GFC dan Sequoia Capital dari AS, Hillhouse Capital dan JD.com dari China.

Bukalapak baru enam kali melakukan putaran penggalangan dana dengan total di atas US$200 juta. Deretan investor Bukalapak adalah Ant Financial dari China, Mirae Asset dan Naver Asia dari Korea Selatan, GIC dari Singapura, dan Emtek Grup dari Indonesia.



Executive Director Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan ada dua hal bisa didapatkan para investor tersebut dari suntikan modalnya ke startup unicorn. 

Pertama, pengembalian investasi yang tinggi. Para investor asing melihat potensi bisnis besar yang dikembangkan oleh startup unicorn. Unicorn adalah startup yang ekosistem digital sudah terbentuk di mana sudah ada pengguna yang loyal kepada layanan yang diberikan startup.

"Biasanya para investor asing mengincar melepas sahamnya ketika startup melakukan penawaran saham perdana (IPO) dengan harapan mereka nilainya sudah berlipat-lipat dari investasi awal," ujarnya Heru Sutadi kepada CNBC Indonesia, seperti dikutip Senin (18/2/2019).

Kedua, data. Investor bisa mendapatkan data yang dapat digunakan investor untuk mengembangkan bisnisnya. Contohnya, perusahaan Toyota Corp yang suntik Grab untuk dapatkan data soal perilaku pengemudi untuk mengembangkan perangkat manajemen armada yang efisien yang akan menekan biaya asuransi yang lebih rendah.

Faktor lainnya, belum banyak investor dan konglomerat dalam negeri yang mau berinvestasi di startup unicorn. Para konglomerat ini masih memilih berinvetasi di sektor lain. Apalagi setiap kali startup unicorn melakukan penggalangan dana dibutuhkan dana dalam jumlah yang besar.

Konglomerat yang berinvestasi di startup unicorn baru PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek) di Bukalapak, GDV Venture (Grup Djarum) dan PT Astra International Tbk (ASII) di Go-Jek.

Managing Partners East Ventures Willson Cuaca mengatakan dalam bisnis digital, bila sudah menemukan ide dan pasar yang cocok, startup harus cepat-cepat mengalang dana dari investor dan merealisasikan ide tersebut. Karena "entry barrier" pembangunan startup itu rendah, jadi dibutuhkan kecepatan dan kemampuan mengeksekusi yang sangat baik.

Dalam konteks startup unicorn, mereka butuh dana dalam jumlah besar untuk memperkenalkan produk, memperluas ekosistem atau merawat loyalitas pengguna secara masif. Promosi yang sifatnya setengah-setengah malah mengancam bisnis dari startup unicorn.

"Dalam bisnis ini [startup] exit poll ventures capital hanya ada dua. IPO dan Merger," ujar Willson Cuaca. Asal tahu saja, East Ventures merupakan investor dari Tokopedia dan Traveloka.



Meski memiliki valuasi besar, unicorn adalah startup yang sebenarnya masih merugi. Mereka masih aktif melakukan aksi promosi dan marketing berbiaya tinggi, atau istilahnya bakar uang, untuk menjadi pemain utama di pasar dan bahkan melumpuhkan saingannya. Maka dari itu, untuk mendanai hal itu para unicorn membutuhkan suntikan dana dari investor.

Ketua Dewan Pengawas Asosiasi e-commerce Indonesia (iDEA) Hendrik Tio membenarkan bahwa unikorn masih merugi akibat sengitnya perang promo dan fasilitas akan terus terjadi sampai ada dominasi. 

"Saat ini belum ada dominasi. Kalau saya lihat masih akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan," ujar Hendrik Tio di Jakarta, Selasa (26/2/2019).

Hendrik Tio menambahkan startup unicorn Indonesia butuh dana untuk kelangsungan hidupnya. Maklum, perusahaan startup rugi karena perang promo dan fasilitas sementara strategi ini untuk membentuk ekosistem dan mendominasi pasar.

"Unicorn butuh pendanaan untuk kelangsungan hidup dan menjaga growth (pertumbuhan) mereka karena kalau stagnan akan jadi pertanyaan investor," tambah Hendrik Tio.

"Makin besar makin butuh [dana] lebih. Ekspansi juga wajar karena tujuannya dominasi market."



Setelah beberapa hari setelah debat capret kedua. Capres nomor 02 Prabowo Subianto pernah melontarkan pernyataan yang menyebut keberadaan startup unicorn bisa mempercepat keluarnya uang Indonesia ke luar negeri.

"Jadi kalau ada unicorn saya khawatir mempercepat membuat uang-uang kita lari ke luar negeri. Silakan anda ketawa tapi ini masalah bangsa. Menteri bapak sendiri mengatakan bahwa ada Rp 11.400 triliun uang Indonesia di luar negeri," ujar Prabowo dalam debat.

Menurut Prabowo, ini bukan berarti dirinya pesimistis terhadap perkembangan teknologi. Namun, ia khawatir bila tidak hati-hati hal bisa berdampak buruk terhadap Indonesia. Dana dari Indonesia bisa mengalir ke luar negeri.

"Bukan saya pesimistis saya ingin menggugah kesadaran bahwa sistem sekarang ini memungkinkan uang kita mengalir ke luar negeri," ujarnya.

Wakil Presdien Jusuf Kalla (JK) turut menanggapi pernyataan Prabowo tersebut. JK mengatakan, logika berpikir Prabowo terbalik. Pasalnya, keberadaan unicorn justru membawa masuk dana asing ke dalam negeri. Dana asing itu digunakan untuk ekspansi di pasar dalam negeri.

"Unicorn itu berjalan. Jadi terbalik. Uang masuk malah. [Unicorn] memberikan lapangan kerja jutaan orang. Sedangkan itu yang kita butuhkan dan kita bersyukur bahwa itu anak-anak muda kita yang mengerjakan it." ujar JK di Istana Wakil Presiden, Selasa (19/2/2019).

Ternyata, keluarnya uang-uang dalam negeri ke luar negeri itu wajar terjadi. Namun, tidak berjalan dengan cepat. Juga tidak terjadi secara langsung.




(roy/roy) Next Article Ada 21 Startup Unicorn di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular