
Pak Nadiem, Anda Diragukan! Saatnya Buktikan!

JAKARTA, CNBC Indonesia - Kabinet Indonesia Maju rezim Presiden Jokowi Jilid dua sudah diumumkan pekan ini. Menariknya, beberapa nama profesional yang menjadi pembantu Presiden berasal dari kalangan anak muda.
Nama yang paling menarik perhatian adalah Nadiem Makariem. Pria berusia 35 tahun ini rela melepas status CEO Go-Jek untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendkbud).
Menjalani tugas di dunia pendidikan merupakan hal yang baru bagi Nadiem. Karena itu, selama 100 hari awal ini dia mengaku akan menjadi pendengar dari orang-orang yang sudah lebih dulu memulai di dunia pendidikan.
Dampaknya, Nadiem belum mau banyak berbicara kepada Wartawan selama beberapa hari menjabat ini. Salah satu sumber Kemendikbud mengatakan bahwa sang Menteri akan lebih dulu mempelajari berbagai hal sebelum melemparkan pernyataan ke Media.
"Mungkin selama seminggu pertama ini beliau tidak bisa diwawancara dulu," kata sumber tersebut kepada CNBCIndonesia.com
Dari pantauan CNBCIndonesia.com, usai dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu (23/10/2019), Nadiem langsung melakukan rapat internal dengan jajaran eselon I dan II Kemendikbud selama dua hari berturut-turut.
Yakni Kamis-Jumat (24-25/10). Menanggapi tugas barunya, Nadiem merasa yakin bisa mengemban tugas.
"Sangat optimis, banyak sekali tugas, berat sekali tanggangannya tapi saya optimistis," jelasnya ketika ditemui di kantor kemendikbud, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Nadiem juga mendapat dukungan dari Menko PMK Muhadjir Effendy. Eks Mendikbud Kabinet Indonesia Kerja itu yakin Nadiem bisa membuktikan kapasitasnya, seperti yang sudah dilakukan di Gojek. Apalagi, ada nada sumbang dari terpilihnya Nadiem dari beberapa akademisi.
"Ah, biasa itu. dulu juga kan saya dibully waktu awal. justru itu waktunya Pak menteri untuk membuktikan beliau bisa melakukan tidak seperti yang dibayangkan orang," kata Muhadjir di Komplek Kemendikbud jumat (25/10).
Hadirnya Nadiem dianggap bisa menjadi energi baru bagi Kementerian dengan birokrasi yang paling ribet ini. Ditambah, anggaran pendidikan yang menjadi slot terbesar pun harus digunakan secara efisien. "Sangat optimistis, sangat optimistis. Energinya masih penuh, kecepatan tinggi. Dan itu saya kira ada di Pak Nadiem," sebut Muhadjir.
Ke depan, salah satu tantangan yang akan dihadapi Nadiem adalah pelaksanaan PPDB dengan sistem zonasi. Seperti diketahui, pelaksanaannya dalam beberapa tahun terakhir selalu berakhir dengan kegaduhan. Jika tidak ada inovasi, hal ini bisa terus terjadi ke depannya.
"Harusnya dibuat serba aplikasi based. IT ya. Semua informasi akan mudah. Enggak seperti sekarang," kata Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji kepada CNBCIndonesia, Jumat (25/10/2019).
Indra pun merasa optimis Nadiem bisa bekerja secara baik. Asalkan, dibantu dengan orang-orang yang sejalur dengannya. "Semoga beliau menunjuk tim atau figur yang bisa bantu. beliau fokus aja ke yang beliau kuasai, teknologi, digitalisasi sekolah. Nah urusan birokrasi dan lain serahin ke orang yang udah biasa, tapi sejalan dengan beliau," sebutnya.
(sef/sef) Next Article Jokowi Tantang Nadiem Cetak Jutaan Talenta Digital, Sanggup?