Facebook Disebut Rusak Stabilitas Sistem Keuangan, Kenapa?
Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 June 2019 13:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Facebook akan menerbitkan cryptocurrency Libra pada Semester I-2020, namun koin digital ini sudah mendapat perhatian dari sejumlah bank sentral. Bahkan Bank for International Settlements (BIS) meminta pembuat aturan segera merespons rencana Facebook ini.
BIS mengatakan uang Facebook Libra harus menjadi fokus regulator dan bank sentral raksasa teknologi ini mencampurkan data ekstensif individu dengan kegiatan yang berpotensi merusak stabilitas sistem keuangan. Libra akan menyentuh kompetisi, privasi data, pasar dan perbankan, semua area yang memiliki regulator sendiri.
"Perlu koordinasi. Untuk memungkinkan koordinasi itu, saya pikir perlu ada lebih banyak upaya bersama dari para pemimpin politik kita untuk mengambil tindakan," ujar Hyun Song Shin, Head Research BIS, seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/6/2019).
Hyun Song Shin mengatakan BIS, sebuah forum untuk bank-bank sentral yang berbasis di Basel, Swiss, telah mengadakan pertemuan dengan para penggagas proyek Libra sebelum diumumkan, tetapi mereka tidak tahu apa-apa selain apa yang telah dipublikasikan oleh perusahaan Facebook.
Dia menambahkan pertanyaan mengenai peraturan apa yang akan dikenakan ke Libra tidak muncul dalam pertemuan itu, sambil menolak merinci hasil pertemuan tersebut.
Pada Minggu (20/6/2019), BIS menerbitkan penelitian tentang raksasa teknologi yang masuk ke bidang keuangan. Dalam penelitian tersebut disebutkan para raksasa media sosial, search engine, dan e-commerce banyak memegang data pengguna yang membuat raksasa teknologi ini punya keuntungan dibandingkan fintech dan bank.
Simak video tentang Facebook di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Facebook: Libra Bukan Aset Investasi Tapi Seperti Uang Tunai
BIS mengatakan uang Facebook Libra harus menjadi fokus regulator dan bank sentral raksasa teknologi ini mencampurkan data ekstensif individu dengan kegiatan yang berpotensi merusak stabilitas sistem keuangan. Libra akan menyentuh kompetisi, privasi data, pasar dan perbankan, semua area yang memiliki regulator sendiri.
"Perlu koordinasi. Untuk memungkinkan koordinasi itu, saya pikir perlu ada lebih banyak upaya bersama dari para pemimpin politik kita untuk mengambil tindakan," ujar Hyun Song Shin, Head Research BIS, seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/6/2019).
Dia menambahkan pertanyaan mengenai peraturan apa yang akan dikenakan ke Libra tidak muncul dalam pertemuan itu, sambil menolak merinci hasil pertemuan tersebut.
Pada Minggu (20/6/2019), BIS menerbitkan penelitian tentang raksasa teknologi yang masuk ke bidang keuangan. Dalam penelitian tersebut disebutkan para raksasa media sosial, search engine, dan e-commerce banyak memegang data pengguna yang membuat raksasa teknologi ini punya keuntungan dibandingkan fintech dan bank.
Simak video tentang Facebook di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Facebook: Libra Bukan Aset Investasi Tapi Seperti Uang Tunai
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular