Huawei Gunakan Hak Paten Sebagai Senjata Rahasia?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
21 June 2019 13:57
Huawei Technologies berpotensi menarik royalti dari paten yang digunakan perusahaan AS.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Huawei Technologies, bisa saja meminta lebih banyak royalti dari perusahaan Amerika Serikat (AS) yang menggunakan teknologi yang telah dipatenkannya. Ini bisa menjadi strategi Huawei melawan tekanan bertubi-tubi yang diberikan AS, kata para ahli.

Jika Huawei melakukannya, ini akan jadi batu loncatan dalam perubahan strategi perusahaan yang biasanya tidak begitu memanfaatkan aspek hak kekayaan intelektual (HKI), meskipun memegang beberapa paten penting yang menopang dunia telekomunikasi.


"Huawei tahu ... menegakkan paten dan meminta royalti itu mahal dan juga bukan bisnis utama mereka," kata Tim Pohlmann, CEO IPlytics, kepada CNBC. "Royalti melalui paten adalah sebagian kecil dibandingkan dengan berapa banyak pendapatan yang mereka ciptakan melalui smartphone dan BTS. Tetapi ketika aliran pendapatan yang terakhir diambil dari mereka, ini hanyalah konsekuensi logis."

Reuters melaporkan, pekan lalu Huawei meminta perusahaan tekhnologi Verizon untuk membayar royalty sebesar US$ 1 miliar karena menggunakan lebih dari 230 patennya. Wall Street menyebut hak paten Huawei mencakup berbagai hal mulai dari peralatan jaringan inti hingga teknologi internet of things atau perangkat fisik yang dihubungkan satu sama lain melalui internet.

Diblokir Trump, Huawei Gunakan Senjata Rahasia Foto: Seorang pria menggunakan smartphone-nya di luar toko Huawei di Beijing. (AP Photo/Ng Han Guan)

Verizon nampaknya bukan satu-satunya perusahaan yang bermasalah dalam hal hak paten dengan Huawei. CEO dan pendiri perusahaan, Ren Zhengfei, mengatakan Huawei akan meminta royalti dari lebih banyak perusahaan.

"Selama beberapa tahun terakhir, kami tidak agresif mencari royalti HKI kepada perusahaan yang menggunakan HKI kami, itu karena kami sibuk mengejar pertumbuhan bisnis kami. Setelah kami memiliki lebih banyak waktu istirahat, kami dapat mencoba untuk mendapatkan uang dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan HKI kami," kata Ren Zhengfei, mengutip CNBC International.


Namun, ia menambahkan bahwa paten tidak akan digunakan sebagai "senjata untuk menghambat perkembangan masyarakat luas".

Huawei telah secara efektif dilarang menjual peralatan telekomunikasi di AS, tetapi teknologinya masih digunakan oleh perusahaan-perusahaan Amerika, melalui pihak ketiga yang menggunakan teknologi yang dipatenkan oleh Huawei.

Diblokir Trump, Huawei Gunakan Senjata Rahasia Foto: Huawei (REUTERS/Charles Platiau)

Jadi, meskipun peralatan jaringan Huawei tidak digunakan oleh perusahaan telekomunikasi besar di AS, mereka masih bisa menggunakan teknologi yang dipatenkan oleh Huawei dari vendor lain yang membeli produk tersebut.

Mengingat bahwa Huawei memiliki begitu banyak paten utama, maka hal itu tidak dapat terhindarkan. Bahkan, beberapa maskapai penerbangan AS juga kemungkinan menggunakan teknologi yang dipatenkan oleh Huawei.


Baru-baru ini, AS juga telah memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam/blacklist. Langkah ini membatasi perusahaan Amerika dari menjual produk ke Huawei.

Akibat hal ini, Huawei telah memangkas perkiraan pendapatannya untuk dua tahun ke depan. CEO-nya mengatakan penjualan perusahaan kemungkinan hanya senilai US$ 30 miliar karena masalah dengan AS terus berlanjut.

Diblokir Trump, Huawei Gunakan Senjata Rahasia Foto: Huawei (REUTERS/Aly Song)

Perlu diketahui, Huawei telah diberikan lebih dari 69.000 paten secara global terkait segala hal mulai dari sektor pengiriman data hingga manajemen lalu lintas jaringan, menurut data yang dikumpulkan untuk CNBC international oleh Relecura, platform analitik kekayaan intelektual (IP).

Sebanyak 49.379 pengajuan paten lainnya sedang menunggu keputusan. Dari semua paten yang diberikan, lebih dari 57% berada di China, sementara hampir 18% berada di AS, pasar paten terbesar kedua Huawei.


Huawei juga memiliki portofolio paten terbesar untuk 5G, yaitu sekitar 1.554 SEP (standard essential patent), dan mengungguli Nokia, Samsung dan LG Electronics, menurut IPlytics, sebuah perusahaan intelijen pasar yang mengurusi paten.

Simak video tentang Huawei di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article Inikah Senjata Rahasia Huawei untuk Serang Balik Trump & AS?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular