
Twitter Tutup 166.000 Akun Penyebar Konten Terorisme
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
10 May 2019 18:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Twitter terus bergerak menangani konten terorisme online di platformnya dan telah menangguhkan lebih dari 166.000 akun pada paruh kedua tahun lalu. Jumlah ini sekitar 20% lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Bersama dengan Facebook dan Google, Twitter berada di bawah tekanan regulator dan pemerintah di seluruh dunia untuk menghapus konten ekstremis lebih cepat. Bila tidak, platform media sosial itu akan menghadapi aturan yang lebih ketat.
Perusahaan laporan transparansi terbarunya mengatakan penggunaan alat teknisnya membuahkan hasil, dengan 91% akun yang mempromosikan konten terorisme ditangguhkan secara proaktif oleh teknologi internal. Sebagian besar penutupan itu dilakukan bahkan sebelum tweet pertama mereka diunggah karena data yang digunakan untuk membuat akun telah mengaktifkan peringatan.
Twitter menangguhkan 166.153 akun antara Juli dan Desember lalu karena mempromosikan terorisme. Jumlah ini turun 19% dari 205.156 akun yang ditutup dalam enam bulan sebelumnya.
"Penurunan tajam ini merupakan indikasi tren yang lebih besar yang sekarang kita amati, dari tahun ke tahun jumlah organisasi teroris yang mencoba menggunakan layanan kami berkurang," kata Sinead McSweeney, wakil presiden Twitter untuk kebijakan publik dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The Star, Jumat (10/05/2019).
"Ini dapat dikaitkan dengan pendekatan teknis yang kuat yang telah kami tingkatkan selama bertahun-tahun. Kami senang dengan capaian ini, tetapi kami akan tetap waspada," tambahnya.
(prm) Next Article Facebook & Twitter Ada Konten Pornografi, Siap-siap Didenda
Bersama dengan Facebook dan Google, Twitter berada di bawah tekanan regulator dan pemerintah di seluruh dunia untuk menghapus konten ekstremis lebih cepat. Bila tidak, platform media sosial itu akan menghadapi aturan yang lebih ketat.
Perusahaan laporan transparansi terbarunya mengatakan penggunaan alat teknisnya membuahkan hasil, dengan 91% akun yang mempromosikan konten terorisme ditangguhkan secara proaktif oleh teknologi internal. Sebagian besar penutupan itu dilakukan bahkan sebelum tweet pertama mereka diunggah karena data yang digunakan untuk membuat akun telah mengaktifkan peringatan.
![]() |
"Penurunan tajam ini merupakan indikasi tren yang lebih besar yang sekarang kita amati, dari tahun ke tahun jumlah organisasi teroris yang mencoba menggunakan layanan kami berkurang," kata Sinead McSweeney, wakil presiden Twitter untuk kebijakan publik dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The Star, Jumat (10/05/2019).
"Ini dapat dikaitkan dengan pendekatan teknis yang kuat yang telah kami tingkatkan selama bertahun-tahun. Kami senang dengan capaian ini, tetapi kami akan tetap waspada," tambahnya.
(prm) Next Article Facebook & Twitter Ada Konten Pornografi, Siap-siap Didenda
Most Popular