Sediakan Layanan Internet, Kemenkominfo Sewa Satelit Swasta

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
03 May 2019 11:59
Rudiantara menandatangani perjanjian kerjasama KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) satelit mutifungsi yang dinamai Satria di Museum Nasional.
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kominfo (Menteri Komunikasi dan Informatika) Republik Indonesia, Rudiantara menandatangani perjanjian kerjasama KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) satelit mutifungsi yang dinamai Satria di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Rudiantara menjelaskan perjanjian ini disebut KPBU karena tidak membebani APBN (Anggaran Pembangunan Negara) secara langsung dan digunakan untuk 15 tahun kedepan.

"Kita tanda tangan kontrak antara pemerintah pcpk nya menteri kominfo dengan badan usaha untuk merancang mendesain memanufaktur meluncurkan memelihara dan mengoperasikan satelit untuk 15 tahun," kata Rudiantara, Jumat.

Ia juga mengatakan satelit Satria ini berbeda dengan satelit yang dioperasikan Indosat Telkom, BRI, bahkan PSN (Proyek Strategis Nasional). Karena dibuat dan didesain khusus untuk internet cepat.


Perihal pembangunan, satelit ini akan mulai dibangun pada akhir tahun 2019 dan membutuhkan waktu perencanaan 3 tahun setengah akhir dengan estimasi meluncur di slot orbit pada 2022.

Tetapi Rudiantara mengatakan pengoperasiannya akan dimulai lebih cepat dengan menyewa terlebih dahulu karena kebutuhan masyarakat.

"Tapi kita tidak menunggu satelit nya ada di orbit, kalau nunggu masih 2022. Jadi kita akan sewa satelit yang karakteristiknya mirip dengan satelit satria ini. Secara perlahan akan kita pindahkan kalau satria sudah ada di slot nya," jelasnya.

Ia menjelaskan kembali bahwa tahun ini satelit sudah mulai sewa sebelum Satria mengorbit.

"Kita sewa dulu karena masyarakat ga bisa nunggu sampai 2022, hanya kalau sewa kapasaitas kecil kecil paling 2,5gb - 5gb yang kita bangun 150gb," tambahnya.

Perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan satelit Satria membutuhkan Rp 21,4 triliun untuk 15 tahun. Walaupun terlihat besar, Rudiantara menerangkan bahwa ini sudah termasuk proses operasional dan pemeliharannya.

Ia menjelaskan, jika dibandingkan dengan satelit lain, satelit ini secara perhitungan NPV (Net Present value) hanya sekitar 20% per mega bit. Pembangunan ini ditujukan untuk menghemat biaya karena "sewa lebih mahal udah pasti."

Proyek ini dimenangkan oleh PSN dan sudah di proses sejak 2016 dan resmi ke pasarpada 2017 (market sounding), tender 2018 terakhir ada dari sisi teknis yang berisi 4-5 tahap.

Satelit akan digunakan paling banyak oleh sekolah dengan kapasitas 90.000 sekolah. Tetapi Rudiantara menegaskan antena tidak hanya dibangun di pulau jawa karena Ia ingin mendorong ke daerah-daerah pedalaman.

"Di jawa ada tapi kita distribusi ekonomi ke daerah,"

Setelah satelit ini, akan dibicarakan satelit sebelumnya karena satelit Satria dengan kapasitas 150gb "belum mencukupi kebutuhan Indonesia."

Ia juga menerangkan kalau satelit ini adalah komplemen dari satelit palapa ring bukan pengganti atau tambahan. Karena palapa ring menyentuh sampai kabupaten kota sedangkan satelit ini bisa menjangkau pedalaman-pedalaman.


(roy/roy) Next Article Hore... Tahun Ini Indonesia Bakal Merdeka Internet

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular