Perkembangan Teknologi
Startup Unicorn Rugi Tapi Disuntik Investor, ini yang Dilihat
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
21 February 2019 19:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Istilah unicorn ramai diperbincangkan selepas debat kedua pemilihan presiden 2019 di Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Istilah unicorn memang tidak terlalu sering terdengar oleh masyarakat awam. Namun istilah ini cukup populer di kalangan para pelaku startup. Unicorn merupakan julukan kepada startup yang memiliki nilai perusahaan lebih dari US$1 miliar atau setara Rp 14 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.000).
Sudah banyak kisah sukses yang kita dengar dari startup Indonesia yang berhasil meraih sebutan Unicorn, salah satunya Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka.
Namun dibalik valuasi yang besar, belum tentu bahwa perusahaan tersebut telah menciptakan profit, bahkan kemungkinan besar masih merugi. Ternyata startup memiliki keunikan dan perlu penilaian berbeda karena startup sukses belum tentu harus profit sekarang.
"Menilai sebuah startup memang mungkin gak bisa sama dengan menilai bisnis yang tradisional ya," kata Eddi Danusaputro - CEO Mandiri Capital Indonesia melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/2/2019).
"Karena ya memang startup mungkin gak rata dan hampir semua belum profit. Bahkan kalau yang kita bicarakan unicorn pun seperti traveloka, Gojek, Grab, bukalapak, belum profit mereka," tambahnya.
Startup yang belum profit bukan berarti tidak ada nilainya karena mereka masih memiliki penghasilan (revenue). Biasanya revenue sering disebut sebagai omset.
Contohnya perusahaan e-commerce marketplace seperti BukaLapak dan Tokopedia yang dilihat adalah Gross Merchandise Value (GMV) yaitu nilai transaksi yang ada di platform tersebut.
Investor tertarik dengan perusahaan startup karena berasumsi dan membuat proyeksi jangka panjang. Eddi menjelaskan "bahwa sekarang (startup) memang belum profit, tapi di depannya ada kemungkinan untuk me-monetize, membuat lebih profit."
"Jadi semua harus harus melihat ke depan, bahwa ini potensi untuk di-monetize," ujarnya.
Saksikan video pernyataan Prabowo Subianto tentang startup unicorn dalam debat Capres di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Ada 21 Startup Unicorn di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya
Istilah unicorn memang tidak terlalu sering terdengar oleh masyarakat awam. Namun istilah ini cukup populer di kalangan para pelaku startup. Unicorn merupakan julukan kepada startup yang memiliki nilai perusahaan lebih dari US$1 miliar atau setara Rp 14 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.000).
Sudah banyak kisah sukses yang kita dengar dari startup Indonesia yang berhasil meraih sebutan Unicorn, salah satunya Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka.
"Menilai sebuah startup memang mungkin gak bisa sama dengan menilai bisnis yang tradisional ya," kata Eddi Danusaputro - CEO Mandiri Capital Indonesia melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/2/2019).
![]() |
"Karena ya memang startup mungkin gak rata dan hampir semua belum profit. Bahkan kalau yang kita bicarakan unicorn pun seperti traveloka, Gojek, Grab, bukalapak, belum profit mereka," tambahnya.
Startup yang belum profit bukan berarti tidak ada nilainya karena mereka masih memiliki penghasilan (revenue). Biasanya revenue sering disebut sebagai omset.
Contohnya perusahaan e-commerce marketplace seperti BukaLapak dan Tokopedia yang dilihat adalah Gross Merchandise Value (GMV) yaitu nilai transaksi yang ada di platform tersebut.
Investor tertarik dengan perusahaan startup karena berasumsi dan membuat proyeksi jangka panjang. Eddi menjelaskan "bahwa sekarang (startup) memang belum profit, tapi di depannya ada kemungkinan untuk me-monetize, membuat lebih profit."
"Jadi semua harus harus melihat ke depan, bahwa ini potensi untuk di-monetize," ujarnya.
Saksikan video pernyataan Prabowo Subianto tentang startup unicorn dalam debat Capres di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Ada 21 Startup Unicorn di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular