Startup

700-an Fintech P2P China Bakal Tutup di 2019, Kenapa?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
02 January 2019 20:45
Tahun 2018 sebanyak 50% fintech lending di China sudah tutup dan jumlahnya jadih 1.021 fintech.
Foto: Infografis/Persiapan Memasuki Dunia Peer to Peer Lending/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah fintech peer-to-peer (P2P) lending China kemungkinan berkurang hingga 70% tahun ini, karena Beijing mengambil langkah tegas pada fintech pinjam-meminjam untuk mengatasi perbankan gelap (shadow banking).

Perusahaan riset yang berbasis di Shanghai, Yingcan Group memprediksi hanya akan ada 300 fintech lending yang bertahan pada akhir tahun ini.

South China Morning Post (SCMP) melaporkan akhir 2018 jumlah fintech lending tinggal 1.021 startup atau turun 50% dibandingkan tahun sebelum. Berarti jika hanya akan ada 300 fintech maka sebanyak 700 lebih akan tutup. Sejak Agustus 2018 tidak ada pemain baru dalam bisnis fintech lending China.

Yidai, P2P lending penyalur pinjaman merupakan fintech pinjaman terbaru yang keluar dari bisnis ini. Manajemen sudah membentuk sebuah komite untuk mengembalikan dana para lender atau pemberi pinjaman, ujar manajemen dalam keterangan resminya akhir pekan lalu.

Yidai memiliki sekitar 32.000 lender dengan saldo pokok pinjaman sebesar 4 miliar yuan (US$ 581 juta), dan mengharapkan untuk membayar mereka dalam tiga hingga lima tahun.

Yidai, yang menerima investasi dari SoftBank China Venture Capital pada 2014, juga mengatakan pemegang saham dan eksekutif tidak diizinkan meninggalkan negara itu.

Yidai dan SoftBank tidak segera membalas panggilan dan email yang meminta komentar.

Tahun Ini 70% Fintech Lending China Akan Tutup, Kenapa?Foto: Lender melakukan demo ke kantor fintech lending di China minta uang dikembalikan (REUTERS/Aly Song)

Pemerintah China mulai memberi perhatian pada perkembangan fintech lending China dalam tiga tahun terakhir. Beijing ingin mencegah munculkan skema ponzi di bisnis P2P lending dengan ambil langkah tegas. Kebijakan ini memicu protes di kota-kota besar dan kerugian para lender.

Pemerintah Tiongkok berencana untuk menurunkan jumlah P2P lending berukuran kecil dan menengah, ujar sumber SCMP yang mengetahui rencana tersebut.

P2P lending memang tumbuh pesat di China dan tidak mendapatkan pengaturan yang ketat sehingga menciptakan shadow banking yang menimbulkan risiko pada perekonomian China.

[Gambas:Video CNBC]



(roy/dru) Next Article Pecinta Fitness, Ada Startup Buat Nge-gym Nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular