Startup

Bukan AS, Kini Eropa Jadi Rumah Bagi Para Startup

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
04 December 2018 15:52
Jumlah startup yang IPO di bursa Eropa dua kali lipat lebih banyak dari Amerika Serikat.
Foto: REUTERS/Paul Hackett/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa kini mendapat julukan baru sebagai rumah dari perusahaan rintisan (startup). Pasalnya, jumlah startup yang mencatatkan saham di bursa Eropa lebih banyak dua kali lipat ketimbang Amerika Serikat. Ini merupakan laporan dari perusahaan modal ventura Atomico.



Penelitian yang dirilis hari Selasa pada konferensi teknologi Lumpur di Helsinki, Finlandia, menunjukkan investor dapat meraup keuntungan besar dari perusahaan rintisan teknologi Eropa. Mengutip data dari London Stock Exchange, ditemukan 69 perusahaan teknologi telah IPO di Eropa sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan 28 di AS.

Perusahaan teknologi Eropa yang IPO pada tahun 2018 juga mencatatkan rata-rata kenaikan harga saham sebesar 222%. Sebaliknya, IPO teknologi AS memiliki perolehan rata-rata 42%.



"Tahun ini telah menjadi tahun yang luar biasa bagi ekosistem teknologi Eropa," Tom Wehmeier, mitra dan kepala penelitian di Atomico yang menulis laporan tersebut, dilansir dari CNBC International.



Laporan tahunan keempat ini yang mensurvei 5.000 responden di seluruh Eropa. Dikatakan bahwa salah satu alasan benua itu melampaui AS di pasar IPO teknologi adalah bahwa bursa Eropa lebih mendukung perusahaan-perusahaan kecil yang ingin IPO. 62 dari 69 IPO perusahaan teknologi Eropa memiliki kapitalisasi pasar di bawah US$1 miliar (Rp 14 triliun).

Unicorn Eropa

Penelitian ini juga menyoroti semakin banyak unicorn Eropa, atau perusahaan yang bernilai lebih dari US$1 miliar. Atomico melaporkan ada 17 unicorn baru di Eropa tahun ini, 2 kali lipat jumlah tahun lalu. Di antaranya adalah perusahaan fintech Inggris, Revolut, Monzo, dan taksi Estonia, Taxify.

Wehmeier mengatakan kesuksesan Spotify menempatkan unicorn Eropa dalam sorotan. Perusahaan streaming musik yang berbasis di Stockholm yang terdaftar di Bursa Efek New York pada April sebesar US$26 miliar, pencatatan langsung terbesar yang pernah tercatat.



Saham Spotify telah turun sekitar 6% sejak IPO, tetapi mayoritas analis mempertahankan peringkat beli pada saham, menurut Thomson Reuters.



"Kadang-kadang ada banyak pembicaraan bahwa Eropa tidak dapat bersaing di panggung global, dan Saya pikir Spotify telah menunjukkan bahwa ... Anda masih bisa menduduki posisi atas jika Anda mulai berpikir besar dari awal," kata Wehmeier.

[Gambas:Video CNBC]



(roy) Next Article Ada 21 Startup Unicorn di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular