Cerita Patrick Walujo Soal Go-Jek yang Hampir 'Dicaplok' Uber

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 October 2018 18:18
Go-Jek awalnya sempat direncanakan menjadi bagian dari perusahaan transportasi online asal Amerika Serikat (AS), Uber.
Foto: Patrick Walujo (CNBC Indonesia/Arina Yulistara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Go-Jek saat ini menjadi salah satu perusahaan startup yang telah bertransformasi menjadi unicorn, yaitu perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari US$1 miliar atau setara Rp 15,2 triliun.

Namun, siapa sangka di balik kesuksesan Go-Jek saat ini, platform tersebut awalnya sempat direncanakan menjadi bagian dari perusahaan transportasi online asal Amerika Serikat (AS), Uber?


Hal tersebut dikemukakan oleh Pendiri Northstar Group Patrick Walujo, perusahaan pertama yang menyuntikkan dana kepada Go-Jek. Ini diceritakan Patrick, dalam sebuah seminar milenial di Djakarta Theater, Minggu (28/10/2018).

"Itu Go-Jek mau diapain?," buka Patrick meniru pertanyaannya kepada Nadiem Makariem yang merupakan bos Go-Jek pada waktu itu.

"Saya bilang, saya baru ketemu sama pemiliknya Uber. Dia bilang Uber mau mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Waktu itu Uber belum sebesar ini," kata Patrick.

Cerita Patrick Walujo Soal Go-Jek yang Hampir 'Dicaplok' UberFoto: Patrick Walujo (CNBC Indonesia/Arina Yulistara)
Ia pun merekomendasikan kepada Nadiem agar Go-Jek yang pada saat itu tengah dikembangkan bisa bekerja sama dengan Uber. Apalagi, Go-Jek saat itu masih kesulitan untuk mencari dana.

"Kenapa enggak dibikin Go-Jek menjadi aplikasi sebelum Uber masuk? Duluan bikin pake motor. Nanti sewaktu Uber masuk, bilang saja ke Uber biar mereka enggak usah masuk dari awal," katanya.

"Tapi Nadiem bilang, memang saya punya pikiran kalau mau bikin aplikasi, tapi enggak ada duit. Saya bilang, kamu cari teman yang bisa bikin aplikasi, kira-kira butuh US$800 ribu untuk bikin aplikasi," jelas Patrick meniru pembicarannya dengan Nadiem.

Cerita tersebut berlalu, Patrick pun meminjamkan dananya kepada Nadiem sebagai modal awal membangun Go-Jek. Sehingga pada 2015 lalu, Go-Jek pun muncul ke permukaan dan terus eksis sampai saat ini.


"Awalnya banyak kesulitan, tapi karena kegigihan dan ketekunan Nadiem dan kawan-kawan Go-Jek bisa seperti ini pada saat ini," katanya.

"Sesudah itu kita bisa invest terus ke Go-Jek, investasinya cukup besar dan kita masih salah satu pemegang saham terbesar di Go-Jek," ungkap Patrick.

(prm) Next Article Bos Northstar Beri Tips Agar Startup Raih Suntikan Dana Segar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular