
Fintech
Rambah India, Warren Buffett Investasi di Fintech Rp 5,2 T
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
28 August 2018 19:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Warren Buffett sedang bersiap untuk berinvestasi di perusahaan mobile payment terkemuka di India.
Perusahaan investasi terkenal Berkshire Hathaway berencana mengakuisisi saham di Paytm, kata seorang narasumber yang mengetahui kesepakatan itu kepada CNNMoney pada hari Senin (27/8/2018).
Kedua perusahaan sudah berdiskusi selama beberapa bulan tentang investasi yang nilainya sekitar 25 miliar rupee (Rp 5,2 triliun). Investasi itu akan membuat valuasi Paytm menjadi sekitar US$10 miliar (Rp 146,2 triliun), kata si narasumber. Ia menambahkan bahwa kesepakatan akan diumumkan paling cepat pekan ini.
Paytm menolak berkomentar, sementara Berkshire Hathaway tidak menanggapi permintaan berkomentar di luar jam kerja.Kabar tersebut pertama kali diungkapkan oleh surat kabar India bernama Mint.
Investasi pertama Buffett di perusahaan India akan membuatnya memasuki pasar yang berkembang dengan pesat itu. Pasalnya, beberapa pemain papan atas Silicon Valley juga mulai melirik India.
Google meluncurkan aplikasi pembayaran ponselnya yang bernama Tez di India tahun lalu. WhatsApp, aplikasi pesan ponsel milik Facebook, juga melakukan uji coba layanan serupa di negara itu.
"Ada banyak daya tarik," kata DD Mishra, Direktur Penelitian di Gartner. "Pasar ini akan menjadi sangat kompetitif, dan Anda perlu kocek lebih dalam untuk bisa bertahan lama," tambahnya.
Warga India suka berbinis dengan uang tunai, dan sebagian besar transaksi di negara itu masih menggunakan uang kertas dan koin rupee.
Namun, keputusan mengejutkan Perdana Menteri Narendra Modi untuk melarang 86% uang tunai di India pada bulan November 2016 memberi dorongan besar untuk dompet daring (online) seperti Paytm. Sekitar 10 juta pengguna baru mendaftar ke Paytm dalam waktu satu bulan.
Perusahaan itu adalah pemimpin pasar pembayaran ponsel dengan memiliki lebih dari 300 juta pengguna. Paytm juga memulai sebuah platform ritel online bernama Paytm Mall untuk menyaingi Amazon dan Flipkart, yang membeli Walmart di awal tahun ini.
Besarnya populasi anak muda di India dengan pertumbuhan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) membuatnya menjadi pasar yang sangat menjanjikan untuk pembayaran ponsel dan belanja online, kata Kenny Liew selaku analis di perusahaan riset Fitch Solutions.
"Ini akan diartikan sebagai lebih banyak pengeluaran, yang mengarah ke peningkatan volume penjualan e-commerce dan pembayaran untuk diraup Paytm," tambah Liew.
Buffett juga sebelumnya membicarakan optimismenya tentang India. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi lokal tahun lalu, dia berkata negara itu memiliki potensi "yang luar biasa" sebagai sebuah pasar.
"Jika Anda memberitahu saya sebuah perusahaan hebat di India yang dijual, saya akan ke sana besok," katanya.
Investasi dari Buffett yang memiliki julukan Oracle of Omaha itu akan membuat semua orang duduk tegak dan memperhatikan. Berkshire Hathaway akan bergabung dengan Alibaba, raksasa teknologi asal China, dan Softbank, konglomerasi asal Jepang, sebagai investor-investor besar di Paytm.
"Mempertimbangkan Buffett adalah seorang investor fundamental dan sebagian besar investasinya bertahan setidaknya satu dekade, ini adalah suatu sinyal jelas bahwa Paytm akan menjadi relevan dalam jangka waktu yang lama," kata Vaidyanathan Krishnamurthy selaku seorang profesor keuangan di Indian School of Business.
"Fakta bahwa dia berinvestasi di sebuah perusahaan teknologi India adalah suatu momentum besar untuk semua startup [perusahaan rintisan] teknologi India."
(roy) Next Article BI Minta Perbankan Tak Perlu Curigai Fintech, Ada Apa?
Perusahaan investasi terkenal Berkshire Hathaway berencana mengakuisisi saham di Paytm, kata seorang narasumber yang mengetahui kesepakatan itu kepada CNNMoney pada hari Senin (27/8/2018).
Investasi pertama Buffett di perusahaan India akan membuatnya memasuki pasar yang berkembang dengan pesat itu. Pasalnya, beberapa pemain papan atas Silicon Valley juga mulai melirik India.
Google meluncurkan aplikasi pembayaran ponselnya yang bernama Tez di India tahun lalu. WhatsApp, aplikasi pesan ponsel milik Facebook, juga melakukan uji coba layanan serupa di negara itu.
![]() |
"Ada banyak daya tarik," kata DD Mishra, Direktur Penelitian di Gartner. "Pasar ini akan menjadi sangat kompetitif, dan Anda perlu kocek lebih dalam untuk bisa bertahan lama," tambahnya.
Warga India suka berbinis dengan uang tunai, dan sebagian besar transaksi di negara itu masih menggunakan uang kertas dan koin rupee.
Namun, keputusan mengejutkan Perdana Menteri Narendra Modi untuk melarang 86% uang tunai di India pada bulan November 2016 memberi dorongan besar untuk dompet daring (online) seperti Paytm. Sekitar 10 juta pengguna baru mendaftar ke Paytm dalam waktu satu bulan.
Perusahaan itu adalah pemimpin pasar pembayaran ponsel dengan memiliki lebih dari 300 juta pengguna. Paytm juga memulai sebuah platform ritel online bernama Paytm Mall untuk menyaingi Amazon dan Flipkart, yang membeli Walmart di awal tahun ini.
Besarnya populasi anak muda di India dengan pertumbuhan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) membuatnya menjadi pasar yang sangat menjanjikan untuk pembayaran ponsel dan belanja online, kata Kenny Liew selaku analis di perusahaan riset Fitch Solutions.
![]() |
"Ini akan diartikan sebagai lebih banyak pengeluaran, yang mengarah ke peningkatan volume penjualan e-commerce dan pembayaran untuk diraup Paytm," tambah Liew.
Buffett juga sebelumnya membicarakan optimismenya tentang India. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi lokal tahun lalu, dia berkata negara itu memiliki potensi "yang luar biasa" sebagai sebuah pasar.
"Jika Anda memberitahu saya sebuah perusahaan hebat di India yang dijual, saya akan ke sana besok," katanya.
Investasi dari Buffett yang memiliki julukan Oracle of Omaha itu akan membuat semua orang duduk tegak dan memperhatikan. Berkshire Hathaway akan bergabung dengan Alibaba, raksasa teknologi asal China, dan Softbank, konglomerasi asal Jepang, sebagai investor-investor besar di Paytm.
"Mempertimbangkan Buffett adalah seorang investor fundamental dan sebagian besar investasinya bertahan setidaknya satu dekade, ini adalah suatu sinyal jelas bahwa Paytm akan menjadi relevan dalam jangka waktu yang lama," kata Vaidyanathan Krishnamurthy selaku seorang profesor keuangan di Indian School of Business.
"Fakta bahwa dia berinvestasi di sebuah perusahaan teknologi India adalah suatu momentum besar untuk semua startup [perusahaan rintisan] teknologi India."
(roy) Next Article BI Minta Perbankan Tak Perlu Curigai Fintech, Ada Apa?
Most Popular