
Fintech Jangan Sebabkan 'New Shadow Banking'
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
06 August 2018 20:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyoroti bagaimana regulasi dan supervisi atas perkembangan finacial technology (fintech) perlu menjadi perhatian bank sentral. Tujuannya, sebagai salah satu cara menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Hal itu disampaikan Perry dalam Executives' Meeting of East Asia-Pacific (EMEAP) Central Banks Governors Meeting, yang berlangsung pada 4-5 Agustus 2018 lalu di Manila, Filipina.
EMEAP atau pertemuan eksekutif Bank Sentral Asia Timur dan Pasifik adalah forum kerja sama sebelas bank sentral dan otoritas moneter di wilayah Asia Timur dan Pasifik.
Menurut Perry, dibutuhkan dimensi lintas batas antar yuridiksi agar tidak menyebabkan merebaknya shadow banking seiring perkembangan fintech. Sebab, hal itu dapat menjadi risiko baru.
Selain itu, Perry menyebut, perlu bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam menghadapi tekanan akibat ketidakpastian global saat ini. Maka dari itu, kerja sama antara Bank Sentral di kawasan menjadi hal yang penting.
Dalam kesempatan sama, para Gubernur Bank Sentral yang hadir juga sepakat melakukan penguatan koordinasi kebijakan dalam menghadapi tekanan eksternal dari globalisasi. Mereka menegaskan kembali pentingnya EMEAP sebagai wadah komunikasi dan diskusi terkait perumusan kebijakan Bank Sentral guna memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan.
Lebih lanjut, dilakukan pembahasan terkait perkembangan terkini Komite Stabilitas Moneter dan Keuangan (Monetary and Financial Stability Committee - MFSC) yang meliputi kegiatan pengawasan (surveillance), kegiatan riset, dan kerangka manajemen krisis regional. Dilakukan pula mendiskusikan kemajuan pelaksanaan berbagai inisiatif dan aktivitas EMEAP yang terkait stabilitas moneter dan sistem keuangan, pengawasan perbankan, pasar keuangan, sistem pembayaran dan setelmen.
(wed/wed) Next Article Top! 8 Juta Pedagang di RI Sudah Terhubung QRIS
Hal itu disampaikan Perry dalam Executives' Meeting of East Asia-Pacific (EMEAP) Central Banks Governors Meeting, yang berlangsung pada 4-5 Agustus 2018 lalu di Manila, Filipina.
EMEAP atau pertemuan eksekutif Bank Sentral Asia Timur dan Pasifik adalah forum kerja sama sebelas bank sentral dan otoritas moneter di wilayah Asia Timur dan Pasifik.
Selain itu, Perry menyebut, perlu bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam menghadapi tekanan akibat ketidakpastian global saat ini. Maka dari itu, kerja sama antara Bank Sentral di kawasan menjadi hal yang penting.
Dalam kesempatan sama, para Gubernur Bank Sentral yang hadir juga sepakat melakukan penguatan koordinasi kebijakan dalam menghadapi tekanan eksternal dari globalisasi. Mereka menegaskan kembali pentingnya EMEAP sebagai wadah komunikasi dan diskusi terkait perumusan kebijakan Bank Sentral guna memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan.
Lebih lanjut, dilakukan pembahasan terkait perkembangan terkini Komite Stabilitas Moneter dan Keuangan (Monetary and Financial Stability Committee - MFSC) yang meliputi kegiatan pengawasan (surveillance), kegiatan riset, dan kerangka manajemen krisis regional. Dilakukan pula mendiskusikan kemajuan pelaksanaan berbagai inisiatif dan aktivitas EMEAP yang terkait stabilitas moneter dan sistem keuangan, pengawasan perbankan, pasar keuangan, sistem pembayaran dan setelmen.
(wed/wed) Next Article Top! 8 Juta Pedagang di RI Sudah Terhubung QRIS
Most Popular