Cryptocurrency
Petro, Mata Uang Kripto Venezuela Siap Beredar Pekan Depan
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
17 February 2018 19:57

Caracas, CNBC Indonesia - Regulator Venezuela yakin mata uang kripto (cryptocurrency) barunya, Petro, akan menarik investor dari Turki, Qatar, Amerika Serikat (AS), dan Eropa, dilansir dari Reuters. Rencananya, Petro akan diperdagangkan untuk pertama kalinya pada hari Selasa pekan depan.
Sebelumnya, pemerintahan Venezuela di bawah pimpinan Presiden Nicolas Maduro mengatakan Petro akan membantu negaranya menghadapi sanksi keuangan yang dijatuhkan Washington yang telah mempersulit kondisi keuangan negara penghasil minyak itu.
Namun, beberapa pihak yang skeptis memperkirakan kondisi keuangan Venezuela saat ini akan membatasi minat para investor. Departemen Keuangan AS bahkan telah memperingatkan kemungkinan Petro akan melanggar sanksi terhadap Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
“Pada hari Selasa, akan ada beberapa pengumuman tentang dimulanyai proses [perdagangan Petro],” ujar Carlos Vargas, Pengawas Mata Uang Kripto Venezuela. “Dan pasti akan ada banyak investor dari Qatar, Turki, dan beberapa negara Timur tengah, meskipun akan dimungkinkan investor dari Eropa dan Amerika Serikat juga ikut berpartisipasi.”
Namun dirinya tidak menjelaskan lebih jauh perihal perdagangan Petro tersebut.
Pemerintah Venezuela hingga saat ini belum memberikan rincian lengkap tentang Petro. Namun penasehat pemerintahan Venezuela merekomendasikan sekitar 38,4% petro harus dijual dalam lelang tertutup dengan harga diskon sebesar 60%.
Venezuela saat ini mengalami inflasi hingga empat kali lipat dan menderita kekurangan makanan serta obat-obatan utama. Hal tersebut mendorong meningkatkanya insiden gizi buruk dan penyakit menular di negara itu.
Maduro mengatakan pemerintahannya adalah korban dari perang ekonomi, yang dipimpin oleh politisi dari pihak opisisi dengan bantuan dari pemerintah AS di bawah pimpinan Donald Trump.
Sanksi yang dikenakan oleh Washington menghalangi bank dan investor AS membeli surat utang negara Venezuela pada tahun lalu. Sanksi itu efektif membuat negara penghasil minyak ini berusaha keras untuk mendapatkan pinjaman dari luar negeri untuk mendapat uang tunai atau membiayai kembali utang yang ada.
(prm/prm) Next Article Venezuela Mulai Jual Cryptocurrency Miliknya
Sebelumnya, pemerintahan Venezuela di bawah pimpinan Presiden Nicolas Maduro mengatakan Petro akan membantu negaranya menghadapi sanksi keuangan yang dijatuhkan Washington yang telah mempersulit kondisi keuangan negara penghasil minyak itu.
Namun, beberapa pihak yang skeptis memperkirakan kondisi keuangan Venezuela saat ini akan membatasi minat para investor. Departemen Keuangan AS bahkan telah memperingatkan kemungkinan Petro akan melanggar sanksi terhadap Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Namun dirinya tidak menjelaskan lebih jauh perihal perdagangan Petro tersebut.
Pemerintah Venezuela hingga saat ini belum memberikan rincian lengkap tentang Petro. Namun penasehat pemerintahan Venezuela merekomendasikan sekitar 38,4% petro harus dijual dalam lelang tertutup dengan harga diskon sebesar 60%.
Venezuela saat ini mengalami inflasi hingga empat kali lipat dan menderita kekurangan makanan serta obat-obatan utama. Hal tersebut mendorong meningkatkanya insiden gizi buruk dan penyakit menular di negara itu.
Maduro mengatakan pemerintahannya adalah korban dari perang ekonomi, yang dipimpin oleh politisi dari pihak opisisi dengan bantuan dari pemerintah AS di bawah pimpinan Donald Trump.
Sanksi yang dikenakan oleh Washington menghalangi bank dan investor AS membeli surat utang negara Venezuela pada tahun lalu. Sanksi itu efektif membuat negara penghasil minyak ini berusaha keras untuk mendapatkan pinjaman dari luar negeri untuk mendapat uang tunai atau membiayai kembali utang yang ada.
(prm/prm) Next Article Venezuela Mulai Jual Cryptocurrency Miliknya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular