
Bitcoin Akan Bertahan 100 Tahun, Tapi Tak Lagi Berharga
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 January 2018 14:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena mata uang kripto seperti Bitcoin diperkirakan akan tetap bertahan selama 100 tahun. Meski demikian, layaknya fenomena bunga Tulip berabad-abad lalu, Bitcoin tidak akan ada artinya di masa depan alias ambruk.
Dikutip melalui CNBC, Sabtu (20/1/2018), Ekonom peraih Nobel Robert Shiller menggambarkan fenomena Bitcoin, tak jauh berbeda dengan fenomena bunga Tulip di Belanda pada medio 1640. Di masa depan, harga Bitcoin diperkirakan tidak akan seperti saat ini,
“Jadi pertanyannya, apakah akan runtuh? Kami saat ini masih membayar tulip, dan terkadang harganya mahal. (Bitcoin) mungkin benar-benar runtuh dan dilupakan. Tapi saya pikir, (Bitcoin) masih bisa bertahan di sini dalam 100 tahun,” kata Shriller.
Pada abad ke-17, bunga Tulip menjadi suatu fenomena besar di Belanda karena harganya yang terus meroket. Melonjaknya harga bunga tulip, akhirnya menyebabkan pasar keuangan terpuruk pada 1637, karena gelembung yang ditimbulkan dari harga Tulip yang melonjak.
Tak hanya Shiller, beberapa ekonom seperti Paul Donovan pun hampir menyamakan perkembangan bitcoin dengan gelembung tulip. Sejauh ini, tercatat tidak hanya dua ekonom tersebut yang bersikap kritis terhadap perkembangan harga bitcoin yang terus melonjak.
Komentar ini pun pada akhirnya membuat harga bitcoin mulai jatuh, karena dianggap sebagai aset yang cukup mengkhawatirkan. Para pemilik mata uang kripto seperti Bitcoin, mulai melakukan aksi jual besar-besaran, setelah harga Bitcoin dalam 12 bulan terakhir naik hingga 1.000%.
JP CEO, Morgan Jamie Dimon menyebut, Bitcoin adalah sebuah kecurangan. Sementara itu, CEO Berkshire Hathaway Warren Buffet saat berbincang dengan CNBC mengatakan, mata uang kripto akan berakhir naas.
(dru) Next Article Bitcoin Mulai Ditinggalkan, Investor Kembali ke Komoditas
Dikutip melalui CNBC, Sabtu (20/1/2018), Ekonom peraih Nobel Robert Shiller menggambarkan fenomena Bitcoin, tak jauh berbeda dengan fenomena bunga Tulip di Belanda pada medio 1640. Di masa depan, harga Bitcoin diperkirakan tidak akan seperti saat ini,
“Jadi pertanyannya, apakah akan runtuh? Kami saat ini masih membayar tulip, dan terkadang harganya mahal. (Bitcoin) mungkin benar-benar runtuh dan dilupakan. Tapi saya pikir, (Bitcoin) masih bisa bertahan di sini dalam 100 tahun,” kata Shriller.
Tak hanya Shiller, beberapa ekonom seperti Paul Donovan pun hampir menyamakan perkembangan bitcoin dengan gelembung tulip. Sejauh ini, tercatat tidak hanya dua ekonom tersebut yang bersikap kritis terhadap perkembangan harga bitcoin yang terus melonjak.
Komentar ini pun pada akhirnya membuat harga bitcoin mulai jatuh, karena dianggap sebagai aset yang cukup mengkhawatirkan. Para pemilik mata uang kripto seperti Bitcoin, mulai melakukan aksi jual besar-besaran, setelah harga Bitcoin dalam 12 bulan terakhir naik hingga 1.000%.
JP CEO, Morgan Jamie Dimon menyebut, Bitcoin adalah sebuah kecurangan. Sementara itu, CEO Berkshire Hathaway Warren Buffet saat berbincang dengan CNBC mengatakan, mata uang kripto akan berakhir naas.
(dru) Next Article Bitcoin Mulai Ditinggalkan, Investor Kembali ke Komoditas
Most Popular