
Apakah Satoshi 'Bitcoin' Nakamoto Seperti Jarvis di Iron Man?
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
18 January 2018 11:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu misteri yang belum terpecahkan di dunia ini adalah sesosok 'Satoshi Nakamoto'. Entah nama tersebut merupakan figur seseorang wanita cantik, pria ganteng atau organisasi, atau justru sistem komputasi pintar seperti Jarvis, di film Iron Man.
Satoshi Nakamoto adalah pseudonym, nama samaran, yang sejak tahun 2008 belum ada yang pernah mengaku bahkan mengungkap siapa di balik nama tersebut yang cukup fenomenal menciptakan uang digital berbasis kripto, Bitcoin.
Tahun 2008, Satoshi Nakamoto mempublikasikan 9 lembar 'white paper' yang untuk pertama kalinya menyebut uang digital bitcoin. Peer-to-peer electronic cash atau mungkin bisa disebut sistem elektronik gotong royong.
Beberapa bulan kemudian, Satoshi Nakamoto merilis software Bitcoin untuk pertama kalinya dengan berpatrner bersama pengembang dan pengkoding online untuk membuktikan kepada khalayak.
Pengembangan Bitcoin berlanjut sampai akhirnya sosok Satoshi Nakamoto pun menghilang bak ditelan bumi. Tapi, Satoshi Nakamoto ini tidak hilang begitu saja tanpa membawa 'sesuatu'.
Researcher asal Argentina, Sergio Demian Lerner kepada CNBC Internasional, seperti dikutip Kamis (18/1/2018) menyebut Satoshi Nakamoto mengakumulasikan jutaan Bitcoin di kantongnya sebelum menghilang.
Bahkan, mungkin tercatat hingga US$ 6 miliar atau Rp 81 triliun.
Makalah bertajuk ‘Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System’ tersebut berisi tentang sistem yang menjadi tulang punggung bitcoin, yakni blockchain.
Seperti judul makalah Satoshi, bitcoin membawa nafas peer-to-peer atau desentralisasi sehingga setiap pengguna atau pemilik akun wallet bitcoin adalah bank sentral bagi dirinya sendiri. Para pengguna bitcoin bisa mengirimkan ‘uang’ atau melakukan transaksi dalam seketika di seluruh dunia, tanpa money changer dan dapat langsung dibelanjakan di merchant tertentu.
Konsep tersebut bisa saja diibaratkan seperti seorang Tony Stark, si Iron Man yang tinggal perintah kepada Jarvis, maka datang langsung kebutuhannya.
Penggunaan bitcoin menjadi sangat simpel. Hanya memerlukan scanner QR dan keranjang atau dompet (bitcoin wallet) yang tersedia dalam aplikasi. Syaratnya hanya dua, yaitu jaringan internet dan telepon pintar alias smartphone.
Mekanisme kerja blockchain berawal dari setiap transaksi yang dilakukan oleh seseorang akan tercatat dalam sebuah buku kecil milik masing-masing pengguna atau disebut block. Dalam block, akan tercantum tiga informasi dasar mengenai transaksi, yaitu siapa pengirim, siapa penerima dan jumlah bitcoin yang ditransaksikan.
Dalam setiap transaksi, setiap pengguna (user) akan mendapat dua kunci, yaitu kunci pribadi (private key) dan kunci publik (public key). Kunci pribadi bertujuan untuk menuliskan catatan transaksi yang dilakukan oleh seseorang atau pihak pertama di dalam block personal, sementara kunci publik digunakan oleh pihak kedua serta seluruh pengguna untuk mencatat transaksi tersebut. Dalam transaksi tersebut, pihak kedua juga akan mendapat kunci pribadi yang akan menuliskan transaksi di blocknya.
Hari ini, jatuhnya harga mata uang digital terus berlanjut. Para pemain Bitcoin Cs masih melakukan aksi jual yang membuat harga melemah.
Berdasarkan data CoinMarketCap, 20 mata uang digital berdasarkan nilai pasar mengalami penurunan dua digit selama 24 jam terakhir pada Selasa (16/1/2018).
Beberapa mata uang digital yang turun cukup dalam adalah Ripple mengalami penurunan 26% dan Bitcoin Cash turun 24%. Lainnya, Iota turun 27% dan Moreno turun 22%.
Disisi lain, Bitcoin, mata uang digital paling populer mengalami penurunan 17%, Ethereum turun 19% dan Litecoin turun 19%.
Kepanikan ini dipicu rencana China yang akan mengharamkan semua aktivitas yang berkaitan dengan Bitcoin Cs, dan Korea Selatan sedang kaji aturan tentang pelarangan transaksi Bitcoin Cs.
Tepat pada berita ini diturunkan 1 keping Bitcoin senilai Rp 156 juta. Bitcoin pernah menembus angkat Rp 268 juta per kepingnya pada pertengahan Desember 2018.
(dru) Next Article Bitcoin Mulai Ditinggalkan, Investor Kembali ke Komoditas
Satoshi Nakamoto adalah pseudonym, nama samaran, yang sejak tahun 2008 belum ada yang pernah mengaku bahkan mengungkap siapa di balik nama tersebut yang cukup fenomenal menciptakan uang digital berbasis kripto, Bitcoin.
Tahun 2008, Satoshi Nakamoto mempublikasikan 9 lembar 'white paper' yang untuk pertama kalinya menyebut uang digital bitcoin. Peer-to-peer electronic cash atau mungkin bisa disebut sistem elektronik gotong royong.
![]() |
Beberapa bulan kemudian, Satoshi Nakamoto merilis software Bitcoin untuk pertama kalinya dengan berpatrner bersama pengembang dan pengkoding online untuk membuktikan kepada khalayak.
Pengembangan Bitcoin berlanjut sampai akhirnya sosok Satoshi Nakamoto pun menghilang bak ditelan bumi. Tapi, Satoshi Nakamoto ini tidak hilang begitu saja tanpa membawa 'sesuatu'.
Researcher asal Argentina, Sergio Demian Lerner kepada CNBC Internasional, seperti dikutip Kamis (18/1/2018) menyebut Satoshi Nakamoto mengakumulasikan jutaan Bitcoin di kantongnya sebelum menghilang.
Bahkan, mungkin tercatat hingga US$ 6 miliar atau Rp 81 triliun.
Makalah bertajuk ‘Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System’ tersebut berisi tentang sistem yang menjadi tulang punggung bitcoin, yakni blockchain.
Seperti judul makalah Satoshi, bitcoin membawa nafas peer-to-peer atau desentralisasi sehingga setiap pengguna atau pemilik akun wallet bitcoin adalah bank sentral bagi dirinya sendiri. Para pengguna bitcoin bisa mengirimkan ‘uang’ atau melakukan transaksi dalam seketika di seluruh dunia, tanpa money changer dan dapat langsung dibelanjakan di merchant tertentu.
Konsep tersebut bisa saja diibaratkan seperti seorang Tony Stark, si Iron Man yang tinggal perintah kepada Jarvis, maka datang langsung kebutuhannya.
Penggunaan bitcoin menjadi sangat simpel. Hanya memerlukan scanner QR dan keranjang atau dompet (bitcoin wallet) yang tersedia dalam aplikasi. Syaratnya hanya dua, yaitu jaringan internet dan telepon pintar alias smartphone.
Mekanisme kerja blockchain berawal dari setiap transaksi yang dilakukan oleh seseorang akan tercatat dalam sebuah buku kecil milik masing-masing pengguna atau disebut block. Dalam block, akan tercantum tiga informasi dasar mengenai transaksi, yaitu siapa pengirim, siapa penerima dan jumlah bitcoin yang ditransaksikan.
Dalam setiap transaksi, setiap pengguna (user) akan mendapat dua kunci, yaitu kunci pribadi (private key) dan kunci publik (public key). Kunci pribadi bertujuan untuk menuliskan catatan transaksi yang dilakukan oleh seseorang atau pihak pertama di dalam block personal, sementara kunci publik digunakan oleh pihak kedua serta seluruh pengguna untuk mencatat transaksi tersebut. Dalam transaksi tersebut, pihak kedua juga akan mendapat kunci pribadi yang akan menuliskan transaksi di blocknya.
Hari ini, jatuhnya harga mata uang digital terus berlanjut. Para pemain Bitcoin Cs masih melakukan aksi jual yang membuat harga melemah.
Berdasarkan data CoinMarketCap, 20 mata uang digital berdasarkan nilai pasar mengalami penurunan dua digit selama 24 jam terakhir pada Selasa (16/1/2018).
Beberapa mata uang digital yang turun cukup dalam adalah Ripple mengalami penurunan 26% dan Bitcoin Cash turun 24%. Lainnya, Iota turun 27% dan Moreno turun 22%.
Disisi lain, Bitcoin, mata uang digital paling populer mengalami penurunan 17%, Ethereum turun 19% dan Litecoin turun 19%.
Kepanikan ini dipicu rencana China yang akan mengharamkan semua aktivitas yang berkaitan dengan Bitcoin Cs, dan Korea Selatan sedang kaji aturan tentang pelarangan transaksi Bitcoin Cs.
Tepat pada berita ini diturunkan 1 keping Bitcoin senilai Rp 156 juta. Bitcoin pernah menembus angkat Rp 268 juta per kepingnya pada pertengahan Desember 2018.
(dru) Next Article Bitcoin Mulai Ditinggalkan, Investor Kembali ke Komoditas
Most Popular