BSI Targetkan Masuk Top 10 Bank Syariah Global di 2025
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Hery Gunardi mengungkapkan tengah menyusun rangkaian strategi untuk menjadikan perusahaan menjadi salah satu bank syariah kelas global. Selama ini menurutnya bank syariah global kebanyakan didominasi oleh negara-negara di Timur Tengah.
Bank Syariah Indonesia ditargetkan dapat masuk masuk menjadi 10 besar bank syariah global pada 2025 dari sisi kapitalisasi pasar. Dia menargetkan pada periode tersebut kapitalisasi pasar BSI telah mencapai US$ 7,5-8 miliar, dan perusahaan menurutnya sudah berada di jalan yang tepat mewujudkan target tersebut.
"Kami sudah on track dan memiliki rencana bisnis yang kuat dan menuju kesana, kami mematok 2025 menjadi salah satu top ten bank syariah global. Saat ini rasanya mimpi itu tidak terlalu jauh karena saat ini market cap kami sudah US$ 6-6,5 miliar. Yang harus dilakukan bukan hanya merapikan bisnis yang di lokal tapi juga domestik, dan go global," kata Hery dalam Economic Update, Rabu (14/7/2021).
Untuk mencapai target tersebut menurutnya Dubai bisa menjadi salah satu pintu masuk BSI. Dia juga melihat besarnya potensi penerbitan sukuk global sebesar US$ 200-300 juta per tahunnya. Potensi ini bisa ditangkap BSI, karena selama ini Kementerian Keuangan masih menjadi issuer terbesar.
"Jika BSI sudah memiliki kantor cabang di Dubai, dan memiliki lisensi menjadi core manager issuing sukuk global, kami bisa membangun issuer sukuk global yang ada di Indonesia, BUMN, swasta, yang memiliki rating yang bagus diharapkan menjadi satu inisiatif," tuturnya.
Dengan begitu dia mengharapkan BSI tidak hanya jago di dalam negeri, tetapi juga memberikan dan menjadi pemain global. Pasalnya, perbankan syariah pengembangannya selama ini masih di belakang bank konvensional baik dari sisi literasi maupun inklusi.
Hal ini pun menjadi tantangan pada ekosistem bank syariah yang saat ini literasinya baru mencapai 8% sehingga inklusinya masih rendah. Dibandingkan dengan perbankan konvensional dengan literasi 38% dan inklusi 70%. Hery menegaskan inklusi ini harus dikejar dengan literasi yang lebih masif.
"Selama ini dari sisi teknologi banyak bagian bank syariah yang menjadi bagian dari bank konvensional, sehingga dari permodalan dan SDM belum optimak sehingga harus dioptimalkan. BSI adalah bank hasil merger dan menempati ranking ketujuh bank nasional, kami kemampuan permodalan cukup besar dalam inisiatif investasi dan penguatan teknologi," kata Hery.
(rah/rah)