Data Pengangguran Lebih Buruk dari Prediksi, Wall Street Drop

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
14 May 2020 20:44
wall street
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada pembukaan perdagangan Kamis (14/5/2020), menyusul ekspektasi bahwa pasar tenaga kerja Negara Adidaya tersebut masih bakal morat-marit.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 250 poin (-1%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 15 menit memburuk jadi 292,31 poin (-1,26%) ke 22.955,66. Nasdaq turun 82,22 poin (-0,93%) ke 8.780,95 dan S&P 500 tertekan 33,6 poin (-1,19%) ke 2.786,4.

Departemen Tenaga Kerja AS merilis jumlah pengangguran baru pekan lalu mencapai angka 2,98 juta orang, atau lebih buruk dari ekspektasi pasar. Menurut ekonom dalam polling Dow Jones, sebanyak 2,7 juta warga AS kehilangan sepekan lalu.

Sepanjang April, angka pengangguran di Negeri Sam telah mencapai 14,7% dengan 20,5 juta penganggur baru akibat karantina wilayah (lockdown) parsial. Jika memasukkan angka pengangguran baru Mei, maka totalnya sudah mencapai 36,5 juta jiwa.

Kejatuhan bursa saham ini juga dipicu pernyataan bos Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dalam pernyataan resminya via webcast yang menilai perlu lebih banyak langkah untuk menjaga ekonomi, meski menegaskan akan ada pemulihan substansial setelah virus terkendali.

"Meski respon kebijakan ekonomi telah tepat waktu dan cukup besar, ini mungkin bukan bab terakhir, karena jalur di depan sangat tidak pasti dan bisa terkena risiko penurunan yang signifikan," tuturnya pada Rabu malam (13/5/2020).

Kepala Trading AmeriVet Securities Gregory Faranello menilai ada banyak variabel untuk mengukur sejauh mana ekonomi AS akan dibuka. Menurut dia, The Fed bisa menerapkan kontrak kurva imbal hasil (yield) untuk mencegah tekanan lanjutan di sistem keuangan.

"Dari perspektif modal dan pembiayaan, The Fed bisa membangkitkan lagi program yang mereka siapkan," tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular