Warga RI Ramai-Ramai Tinggalkan Minuman Alkohol, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumsi alkohol penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas kembali menunjukkan tren penurunan pada 2025.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi alkohol tercatat sebesar 0,30 liter per kapita, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Tren ini memperpanjang penurunan bertahap yang telah berlangsung sejak 2023.
Trend Konsumsi Alkohol Nasional
Indikator konsumsi alkohol digunakan sebagai bagian dari pengukuran capaian Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan 3, yakni menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk.
Secara khusus, indikator ini berkaitan dengan target 3.5 yang menekankan pencegahan dan penanganan penyalahgunaan zat adiktif, termasuk alkohol.
Konsumsi alkohol juga dipakai sebagai indikator proksi untuk melihat potensi penggunaan alkohol berbahaya yang berisiko memicu kriminalitas maupun perilaku negatif.
Foto: Pemusnahan barang hasil penindakan Kepabeanan dan Cukai dan Pemusnahan Barang Kena Cukai Ilegal Kanwil DJBC di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta, Rabu, (3/12/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Pemusnahan barang hasil penindakan Kepabeanan dan Cukai dan Pemusnahan Barang Kena Cukai Ilegal Kanwil DJBC di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta, Rabu, (3/12/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
Dalam perhitungannya, minuman beralkohol mencakup bir serta minuman keras lainnya seperti anggur, vodka, dan sejenisnya. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret, konsumsi alkohol penduduk usia ≥15 tahun secara konsisten menurun sepanjang 2023-2025.
Jika dilihat dari sisi ekonomi, rumah tangga berpengeluaran tinggi tercatat mengonsumsi alkohol lebih banyak dibandingkan kelompok dengan pengeluaran rendah. Namun anehnya, konsumsi alkohol di pedesaan masih lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Meski demikian, penurunan konsumsi di pedesaan justru lebih tajam.
Dari 2024 ke 2025, konsumsi alkohol di pedesaan turun sebesar 0,08 liter per kapita, sementara penurunan di wilayah perkotaan hanya 0,01 liter per kapita. Data ini menunjukkan adanya perbedaan jenis alkohol yang dikonsumsi antarwilayah dan perubahan perilaku konsumsi yang tidak seragam.
Perbedaan paling mencolok terlihat pada aspek jenis kelamin. Pada 2025, konsumsi alkohol penduduk laki-laki usia ≥15 tahun tercatat 19 kali lebih besar dibandingkan perempuan. Meski demikian, tren penurunan terjadi pada kedua kelompok.
Trend Konsumsi Alkohol Global
Tren penurunan konsumsi alkohol bukan hanya terjadi di Indonesia. Di sejumlah negara Amerika dan Asia, perubahan pola konsumsi juga mulai terlihat, terutama di kalangan generasi muda. Survei Gallup 2023 mencatat proporsi penduduk dewasa di bawah 35 tahun yang mengaku mengonsumsi alkohol turun menjadi 62% pada periode 2021-2023, dari 72% dua dekade sebelumnya.
Penurunan ini banyak dikaitkan dengan pergeseran gaya hidup Generasi muda, yang semakin sadar akan kesehatan dan kesejahteraan mental.
Munculnya tren "low or no alcohol lifestyle" serta gerakan "sober curious" mencerminkan perubahan preferensi konsumsi yang lebih fundamental, bukan sekadar tren sesaat. Kesadaran kesehatan, perubahan pola sosial, hingga cara berpikir yang lebih reflektif menjadi faktor utama yang membentuk pilihan konsumsi generasi ini.
(mae/mae)
Foto: Pemusnahan barang hasil penindakan Kepabeanan dan Cukai dan Pemusnahan Barang Kena Cukai Ilegal Kanwil DJBC di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta, Rabu, (3/12/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)