MARKET DATA
Big Stories 2025

Mati-Matian Dongkrak Ekonomi, BI Ambil Langkah Agresif

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
24 December 2025 14:00
FILE PHOTO: Logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, as seen in Jakarta, Indonesia January 19, 2017. REUTERS/Fatima El-Kareem/File Photo
Foto: REUTERS/Fatima El-Kareem

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun ini Bank Indonesia (BI) telah menunjukkan sikap yang cukup agresif dalam kebijakan akan suku bunga acuan nya (BI-Rate).

Memasuki awal 2025, suku bunga BI masih berada di level 6,00%, sebagaimana diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir pada Desember 2024.

Namun, arah kebijakan mulai berubah pada Januari 2025, ketika BI memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya yang menandai dimulainya siklus pelonggaran moneter. Sejak saat itu, pemangkasan suku bunga dilakukan secara bertahap hingga mencapai 4,75% pada September 2025, sebelum akhirnya ditahan hingga akhir tahun.

Secara keseluruhan, dalam kurun satu tahun BI tercatat memangkas BI-Rate sebesar 125 basis poin (bps). Pemangkasan tersebut dilakukan melalui lima kali penurunan dengan masing-masing sebesar 25 bps pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September 2025.

Pemangkasan terakhir dilakukan pada RDG September 2025 yang diumumkan pada Rabu (17/9/2025).

Dalam keputusan tersebut, BI resmi memangkas BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Tidak hanya itu, suku bunga Deposit Facility juga diturunkan lebih dalam sebesar 50 bps menjadi 3,75%, sementara Lending Facility dipotong 25 bps menjadi 5,50%

Setelah pemangkasan tersebut, BI memilih untuk menahan suku bunga acuan pada RDG Oktober, November, dan Desember 2025, sehingga menutup tahun dengan BI-Rate tetap berada di level 4,75%.

Sebagai catatan, sepanjang 2025 BI menggelar 12 kali Rapat Dewan Gubernur atau digelar setiap bulan.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pemangkasan suku bunga Bank Indonesia sebesar 125 bps sepanjang 2025 tergolong cukup agresif.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemangkasan tahun ini tercatat menyamai total pemangkasan suku bunga BI yang dilakukan di sepanjang 2020.

Saat itu pandemi Covid-19 tengah melanda nasional serta global, sehingga menuntun BI untuk bergerak cepat dalam menurunkan suku bunga untuk meredam guncangan. Aktivitas ekonomi saat itu nyaris terhenti akibat pembatasan mobilitas, sehingga bank sentral tidak punya pilihan selain memberikan stimulus moneter.

Alasan Pemangkasan Suku Bunga BI Sepanjang 2025

Alasan utama Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan secara agresif sepanjang 2025 adalah untuk mendorong perekonomian domestik yang sempat lesu.

Di tengah laju pertumbuhan yang melambat dan permintaan domestik yang belum sepenuhnya pulih, BI memanfaatkan ruang kebijakan moneter untuk mengakselerasi kembali aktivitas ekonomi.

Melalui penurunan suku bunga, BI berharap biaya pinjaman menjadi lebih rendah, sehingga dapat mendorong penyaluran kredit, meningkatkan konsumsi rumah tangga, serta memperkuat investasi.

Langkah ini dinilai krusial untuk menghidupkan kembali mesin pertumbuhan ekonomi, terutama ketika tekanan inflasi relatif rendah dan tetap berada dalam sasaran bank sentral, sehingga pelonggaran moneter dapat dilakukan tanpa mengorbankan stabilitas harga.

Di sisi eksternal, perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian arah kebijakan moneter negara maju turut mendorong BI mengambil langkah yang lebih pre-emptive.

Dengan memperkuat permintaan domestik sebagai penopang utama pertumbuhan, BI berupaya menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang masih menantang.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa kebijakan pelonggaran tersebut merupakan bagian dari upaya bersama untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah yang relatif terjaga, didukung kebijakan stabilisasi di pasar keuangan serta koordinasi erat dengan pemerintah, memberikan keyakinan tambahan bagi BI untuk melanjutkan pelonggaran suku bunga secara bertahap sepanjang tahun.

"Keputusan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI-Rate dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah," tutur Gubernur BI Perry Warjiyo saat memangkas suku bunga pada September 2025.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat melambat di penghujung 2024 dan awal 2025. Pada kuartal I 2025, ekonomi Indonesia bahkan hanya tumbuh 4,87% (year on year/YoY) yang menjadi pertumbuhan terendah sejak kuartal III-2021.

BI Masih Kalah Agresif dibandingkan 3 Negara Ini

Sejumlah bank sentral negara lain juga tercatat melakukan pelonggaran moneter yang jauh lebih agresif dibanding Bank Indonesia.

Turki

Bank sentral Turki tercatat sebagai bank sentral dengan pemangkasan suku bunga paling agresif pada 2025. Sepanjang tahun, bank sentral Turki memangkas suku bunga acuannya hingga 950 basis poin (bps), dari 47,50% menjadi 38% di akhir 2025.

bank sentral Turki menilai pelonggaran tersebut tetap konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makro dan kepercayaan pasar terhadap mata uang domestik.

Ghana

Bank sentral Ghana memangkas suku bunga acuan sebesar 900 bps sepanjang 2025, dari 27% pada akhir 2024 menjadi 18% di akhir 2025.

Pemangkasan suku bunga agresif oleh Bank of Ghana sepanjang 2025 didorong oleh membaiknya kondisi makroekonomi dan penurunan inflasi yang signifikan. Bank sentral menilai ruang pelonggaran terbuka lebar seiring inflasi konsumen yang turun tajam dari rekor 54% pada awal 2023 menjadi sekitar 8% secara tahunan pada Oktober 2025.

Rusia

Sementara itu, Bank of Russia menurunkan suku bunga acuannya sebesar 500 bps sepanjang 2025, dari 21% menjadi 16%. Langkah ini bertujuan menopang pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal dan dinamika geopolitik yang masih membayangi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)



Most Popular