Data Pengangguran AS Jadi Bahan Bakar, Emas Pesta 6 Hari Beruntun

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 07:07 WIB
Foto: emas gold bar

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas sedikit naik seiring meningkatnya angka pengangguran AS pada bulan November 2025. Namun harga emas masih di jalur penguatan alias bullish trend.

Pada perdagangan hari ini Rabu (17/12/2025) hingga pukul 06.56 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,09% di posisi US$4.307,2 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Selasa (16/12/2025), harga emas dunia naik 0,03% di level US$4.303,53 per troy ons. Kenaikan ini menjadi penguatan harga emas selama enam hari beruntun.

Harga emas naik pada perdagangan Selasa setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan angka pengangguran naik bulan lalu dibandingkan bulan September, memperkuat spekulasi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS The Federal Reserve dan menurunkan indeks dolar.

Sementara itu pada perdagangan Selasa (16/12/2025), indeks dolar AS (DXY) turun 0,17% di level 98,15. DXY bahkan sempat jatuh ke level terendah pada perdagangan intraday di 97,87. DXY jatuh ke level terendah dua bulan, membuat emas batangan yang dihargai dolar AS lebih terjangkau bagi pembeli luar negeri. Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun acuan juga sedikit turun 0,33% di level 4,1820%.

"Data tersebut memberi The Fed lebih banyak alasan untuk memangkas suku bunga, dan jika mereka memangkas suku bunga, itu akan menguntungkan emas, begitulah cara pasar menafsirkannya saat ini," ujar Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior RJO Futures.

Pertumbuhan lapangan kerja AS pulih pada November, tetapi tingkat pengangguran berada di angka 4,6% di tengah ketidakpastian ekonomi yang berasal dari kebijakan perdagangan agresif Presiden Donald Trump. Survei Reuters terhadap para ekonom memperkirakan tingkat pengangguran sebesar 4,4%.

Minggu lalu, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengumumkan pemangkasan suku bunga 25 bps dan komentar Ketua Jerome Powell yang menyertainya dianggap kurang agresif dari yang diperkirakan.

Kontrak berjangka suku bunga AS masih memperkirakan dua pemangkasan masing-masing sebesar 25 basis poin pada tahun 2026, dengan memperkirakan pelonggaran sebesar 59 bps tahun depan. Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah.

Investor kini menantikan Indeks Harga Konsumen November, yang akan dirilis pada hari Kamis, dan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi, yang akan dirilis pada hari Jumat.

Jika harga emas berakhir di atas US$4.400 per troy ons pada tahun 2025, maka harga emas dapat mencapai US$4.859 hingga US$5.590 per troy ons pada tahun 2026, menurut Alex Ebkarian, COO di Allegiance Gold, dan menambahkan bahwa perak dapat menguji kembali level $50/oz tahun depan.


(saw/saw)
Pages