MARKET DATA

Internet Jadi "Senjata Rahasia" Kebangkitan Ekonomi Daerah 3T

mae,  CNBC Indonesia
10 December 2025 15:50
Kawasan Ekonomi Khusus Menciptakan Lapangan Kerja Saat Terjadi Badai PHK
Foto: Infografis/ Peta RI / Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran jaringan internet dan transformasi digital di wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) tak hanya menghilangkan batasan warga dalam mendapatkan informasi. Internet menjadi "modal baru" pembangunan ekonomi yang mendongkrak potensi ekonomi lokal hingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Ketika jaringan internet hadir, kehidupan warga 3T berubah pelan-pelan namun pasti.
Anak-anak bisa belajar dari video daring dan mengenal dunia yang lebih luas, pelaku UMKM, nelayan dan petani bisa berjualan lewat ponsel, layanan kesehatan lebih mudah diakses, pariwisata berkembang lebih cepat, dan beragam sumber pertumbuhan ekonomi lahir.

Pembangunan masyarakat digital menjadi bagian sentral dalam mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas 2045. Pembangunan ini juga sejalan dengan arah kebijakan Asta Cita, khususnya cita ke-4 tentang penguatan sumber daya manusia, serta cita ke-7 yang berfokus pada penguatan inovasi dan transformasi digital.

Dalam Asta Cita, transformasi digital bukan dipandang sebagai proyek teknologi, melainkan pilar pembangunan nasional yang menyentuh pendidikan, ekonomi, layanan publik, hingga tata kelola pemerintahan.

Kelahiran dan perkembangan jaringan internet serta digitalisasi di wilayah 3T tak lepas dari dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komdigi) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).

Sampai dengan 2025,BAKTI menghadirkan akses internet di 27.858 lokasi layanan publik dan menghadirkan sinyal telekomunikasi untuk 6.747 lokasi di desa-desa di berbagai penjuru negeri.

BAKTI Komdigi juga membangun sekitar 7.196 Base Transceiver Station (BTS) 4G di 172 kabupaten dan 33 provinsi (berdasarkan pemekaran terbaru, data di BAKTI provinsi Papua dan Papua Barat belum dipecah).

Peta sebaran BTSFoto: Komdigi
Peta sebaran BTS

Jaringan komunikasi dan internet juga diperkuat melalui Palapa Ring. Jaringan jaringan kabel serat optik sepanjang 12.148 kilometer tersebut kini terbagi menjadi tiga bagian yakni Paket barat, Tengah, dan Timur.

"Senjata" lain untuk semakin meningkatkan jaringan komunikasi dan internet adalah satelit SATRIA-1.

Layanan SATRIA-1 merupakan solusi untuk titik layanan publik pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang belum terjangkau akses internet cepat melalui jaringan kabel serat optik ataupun BTS.

SATRIA-1 memungkinkan layanan internet di lokasi remote dan mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, dan lembah.

Peluncuran satelit RI Satria-1Foto: dok Kominfo
Peluncuran satelit RI Satria-1

Dampak Pembangunan Jaringan Telekomunikasi untuk Warga 3T

Laporan Bank Dunia bertajuk Enabling Digital Development How the Internet Promotes Development menjabarkan bagaimana teknologi informasi dan telekomunikasi (IT) membantu masyarakat Internet mendorong inklusivitas, efisiensi, dan inovasi.

Pembangunan internet secara besar-besaran juga ikut menurunkan biaya pencarian dan informasi serta menciptakan pasar baru.

"Internet juga mendorong inklusi dalam interaksi sosial dan sistem penyampaian layanan pemerintah. Inklusi biasanya berupa perluasan pasar serta layanan," demikian tulis laporan tersebut.

Dampak internet ke inklusiFoto: Bank Dunia
Dampak internet ke inklusi


Dampak positif pembangunan infrastruktur telekomunikasi terhadap laju ekonomi juga sudah dirasakan Indonesia. Perkembangan cepat internet ikut mengubah cara belanja warga Indonesia, bahkan untuk mereka yang selama ini tidak tersentuh dari teknologi.

Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) yang mengukur tingkat kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan data yang menarik.

Pilar Pemberdayaan mengalami pertumbuhan signifikan ditopang maraknya transaksi e-commerce dan penggunaan layanan keuangan digital.

Perbandingan Nilai IMDI Nasional Tahun 2023-2025Foto: Komdigi
Perbandingan Nilai IMDI Nasional Tahun 2023-2025

Transaksi e-commerce telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Hasil IMDI 2025 mencatat hampir setengah responden (48,4%) bertransaksi setidaknya sekali dalam sebulan, sebanyak 17,2% melakukannya setiap minggu, dan 2,1% setiap hari.

Sementara itu, 32,4% hanya bertransaksi ketika ada kebutuhan tertentu atau kurang dari sekali sebulan.

CNBC Indonesia yang berkunjung ke sejumlah wilayah 3T melihat bagaimana perkembangan cepat internet ikut mengubah cara belanja warga Indonesia, bahkan untuk mereka yang selama ini tidak tersentuh dari teknologi.

Dece Desliana Lobo, petani di kelurahan Wadumeddi kecamatan Hawu Mehara di Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak membayangkan bisa menjual hasil pertanian keluarganya lewat internet.

Tempat tinggalnya berjauh 30 km dari Kota Seba, ibu kota Kabupaten Sabu Raijua dan berjarak sekitar 257 km dari ibu kota NTT, Kupang.

Ibu Dece Desliana, petani sorgumFoto: Maesaroh
Ibu Dece Desliana, petani sorgum

Keluarganya adalah petani sorgum selama puluhan tahun. Jaringan internet dan digitalisasi membuka peluang baginya untuk menjual sorgum lewat Facebook.
Sebagai catatan, sorgum merupakan bahan pangan warisan leluhur NTT yang bisa diolah jadi beragam makanan seperti nasi, bubur, tepung, biskuit, pengganti beras dan mie instan. Penggunaanya bahkan semakin diperluas sebagai bahan bakar.

Dece bercerita jika lahannya masih ditanam secara tradisional, dibajak dengan cangkul dan hanya menggunakan pupuk kendang. Setiap panen, mereka akan menghasilkan lima karung dengan bobot sekitar 250 kg.

Hasil panen akan dikonsumsi pribadi dan dijual.

Menara BTS BAKTI Komdigi di Hawu MeharaFoto: maesaroh/CNBC
Menara BTS BAKTI Komdigi di Hawu Mehara

 

Dece bercerita jika sorgum yang dikirim ke luar daerahnya akan dihargai Rp 20.000 kg karena ada ongkos kirim sementara dia hanya membanderol Rp 10.000 kg jika dijual di daerahnya.
"Dijual ke Kupang, ada juga ke Surabaya, pernah jual 20 kg pernah juga 50 kg," ujarnya, kepada CNBC yang mengunjungi Sabu Raijua, pekan lalu.

Penggunaan internet sebagai media penjualan juga dilakukan Reny Nuskanan. Ibu tiga anak ini sudah berjualan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Oeba, Kota Kupang sejak 2001

Semula dia menggunakan Facebook sebagai media pemasaran tetapi beralih ke TikTok karena memiliki dampak lebih besar.
"Beta live aja tiap hari. Dulu di FB (Facebook) tetapi kurang laku. KL FB kan harus berteman dulu baru lihat live. Kalau TikTok semua orang bisa. Semua orang main TikTok dari seluruh dunia," tutur Reny, kepada CNBC Indonesia.

Keinginan Reny untuk live di medsos tak hanya didorong untuk meningkatkan penjualan tetapi juga niat mulia. Dia menggunakan media sosial untuk memberi informasi harga harian ikan sehingga masyarakat tidak tertipu pedagang.

Berkat live di Tiktok, Reny bisa mendapatkan pesanan dari banyak wilayah, bahkan termasuk luar negeri. Pasalnya, ada beberapa penonton live TikToknya dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat. Mereka kemudian memesan ikan untuk saudara di Indonesia.

Reny NuskananFoto: Maesaroh/CNBC
Reny Nuskanan

Dalam catatan, Komdigi menjadikan NTT sebagai salah satu fokus pengembangan jaringan internet. Hingga kini, BAKTI sudah membangun 584 menara BTS di NTT. BTS terbanyak dibangun di Sumba Timur.
Jaringan internet juga ikut membantu menaikkan daya tarik wisata NTT, termasuk di Pulau Rote yang merupakan ujung paling timur Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kehadiran jaringan telekomunikasi, termasuk dari BAKTI Komdigi ikut mendongrak laju wisata NTT, salah satunya di Kabupaten Rote Ndao.

Perkembangan wisata ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi, investasi asing dan lokal, hingga pendapatan daerah. Contoh paling nyata adalah di Nemberela yang berada di Kabupaten Rote Ndao, wilayah di ujung paling selatan Indonesia.

Nemberela menjadi surga bagi peselancar yang mencari ombak terbaik di dunia.

Nemberela memang makin banyak digandrungi turis. Kenaikan tersebut menjadi salah satu penopang kedatangan wisman di Kabupaten Rote Ndao. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kunjungan wisman melonjak 300% pada 2023 menjadi 6.080 dari 1.525 kunjungan pada 2017. Kunjungan wisatawan lokal melesat 170% pada periode tersebut menjadi 4.277 orang pada 2023.

Secara keseluruhan, kunjungan wisatawan melesat 421% menjadi 16.215 pada 2023.

Lonjakan wisatawan berdampak positif pada jumlah bisnis hotel hingga restoran di Rote Ndao. Jumlah penginapan mulai dari homestay hingga resort melesat dari 28 pada 2017 menjadi 72 pada 2023.

Jumlah restoran atau rumah makan melonjak dari 37 pada 2017 menjadi 84 pada 2023.




Tak hanya di NTT, kehadiran jaringan telekomunikasi seperti internet juga telah terbukti mendorong banyak gerak ekonomi daerah.

Pembangunan akses internet di wilayah terpencil di Kabupaten Pegunungan Arfak di Papua Barat mulai menunjukkan hasil nyata. Sejak 2021-2024, BTS dan penguatan backbone Palapa Ring Timur membawa sinyal seluler masuk ke sejumlah distrik Pegunungan Arfak seperti Anggi, Taige, Catubouw, dan Menyambouw.

Dengan internet yang perlahan membaik, warga mulai memanfaatkan jaringan 4G untuk jualan online sederhana, promosi kerajinan, hingga koordinasi wisata.

Ekonomi Kabupaten Pegunungan Arfak pun melesat tinggi dari 4,55% pada 2021 menjadi 10,85% di 2024.

Di perbatasan Indonesia, ekonomi Indonesia juga bergerak cepat karena internet, termasuk di Entikong.
Entikong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, yang berbatasan langsung dengan Malaysia (Sarawak). Entikong merupakan salah satu pos lintas batas negara (PLBN) paling penting di Indonesia dan menjadi pintu masuk darat pertama yang dibangun RI.

Warga Entikong memiliki aktivitas ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh perdagangan lintas batas dan kedekatan geografis dengan Malaysia.

Data BPS menunjukkan ekonomi Kabupaten Sanggau melesat ke angka 4,4% pada 2024 setelah sempat tertatih-tatih karena pandemi dan hanya tumbuh 0,71% pada 2020.

Di banyak desa, sinyal komunikasi dan jaringan sudah muncul. Di tempat-tempat yang dulu hanya ditemani sunyi, kini ada percakapan, transaksi, pembelajaran, dan harapan baru.
Bagi masyarakat pdi wilayah 3T, perkembangan tersebut adalah jembatan menuju kesempatan yang bisa mengubah masa depan mereka.

Namun, transformasi masyarakat digital Indonesia masih panjang. Secara global, posisi Indonesia dalam World Digital Competitiveness Ranking tahun 2024 masih berada di bawah rata-rata, yaitu peringkat ke-43 dari 67 negara. Pemanfaatan teknologi dan jaringan infrastruktur belum menyentuh seluruh warga Indonesia dan ragam aktivitas masyarakat.

Dibutuhkan lagi kerja keras pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk terus mengembangkan infrastruktur fisik dan non-fisik untuk membawa 



(mae/mae) Next Article Ulang Tahun ke-70, Ini Jatuh Bangun CIMB Niaga Membangun Indonesia


Most Popular