MARKET DATA

Tsunami PHK Hantam Dunia! Raksasa AS hingga Eropa Babak Belur

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
28 November 2025 15:30
Banten
Foto: Infografis/ Banten

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar tenaga kerja global mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan signifikan pada 2025, ditandai dengan munculnya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai perusahaan raksasa, mulai dari perusahaan Amerika Serikat (AS) hingga Eropa.

Efisiensi masif ini tidak hanya terjadi di sektor teknologi yang sensitif, tetapi juga meluas ke sektor ritel, logistik, dan industri manufaktur.

Tren PHK ini muncul di tengah situasi ekonomi makro yang belum stabil. Perusahaan menghadapi tekanan biaya operasi yang melonjak dan diperparah oleh kebijakan tarif baru di bawah pemerintahan Donald Trump di AS hingga adanya penyesuaian pola konsumsi masyarakat pascapandemi.

Kondisi ini memaksa perusahaan untuk melakukan restrukturisasi hingga menahan rekrutmen pegawai baru dan bahkan mengalihkan investasi secara agresif ke teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), yang berpotensi menggantikan peran tenaga kerja manusia.

Di sisi lain, sejumlah pemangkasan tenaga kerja yang diumumkan pada 2025 bersifat bertahap dan belum sepenuhnya direalisasikan. Dengan kata lain, gelombang PHK global tahun ini bukan hanya tentang pekerjaan yang sudah hilang, tetapi juga tentang risiko kehilangan pekerjaan di masa depan.

Berikut ini beberapa perusahaan AS hingga Eropa yang telah dan berencana melakukan PHK pada karyawannya.

1. HP

HP merupakan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang memproduksi laptop, komputer, dan printer telah mengumumkan rencana pemangkasan 4.000-6.000 karyawan. PHK ini bersifat bertahap dan ditargetkan selesai pada 2028, sebagai bagian restrukturisasi dan pergeseran fokus ke teknologi AI.

2. Verizon

Verizon sebuah perusahaan operator telekomunikasi besar di AS juga sudah mulai memangkas lebih dari 13.000 pekerja untuk menyederhanakan organisasi dan memperkuat strategi digital perusahaan.

3. General Motors (GM)

Perusahaan produsen otomotif yang menaungi Chevrolet dan Cadillac yakni General Motors sudah memotong sekitar 1.700 pekerja di pabrik Michigan dan Ohio akibat melemahnya permintaan kendaraan listrik (EV). Gelombang PHK sementara tambahan dijadwalkan pada awal tahun depan.

4. Paramount

Paramount, konglomerat media global telah melepas sekitar 1.000 karyawan pada gelombang pertama PHK. Selain itu, perusahaan merencanakan pemangkasan tambahan sekitar 2.000 karyawan, ditambah 1.600 posisi yang dihapus karena divestasi, serta 600 pegawai yang mengambil pensiun dini.

5. Amazon

Amazon telah mengumumkan pemangkasan 14.000 pekerjaan korporat, atau sekitar 4% dari total tenaga kerjanya, sebagai bagian dari pergeseran investasi ke teknologi AI dan otomatisasi logistik. Sebagian pekerja telah menerima notifikasi dengan masa transisi 90 hari.

6. UPS

perusahaan logistik terbesar di dunia yakni UPS telah mencatat pemangkasan sekitar 48.000 karyawan di sepanjang 2025. Pemotongan terjadi seiring penurunan volume pengiriman global dan penutupan 93 fasilitas operasional.

7. Target

Target yang merupakan perusahaan jaringan ritel besar AS juga telah menghapus 1.800 posisi pegawai sebagai langkah efisiensi akibat melemahnya daya beli dan perubahan pola belanja konsumen.

8. ConocoPhillips

ConocoPhillips, perusahaan minyak dan energi global telah mengumumkan rencana PHK sebesar 2.600-3.250 karyawan atay sekitar seperempat tenaga kerjanya. Pemangkasan ini masih berlangsung dan ditargetkan selesai sebelum akhir 2025.

9. Intel

Intel telah melakukan restrukturisasi besar yang mengurangi tenaga kerja inti dari 99.500 menjadi 75.000 pekerja, gabungan dari PHK dan attrition. Ini setara dengan pengurangan sekitar 24.500 posisi.

10. Microsoft

Microsoft telah melakukan dua gelombang PHK besar pada 2025, yaitu 6.000 pekerja pada Mei dan 9.000 pekerja beberapa bulan setelahnya. Total lebih dari 15.000 pekerjaan telah dihapus seiring reorganisasi dan peningkatan investasi untuk AI.

11. Procter & Gamble (P&G)

P&G yang merupakan produsen barang konsumen global berencana memangkas hingga 7.000 pekerjaan atau sekitar 6% workforce dalam dua tahun ke depan. Pemotongan dilakukan bertahap seiring penyesuaian struktur biaya dan tekanan tarif impor AS.

12. Nestle

Nestle, perusahaan makanan dan minuman terbesar dunia pun merencanakan pemangkasan 16.000 pekerjaan global dalam dua tahun ke depan sebagai respon terhadap kenaikan biaya komoditas dan tekanan tarif.

13. Lufthansa Group

Lufthansa yang terkenal sebagai maskapai terbesar di Eropa, menargetkan pengurangan 4.000 posisi karyawan hingga 2030. PHK ini merupakan bagian dari digitalisasi dan konsolidasi anak-anak usaha perusahaan.

14. Novo Nordisk

Novo Nordisk, produsen obat diabetes dan obesitas turut merencanakan pemangkasan 9.000 pekerjaan atau 11% tenaga kerja global sebagai bagian restrukturisasi kapasitas produksi di tengah meningkatnya persaingan.

Tekanan di Sektor Publik dan Dampak Shutdown

Di saat yang sama, sektor publik di Amerika Serikat juga menghadapi tekanan besar. Ribuan pegawai federal terkena pemangkasan setelah adanya pergantian pemerintahan.

Situasi ini diperburuk oleh dampak penutupan layanan pemerintahan (government shutdown) selama 43 hari, yang menyebabkan keterlambatan dalam perilisan data-data ekonomi penting, termasuk laporan tenaga kerja bulanan.

Data yang akhirnya dirilis secara tertunda tersebut mengonfirmasi bahwa pasar tenaga kerja telah kehilangan momentumnya, terlihat dari revisi penurunan penciptaan lapangan kerja dan adanya kenaikan tingkat pengangguran.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/luc)


Most Popular