Harga Emas Akhirnya Bangkit, Pengangguran Amerika Jadi "Dewa" Penolong
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mulai menguat meskipun tak signifikan. Harga emas mencatatkan kenaikan efek didorong oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lemah, para pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan Selasa (18/11/2025), harga emas dunia naik 0,58% di level US$4.067,60 per troy ons. Penguatan tersebut berhasil mematahkan penurunan harga emas selama tiga hari beruntun sebelumnya. Pada perdagangan intraday, harga emas sempat menyentuh level psikologis US$3.900 per troy ons, tepatnya di level US$3.997,56 per troy ons.
Pada perdagangan hari ini Rabu (19/11/2025) hingga pukul 06.19 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,07% di posisi US$4.070,49 per troy ons.
Harga emas naik dari level terendah satu minggu pada perdagangan Selasa, didukung oleh data ketenagakerjaan AS yang lemah, sementara investor menilai kemungkinan penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada bulan Desember menjelang rilis data AS yang tertunda minggu ini.
Data pada Selasa menunjukkan bahwa jumlah warga Amerika yang menerima tunjangan pengangguran mencapai titik tertinggi dalam dua bulan pada pertengahan Oktober, dengan klaim tunjangan pengangguran yang berkelanjutan meningkat menjadi 1,9 juta pada pekan yang berakhir pada 18 Oktober.
"Data ini sedikit meningkatkan harapan pasar untuk penurunan suku bunga pada Desember. Hal ini membantu emas dan perak, yang sedang mencoba untuk menghentikan penurunan beruntun tiga hari," ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.
Saat ini pasar melihat peluang penurunan suku bunga hampir 50% pada pertemuan The Fed 9-10 Desember, naik dari 46% sebelumnya pada perdagangan Selasa, tetapi lebih rendah dari 67% yang terlihat minggu lalu
Emas, aset yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja baik ketika suku bunga lebih rendah. Harga emas turun lebih dari 3% pada hari Jumat dan 1% pada hari Senin karena investor mengurangi taruhan pada penurunan suku bunga AS lainnya tahun ini.
Saat ini pasar tengah menunggu risalah rapat The Fed yang akan keluar pada Rabu dan laporan ketenagakerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS September, yang akan dirilis pada Kamis. Rilis data ini tertunda akibat penutupan pemerintah AS baru-baru ini.
Permintaan resmi yang tinggi untuk emas diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang,
"Permintaan mendukung bias bullish yang strategis dan peningkatan terhadap perkiraan harga rata-rata kami sebesar US$4.000 per troy ons untuk tahun depan," menurut catatan analis Deutsche Bank.