Tekanan ke Rupiah Makin Brutal, Indonesia Menunggu Jurus Pamungkas BI
Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kembali ambruk berjamaah pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari wkatu Indonesia.
Bursa saham kembali melemah seiring berlanjutnya aksi jual di sektor teknologi akibat kekhawatiran atas valuasi saham terkait kecerdasan buatan (AI). Bitcoin juga sempat turun di bawah US$90.000, menandakan melemahnya selera risiko investor.
Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 498,50 poin (1,07%) menjadi 46.091,74.
Indeks S&P 500 melemah 0,83% ke 6.617,32, menandai penurunan empat hari beruntun atau terpanjang sejak Agustus. Nasdaq Composite turun 1,21% menjadi 22.432,85. Pada level terendah sesi perdagangan, Dow sempat merosot hampir 700 poin (1,5%), sementara S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi masing-masing 1,5% dan 2,1%.
Aksi jual hari ini dipicu oleh penurunan saham Nvidia, bintang chip AI yang anjlok hampir 3%, serta saham-saham "Magnificent Seven" lainnya seperti Amazon dan Microsoft. Amazon turun lebih dari 4%, sedangkan Microsoft merosot hampir 3%.
"Kita bisa melihat penurunan 8%-9% ketika semua ini berakhir. Namun koreksi bisa saja berhenti lebih cepat jika laporan laba Nvidia sesuai ekspektasi analis kami, dan jika data pekerjaan melemah tapi tidak mengarah ke resesi," ujar Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi CFRA, soal proyeksi S&P 500. " kepada CNBC International.
Nvidia telah anjlok lebih dari 10% bulan ini, menjelang laporan keuangan kuartal ketiga yang akan dirilis setelah penutupan perdagangan Rabu. Perusahaan ini menjadi pusat perdebatan mengenai kekuatan reli pasar berbasis AI tahun ini, terutama karena kekhawatiran atas valuasi teknologi yang mahal dan fundamental AI yang diragukan, menyusul ledakan penerbitan utang oleh Big Tech.
"Jika perusahaan terbaik di industri teratas dalam sektor paling kuat menyampaikan pandangan sangat positif tentang masa depan, sembari melaporkan laba, pendapatan, dan margin yang lebih baik dari ekspektasi, itu akan sangat menenangkan pasar," kata Stovall.
"Pertanyaan sebenarnya adalah, 'Kapan semua belanja capex ini menghasilkan uang?' Itu bukan sesuatu yang akan terjadi kuartal ini atau berikutnya, tetapi diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama." Imbuhnya.
Sebuah kemitraan AI besar yang diumumkan Selasa gagal mengangkat saham terkait seperti sebelumnya.
Startup AI Anthropic mengatakan akan membelanjakan US$30 miliar dengan Microsoft, dan sebagai gantinya Microsoft serta Nvidia akan menginvestasikan miliaran dolar di Anthropic. Namun, Nvidia dan Microsoft tetap melemah setelah pengumuman tersebut.
"Kita sedang melalui fase natural digestion of gains, dan investor mulai mempertanyakan fundamental. Harus ada sesuatu yang membuat investor berkata, 'Mungkin kekhawatiran saya terlalu berlebihan.'"," lanjut Stovall. "
Bitcoin sempat turun di bawah US$90.000 sebelum pulih kembali. Banyak investor teknologi memiliki portofolio kripto besar, sehingga penurunan ini memicu kekhawatiran akan koreksi lebih jauh di pasar saham. Bitcoin terakhir diperdagangkan sedikit di atas US$92.000.
Di luar sektor teknologi, saham Home Depot turun setelah perusahaan perbaikan rumah itu membukukan laba di bawah ekspektasi dan memangkas proyeksi kinerja tahun penuhnya.
(gls/gls)