Newsletter

Perang Data Bikin Tegang: BI Rate, Transaksi Berjalan-Kabar Genting AS

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia
17 November 2025 06:11
Orang-orang berjalan melewati Gedung Capitol AS, beberapa jam sebelum penutupan sebagian pemerintah mulai berlaku, di Washington, D.C., AS, 30 September 2025.
Foto: Ilustrasi Trading (Stok Market)

Berdasarkan hasil dari perdagangan pasar saham di Wall Street pada Jumat (14/11/2025), masing-masing ditutup bervariasi.

Nasdaq ditutup pada level 22.900 naik sebesar 30,23 poin (+0,13%). Sementara S&P 500 ditutup sedikit melemah sebesar 0,05% ke level 6.734,11.

Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) menjadi index yang tertekan pada penutupan pasar mengalami penurunan sebesar -0,65% ke level 47.147 bahkan tidak pernah menyentuh area hijau pada waktu perdagangan.

Sesi perdagangan terakhir ini diwarnai oleh kehati-hatian investor yang menimbang ulang ekspektasi mereka terhadap pemotongan suku bunga The Fed lebih lanjut di bulan Desember. Terhentinya rilis data ekonomi penting seperti inflasi dan ketenagakerjaan akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) yang terjadi sebelumnya, membuat bank sentral AS kekurangan data acuan untuk mengambil keputusan.

Data Index yang bervariasi ini mengindikasikan adanya kebingungan dalam pasar walaupun pada saat ini Fear and Greed Index pada pasar saham di Amerika masih berada pada level 20-an (Extreme Fear) selama beberapa minggu ini. 

Hal ini dipacu oleh adanya ketakutan pada AI Bubble yang semakin hari semakin nyata dirasakan oleh pasar akibat valuasi perusahaan-perusahaan AI di AS yang semakin tidak terkendali akibat pergerakan harga sahamnya yang ekspansif.

Di tengah kebimbangan pasar ini, dua berita besar dari Washington dan Omaha menyita perhatian investor.

Pertama, dari sisi kebijakan, Presiden Donald Trump secara mengejutkan menandatangani perintah eksekutif pada  Jumat untuk memotong atau menghapus apa yang disebutnya tarif "resiprokal" pada berbagai komoditas impor, terutama bahan pangan.

Langkah ini mencakup produk-produk utama seperti daging sapi, kopi, pisang, tomat, dan berbagai buah-buahan tropis.

Ini juga merupakan sebuah pengakuan implisit bahwa kebijakan tarifnya selama ini turut berkontribusi pada kenaikan harga, sebuah sentimen yang santer terdengar pasca-kemenangan Demokrat dalam pemilihan sela (off-year elections) baru-baru ini di mana isu ekonomi menjadi faktor penentu.

Kedua, dari jagat korporasi, investor legendaris Warren Buffett kembali membuat gebrakan. Dalam laporan terbarunya, Berkshire Hathaway mengungkap kepemilikan saham baru senilai US$ 4,3 miliar di Alphabet, induk perusahaan Google.

Ini adalah taruhan besar yang mengejutkan, mengingat Buffett secara historis dikenal menghindari saham-saham teknologi yang tumbuh cepat, meski Apple telah lama menjadi portofolio terbesarnya.

Banyak analis meyakini langkah ini didorong oleh manajer investasinya, Todd Combs dan Ted Weschler, yang lebih terbuka pada sektor teknologi.

Pada saat yang sama, Berkshire juga terlihat kembali memangkas kepemilikan sahamnya di Apple, meskipun raksasa iPhone itu masih menjadi investasi terbesarnya. Langkah ini menjadi sorotan karena diambil menjelang akhir era kepemimpinan Buffett selama 60 tahun di Berkshire.

Kembali ke pasar, dengan sentimen yang masih rapuh, investor kini mencari katalis baru. Laporan pendapatan dari raksasa teknologi menjadi fokus utama minggu depan.

Pasar tengah menyoroti laporan keuangan Nvidia sebagai pemantik potensial yang akan dipublikasikan pada Rabu (19/11/2025) mendatang.

Dengan saham Nvidia yang berhasil pulih dari tekanan jual pada hari Jumat, laporan yang kuat dari raksasa AI ini diyakini dapat menjadi pemicu yang dibutuhkan pasar untuk memulai reli yang lebih luas, dan menarik sektor teknologi keluar dari bayang-bayang kekhawatiran valuasi.

Namun potensi eskalasi geopolitik kian memanas antara Jepang dan juga China akibat perkataan yang dilontarkan oleh PM Sanae Takaichi pada akhir pekan lalu, dibahas pada halaman selanjutnya.

(gls/gls)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular