Awas Balas Dendam Emas Dimulai, Siap-Siap Harga Meledak Lagi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mulai meredup pada pertengahan hari ini. Reli emas sempat mereda seiring dolar menguat, sehingga investor menarik dananya. Akan tetapi harga emas diproyeksikan akan "balas dendam" dan terus mengalami kenaikan hingga tahun depan.
Pada perdagangan hari ini Rabu (12/11/2025) hingga pukul 13.50 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,29% di posisi US$4.113,71 per troy ons.
Sementara pada perdagangan sebelumnya Selasa (11/11/2025), harga emas dunia naik 0,26% di level US$4.126,44 per troy ons. Kenaikan tersebut menjadi penguatan emas selama tiga hari beruntun dan penguatan level tertinggi dalam hampir tiga minggu.
Harga emas melemah pada perdagangan Rabu, tertekan oleh penguatan dolar dan aksi ambil untung setelah emas terbang tinggi. Harga emas dunia naik ke level tertinggi hampir tiga minggu pada sesi sebelumnya di tengah ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve bulan depan.
Pada perdagangan intraday hari ini Rabu (12/11/2025), indeks dolar AS (DXY) menguat 0,10% di level 99,55. Penguatan terjadi usai melemahnya DXY selama lima hari beruntun.
"Penurunan dolar menguntungkan emas dan perak, yang keduanya mencatatkan kenaikan minggu ini," ujar Kepala Analis Pasar KCM Trade, Tim Waterer.
"Tampaknya 'layanan normal telah kembali' untuk emas, dengan logam mulia diperdagangkan kembali di atas US$4.100 per troy ons, sementara mengincar target lebih lanjut di atas level tertinggi jika data makro AS terus mendukung pelonggaran kebijakan moneter tambahan." imbuhnya.
Sementara itu, indeks dolar (DXY) menguat terhadap mata uang utama lainnya dan bersiap untuk mengakhiri penurunan lima sesi berturut-turut, membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Senat AS mengesahkan kesepakatan pada Senin untuk memulihkan pendanaan federal setelah penutupan yang memecahkan rekor yang telah mengganggu tunjangan pangan bagi jutaan orang, menyebabkan ratusan ribu pekerja federal tidak dibayar, mengganggu lalu lintas udara, dan menunda rilis data ekonomi pemerintah.
FedWatch CME Group menjelaskan pedagang memperkirakan probabilitas sekitar 68% bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, naik dari 64% pada sesi sebelumnya.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama ketidakpastian ekonomi.
Gubernur The Fed Stephen Miran mengatakan pada hari Senin bahwa pemotongan suku bunga sebesar 50 bps akan sesuai untuk bulan Desember, dengan mencatat bahwa inflasi sedang menurun sementara tingkat pengangguran cenderung meningkat.
SPDR Gold Trust GLD, ETF (exchange-traded fund) yang didukung emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya naik 0,41% menjadi 1.046,36 metrik ton pada hari Selasa dari 1.042,06 ton pada hari Senin.
Proyeksi Emas
Wells Fargo Investment Institute kini memperkirakan harga emas akan melonjak antara US$4.500 dan US$4.700 per ons pada akhir tahun 2026, menyebut reli saat ini masih jauh dari selesai.
Bank tersebut menyatakan emas tetap menjadi lindung nilai utama terhadap meningkatnya utang AS, inflasi, dan gejolak geopolitik, dengan permintaan bank sentral dan investor yang kuat mendorong tren kenaikan.
Perekonomian AS kehilangan lapangan kerja pada Oktober, dan sentimen konsumen mencapai titik terendah dalam 3,5 tahun, menambah tekanan pada The Fed untuk bertindak.
Sementara itu, UBS memperkirakan permintaan emas tahun ini dan tahun depan akan menjadi yang terkuat sejak 2011 dan memperingatkan bahwa lonjakan risiko politik atau keuangan apa pun dapat mendorong harga mendekati US$4.700. Perak juga melonjak 0,6% menjadi US$50,83, sementara platinum dan paladium menguat tipis. Wells Fargo mengatakan, tren kenaikan harga emas belum berakhir.
Wells Fargo yakin pasar emas masih jauh dari selesai. Menurut perkiraan terbaru mereka, harga emas dapat mencapai US$4.500 hingga US$4.700 per troy ons pada akhir tahun 2026. Ini akan menandai peningkatan signifikan dari level saat ini dan menunjukkan bahwa emas tetap menjadi investasi safe haven yang kuat.
Para analis menunjukkan bahwa meskipun harga emas mungkin berfluktuasi dalam beberapa bulan mendatang, pergerakan ini merupakan bagian dari fase konsolidasi alami. Penurunan jangka pendek tidak perlu dikhawatirkan oleh investor, karena tren jangka panjang tetap kuat. Faktor-faktor mendasar yang mendukung emas masih sangat kuat, menunjukkan bahwa pasar bullish terus berlanjut.
Banyak investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi global. Dengan kekhawatiran inflasi, utang pemerintah, dan meningkatnya ketegangan geopolitik, emas dipandang sebagai penyimpan nilai yang andal. Proyeksi dari Wells Fargo ini menyoroti daya tarik logam mulia yang berkelanjutan bagi investor institusional maupun individu.
Intinya, emas diperkirakan akan naik secara stabil selama satu setengah tahun ke depan, dan pasar tetap menguntungkan bagi investor yang mencari keamanan dan pertumbuhan. Proyeksi US$4.500 hingga US$4.700 per troy ons bukan hanya optimis, proyeksi ini mencerminkan kondisi global yang sedang berlangsung yang menjadikan emas pilihan utama untuk pelestarian kekayaan.
CNBC INDONESIA RESEARCH