Newsletter

Shutdown AS Akan Berakhir, Wall Street Euforia, IHSG-Rupiah Siap Pesta

Emanuella Bungasmara Ega Tirta,  CNBC Indonesia
11 November 2025 06:20
Bendera Amerika Serikat
Foto: Bendera Amerika Serikat (AP Photo/Charlie Riedel)
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam, IHSG melemah sementara rupiah menguat
  • Wall Street pesta pora di tengah optimisme berakhirnya shut down
  • Data ekonomi dalam negeri dan shutdown Amerika Serikat (AS) akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan Tanah Air kemarin bergerak dua arah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menguat di awal perdagangan akhirnya ditutup melemah tipis 0,04% ke level 8.391,24 pada Senin (10/11/2025). Sementara di sisi lain, rupiah justru melanjutkan tren positifnya dengan menguat 0,21% ke posisi Rp16.645 per dolar AS.

Pasar keuangan hari ini diharapkan kompak menguat. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup melemah berbalik arah pada Senin (10/11/2025). IHSG ditutup koreksi tipis 0,04% atau -3,35 poin ke level 8.391,24.


Walau pada pagi hari kemarinvindeks dibuka naik 0,58% dan sempat melesat 1% pada satu jam pertama sesi I. Penguatan IHSG terpangkas pada akhir sesi I menjadi 0,25%.

Sepanjang hari, indeks bergerak pada rentang 8.391,24-8.478,15. Sebanyak 389 saham naik, 300 turun, dan 267 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 20,61 triliun, melibatkan 43,38 miliar saham dalam 2,6 juta kali transaksi.

Mengutip Refinitiv, mayoritas sektor berada di zona hijau. Utilitas memimpin dengan penguatan 2,3% dan diikuti oleh properti (1,73%) serta bahan baku (1,07%).

Kemudian sektor energi turun paling dalam, yakni -3,52%. Finansial, kesehatan, dan konsumer primer, masing-masing turun 0,57%, 0,48%, dan 0,13%.

Sebanyak 371 saham menguat, 282 melemah dan 157 stagnan. Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 416,04 miliar.



Adapun IHSG berbalik arah disebabkan oleh koreksi tajam saham Dian Swastatika Sentosa (DSSA). Saham emiten milik Sinar Mas ini turun 12% ke level 88.000. DSSA menyeret indeks sebanyak -46,28 indeks poin.

Sementara itu, tiga saham terkuat yang mencoba mengungkit indeks hari ini adalah GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), Barito Renewables Energy (BREN), dan Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE).

Beralih ke pasar valuta asing, rupiah ditutup menguat pada Senin (10/11/2025), Berdasarkan data Refinitiv, rupiah terapresiasi sebesar 0,21% ke level Rp16.645/US$. Penguatan ini sekaligus memperpanjang tren positif rupiah yang telah berlangsung selama tiga hari beruntun sejak 6 November 2025.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau tengah mengalami pelemahan 0,05% ke level 99,548. 

Penguatan rupiah hari ini terjadi seiring dengan berlanjutnya pelemahan indeks dolar AS. DXY tercatat melemah sejak 5 November 2025 dan terus berlanjut hingga perdagangan Senin (10/11/2025).

Sementara pelemahan dolar AS terjadi setelah adanya kemajuan pembahasan di Kongres Amerika Serikat terkait upaya mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown). Senat pada Minggu waktu AS, menyetujui langkah awal untuk meloloskan rancangan undang-undang pendanaan pemerintah hingga 30 Januari 2026.

Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun melandai ke 6,13% dari 6,14% pada akhir pekan lalu. Imbal hasil yang melandai menandai harga SBN sedang naik karena diburu investor.

Saham-saham di Wall Street berakhir menguat pada perdagangan Senin atau Selasa pagi waktu Indonesia. Bursa terbang setelah para senator mengambil langkah penting untuk mengambil kesepakatan untuk mengakhiri penutupan (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat yang bersejarah.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 381,53 poin atau 0,81% ke level 47.368,63. S&P 500 menguat 1,54% menjadi 6.832,43, sementara Nasdaq Composite melonjak 2,27% ke 23.527,17.

Nvidia, Broadcom, dan sejumlah pemimpin reli saham kecerdasan buatan (AI) menjadi pendorong utama penguatan pasar, karena kemungkinan berakhirnya shutdown kembali meningkatkan selera risiko investor.

Saham Microsoft juga naik 1,9%, memutus tren penurunan delapan hari beruntun yang merupakan penurunan harian terpanjang sejak 2011.

Pekan lalu, saham-saham tersebut justru menarik pasar lebih rendah karena kekhawatiran di Wall Street terkait valuasi tinggi pada saham-saham AI.

Investor terus memantau negosiasi para legislator terkait pengesahan rancangan anggaran federal yang akan mengakhiri shutdown.

Sebuah langkah prosedural yang memungkinkan pemungutan suara lanjutan mengenai kesepakatan tersebut pada Senin telah disetujui dengan minimal 60 suara, setelah delapan senator dari Partai Demokrat memilih berbeda dari pimpinan partai untuk mendukung kesepakatan tersebut.

Kekhawatiran atas shutdown telah menekan sentimen konsumen ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun, mendekati level terburuk dalam sejarah, menurut survei University of Michigan yang dirilis Jumat lalu.

Karena penutupan tersebut, lembaga pemerintah tidak lagi merilis sejumlah data ekonomi kunci, termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan indeks harga produsen (PPI) yang dijadwalkan rilis minggu ini.

"November menjadi bulan yang bergejolak bagi aset berisiko," ujar Tim Holland, Chief Investment Officer di Orion, kepada CNBC, dengan mengutip kekhawatiran investor terhadap shutdown, valuasi pasar, dan potensi gelembung AI sebagai pemicu sentimen negatif belakangan ini.

Dalam sepekan terakhir, Nasdaq yang sarat saham teknologi mencatat kinerja terburuk sejak aksi jual yang dipicu perang tarif pada April, turun sekitar 3%. Baik S&P 500 maupun Dow Jones (30 saham) terkoreksi lebih dari 1% dalam sepekan.

"Kekhawatiran pekan lalu memang masuk akal, tetapi saya pikir setidaknya satu dari tiga kekhawatiran itu kini telah keluar dari radar, dan itu hal penting," lanjutnya.

Pasar keuangan hari ini diharapkan kompak menguat dengan adanya kabar positif dari Amerika Serikat (AS). Mulai menggeliatnya daya beli juga diharapkan bisa menggerakan ekonomi dalam negeri lebih cepat sehingga pasar saham dan rupiah bergarah.

Sejumlah sentimen diperkirakan akan menjadi penggerak pasar hari ini, terutama shutdown pemerintah AS

Shutdown Berpotensi Berakhir

Penutupan (shutdown) pemerintah terpanjang dalam sejarah AS berpotensi berakhir pekan ini setelah kompromi untuk memulihkan pendanaan federal lolos tahap awal pemungutan suara di Senat pada Minggu malam. Kendati demikian belum jelas kapan Kongres akan memberikan persetujuan final.

Kesepakatan tersebut akan memulihkan pendanaan bagi lembaga-lembaga federal yang masa pendanaannya dibiarkan kedaluwarsa pada 1 Oktober.

Hal ini memberi kelegaan bagi keluarga berpenghasilan rendah yang terdampak gangguan subsidi pangan, ratusan ribu pegawai federal yang tidak digaji selama lebih dari sebulan, serta para pelancong yang menghadapi ribuan pembatalan penerbangan.

Kesepakatan ini akan memperpanjang pendanaan hingga 30 Januari, yang berarti pemerintah federal untuk sementara akan tetap berada di jalur menambah utang sekitar US$1,8 triliun per tahun dari total utang yang sudah mencapai US$38 triliun.

Partai Republik di bawah Presiden Donald Trump menguasai mayoritas di kedua kamar Kongres. Namun, Partai Demokrat memanfaatkan aturan yang mensyaratkan persetujuan 60 dari 100 senator untuk sebagian besar legislasi.

Hal ini untuk mendorong perpanjangan subsidi asuransi kesehatan bagi 24 juta warga Amerika yang akan berakhir pada akhir tahun ini. Kompromi di Senat tersebut akan menjadwalkan pemungutan suara terkait subsidi kesehatan pada bulan Desember.

Keputusan delapan senator Demokrat moderat untuk meloloskan kesepakatan hanya satu minggu setelah Demokrat memenangkan pemilu penting di New Jersey dan Virginia serta terpilihnya seorang demokrat sosialis sebagai Wali Kota New York. Hal ini memicu kemarahan internal partai. Banyak yang mencatat tidak ada jaminan bahwa pemungutan suara soal subsidi kesehatan akan lolos di Senat atau DPR.

 

"Kami berharap bisa melakukan lebih banyak. Shutdown pemerintah tampak seperti kesempatan untuk mendorong kebijakan yang lebih baik. Itu tidak berhasil."," kata Senator Dick Durbin dari Illinois, pimpinan Demokrat nomor dua di Senat, dikutip dari Reuters.

Trump secara sepihak telah membatalkan belanja miliaran dolar dan memangkas jumlah pegawai federal hingga ratusan ribu, yang dinilai mencampuri kewenangan konstitusional Kongres dalam hal fiskal. Tindakan tersebut melanggar undang-undang pengeluaran sebelumnya yang disahkan Kongres, dan beberapa Demokrat mempertanyakan mengapa mereka perlu menyetujui kesepakatan belanja apa pun ke depannya.

Ketua DPR, Mike Johnson, mengatakan DPR dapat mengesahkan RUU tersebut paling cepat pada Rabu dan mengirimkannya kepada Trump untuk ditandatangani menjadi undang-undang, jika Senat bergerak cepat.

"Saya pikir kami bisa mengesahkannya di DPR dan mengirimkannya ke meja Presiden," katanya kepada Fox Business.

Jika pemerintah tetap tutup lebih lama lagi, pertumbuhan ekonomi bisa berubah negatif pada kuartal IV terutama jika perjalanan udara tidak kembali normal sebelum libur Thanksgiving pada 27 November.

Optimisme Konsumen Meningkat, Harapan Ekonomi Menguat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2025


Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2025 hari Senin, (10/11/2025) yang mencerminkan tingkat optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi enam bulan ke depan.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami peningkatan pada Oktober 2025 ke level 121,2 dibanding catatan per September 2025 sebesar 115.

Angka ini menegaskan bahwa masyarakat masih berada dalam zona optimis, dengan pandangan yang lebih positif baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun prospeknya enam bulan mendatang.

Peningkatan IKK ini terutama didorong oleh menguatnya dua komponen utamanya, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

IKE yang mencerminkan persepsi rumah tangga terhadap situasi ekonomi terkini naik ke 109,1 dari 102,7 pada bulan sebelumnya, sementara IEK yang menggambarkan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan juga melonjak ke 133,4 dari 127,2. Keduanya menunjukkan bahwa masyarakat mulai merasakan perbaikan ekonomi yang nyata sekaligus menaruh harapan terhadap arah pemulihan yang lebih kuat menjelang akhir tahun.

Indeks Penghasilan Saat Ini tercatat naik ke 117,1 dari 112,9, sementara Indeks Pembelian Barang Tahan Lama meningkat ke 107,5 dari 103,2.

Adapun Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, yang sebelumnya masih berada di zona pesimis, kini menembus batas optimis di level 102,6 setelah bulan sebelumnya hanya 92,0. Hal ini menunjukkan mulai terbukanya peluang kerja baru serta meningkatnya daya beli masyarakat di berbagai kota besar.

Dari sisi ekspektasi ke depan, konsumen kian yakin bahwa kondisi ekonomi enam bulan mendatang akan lebih baik. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang mencapai 133,4 didorong oleh kenaikan seluruh komponennya, termasuk ekspektasi terhadap penghasilan, lapangan kerja, dan kegiatan usaha.

Masyarakat memperkirakan peningkatan aktivitas ekonomi akan terus berlanjut, seiring dengan stabilnya inflasi dan pulihnya mobilitas pasca perlambatan ekonomi global. BI mencatat bahwa kenaikan ekspektasi paling kuat terjadi di kota-kota seperti Medan, Pontianak, dan Bandar Lampung, yang menunjukkan optimisme daerah non-Jawa terhadap arah pemulihan ekonomi nasional.

Namun di tengah meningkatnya optimisme, survei juga mengindikasikan adanya perubahan perilaku keuangan rumah tangga yang lebih berhati-hati.

Rata-rata proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi (average propensity to consume) menurun ke 74,7% dari 75,1% pada bulan sebelumnya. Sebaliknya, porsi tabungan (saving to income ratio) meningkat menjadi 14,3%, sementara pembayaran cicilan (debt to income ratio) relatif stabil di sekitar 11,0%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung memperkuat posisi tabungan di tengah ketidakpastian ekonomi global, sembari menahan laju konsumsi menjelang akhir tahun.

Laporan Survei Penjualan Eceran September 2025

Pada hari ini Selasa (11/11/2025), publik akan menantikan data kerasnya Indeks Penjualan Riil (IPR) untuk September 2025. Angka ini akan menjadi ujian penting bagi kekuatan konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang utama ekonomi nasional.

Bulan lalu, BI memperkirakan penjualan eceran tumbuh solid 5,8% YoY lonjakan besar dibandingkan realisasi Agustus yang hanya 3,5%.

Jika realisasi IPR kali ini mampu memenuhi atau bahkan melampaui ekspektasi itu, pasar berpotensi bereaksi positif. Artinya, pelemahan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di September belum berimbas signifikan terhadap penjualan di lapangan.

Sebaliknya, jika hasilnya meleset jauh di bawah 4%, pasar bisa menilai BI terlalu optimistis. Ini menandakan tekanan pada daya beli masyarakat semakin nyata. BI pun akan berada di posisi dilematis: menjaga stabilitas Rupiah di tengah konsumsi yang mulai melemah.

 

Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini


Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Laporan Survei Penjualan Eceran September 2025
  • Coffee Morning CNBC Indonesia: Tech & Telco Edition di Queens Head, Kemang, Kota Jakarta Selatan.

  • Puncak Perayaan Hari Ritel Nasional Tahun 2025 di Balai Sudirman, Kota Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri UMKM, dan Ketua Umum APRINDO.

  • Penandatanganan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pertanian, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Kepala Badan Pangan Nasional, dan Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara tentang Penugasan Percepatan Pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur Pascapanen dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kota Jakarta Pusat.

  • Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Agro dengan Asosiasi-asosiasi tentang "Kebijakan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional" di ruang rapat Komisi VII DPR, Senayan, Kota Jakarta Pusat.

  • L'Oréal-UNESCO For Women in Science National Fellowship 2025 Award Ceremony yang akan diselenggarakan di Ruang Auditorium Graha Diktisaintek, Kemendiktisaintek, Kota Jakarta Pusat.

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • RUPS PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL)

    Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Sinergi Inti Plastindo Tbk.

    Tanggal DPS Dividen Tunai Interim Selamat Sempurna Tbk
    Tanggal ex Dividen Tunai Interim PT Triputra Agro Persada Tbk.

    Tanggal ex Dividen Tunai Interim PT Chandra Asri Pacific Tbk

    Tanggal ex Dividen Tunai Interim PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk

    Tanggal DPS Dividen Tunai Interim Tempo Scan Pacific Tbk
    Tanggal ex Dividen Tunai Interim PT Medco Energi Internasional Tbk

    Tanggal cum Dividen Tunai Interim PT Avia Avian Tbk

    Tanggal DPS Dividen Saham Suparma Tbk


Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:






CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(emb/emb) Next Article Pekan Membara: RI Akan Digoyang The Fed, Deal Dagang, Inflasi & Lapkeu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular