Pemiliknya Bisa Bernafas Lega, Harga Emas Bangkit & Akhiri Mimpi Buruk

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia
06 November 2025 06:45
emas
Foto: emas

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mulai merangkak naik dan mencoba kembali ke level psikologis US$4.000 per troy ons. Harga emas rebound dari level terendah hampir 1 minggu karena perburuan harga murah menjelang data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Rabu (5/11/2025), harga emas dunia naik 1,28% di level US$3.982,25 per troy ons. Kenaikan ini mematahkan tren penurunan harga emas selama tiga hari beruntun hingga 2,2%.

Pada perdagangan hari ini Kamis (6/11/2025) hingga pukul 06.05 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,34% di posisi US$3.968,60 per troy ons.

Harga emas naik pada perdagangan Rabu, karena para pemburu harga murah emas masuk setelah emas batangan turun ke level terendah hampir satu minggu di sesi sebelumnya, sementara itu fokus pasar juga tertuju pada data penggajian swasta AS untuk isyarat penurunan suku bunga di masa mendatang.

Melemahnya indeks dolar juga menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga emas.

Pada perdagangan Rabu (5/11/2025), indeks dolar AS (DXY) melemah 0,07% di level US$100,15. Pelemahan ini terjadi usai penguatan DXY selama lima hari beruntun.

"Ini hanyalah aksi beli murah dan sentimen risk-off yang lebih luas di pasar keuangan yang mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven," ujar Jigar Trivedi, analis mata uang senior di Reliance Securities.

Saham Asia melanjutkan aksi jual semalam di Wall Street pada awal perdagangan karena kekhawatiran investor tentang valuasi yang berlebihan menggerus kepercayaan.

"Emas tertekan oleh memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga lagi tahun ini dan mungkin akan mengalami tekanan lebih lanjut hingga US$3.900 per troy ons jika data ADP menunjukkan sisi positif," tambah Trivedi.

The Federal Reserve AS memangkas suku bunga pekan lalu dan Ketua Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pemangkasan suku bunga tidak akan terjadi lagi hingga akhir tahun ini.

Pelaku pasar kini melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 69% pada bulan Desember, turun dari lebih dari 90% sebelum pernyataan Powell.

Pernyataan dari pejabat The Fed telah menyoroti perbedaan perspektif tentang cara mengatasi kesenjangan data saat ini.

Dengan penutupan pemerintah AS yang kemungkinan akan menjadi yang terpanjang, yang menghentikan rilis data pemerintah, investor berfokus pada laporan ekonomi non-resmi, termasuk Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP yang akan dirilis.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama masa ketidakpastian ekonomi.

Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi US$4.381,21 per troy ons pada 20 Oktober, tetapi telah turun sekitar 10% sejak saat itu.

Di sisi lain, harga perak ikut berpesta.

Harga perak (XAG) di pasar spot pada penutupan perdagangan Rabu (5/11/2025), terapresiasi 2,05% di level US$48,06 per troy ons. Penguatan ini berhasil mematahkan tren pelemahan harga perak selama tiga hari beruntun.

Dan pada perdagangan hari ini Kamis (6/11/2025) hingga pukul 06.05 WIB, harga perak di pasar spot melemah 0,34% di level US$47,90 per troy ons.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw) Next Article Harga Emas Melesat Lagi, Seberapa Cepat Bisa Tembus US$4.000?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular