Diam-Diam Harga Batu Bara Terbang, Tembus Rekor Tertinggi 2 Bulan

mae, CNBC Indonesia
30 October 2025 07:20
batu bara kapal tongkang
Foto: Detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara masih dalam tren penguatan.

Merujuk Refintiv, harga batu bara ditutup di posisi US$ 109,9 per ton atau melonjak 0,55% pada perdagangan Rabu (29/10/2025). Penguatan ini membawa batu bara ke rekor harga tertingginya sejak 1 September 2025 atau hampir dua bulan terakhir.

Harga batu bara juga sudah menguat 2% dalam tiga hari beruntun.  Harga batu bara menguat di tengah kabar baik dari China serta Jerman.

Harga batu bara kokas di China masih bertahan kuat, meskipun sentimen pasar mulai melemah dalam beberapa hari terakhir.

Pelaku pasar mencatat bahwa permintaan dari pabrik baja tetap stabil, sehingga menopang harga meskipun ada tanda-tanda perlambatan aktivitas pembelian.

Pengisian kembali stok oleh pabrik baja China sedikit berkurang setelah sebelumnya terjadi lonjakan pembelian menjelang kuartal akhir tahun.

Di sisi lain, ketersediaan pasokan domestik masih ketat, terutama untuk batu bara kokas dengan kualitas premium, sehingga menjaga harga tetap tinggi.

Akibat kenaikan ini, importir lebih berhati-hati melakukan pembelian karena harga coking coal impor (Mongolia & Australia) berada pada level tinggi dan margin pabrik baja mulai tertekan.

Beberapa trader bahkan mulai menahan pembelian karena khawatir bahwa harga telah berada di puncak jangka pendek dan bisa terkoreksi apabila produksi baja melemah.

Namun demikian, permintaan dari sektor baja China diperkirakan tetap solid dalam jangka pendek, terutama untuk produksi konstruksi dan infrastruktur.

Secara keseluruhan, meskipun sentimen melemah, fundamental supply-demand masih mendukung pasar coking coal untuk tetap kuat dalam waktu dekat.

Lonjakan batu bara juga ditopang kebijakan China.

Merujuk Reuters, pembatasan produksi batu bara di China dapat makin ketat menjelang akhir 2025, sehingga pemulihan output di negara produsen terbesar dunia kecil kemungkinannya terjadi.

 

China menerapkan pembatasan produksi batu bara setelah terjadi lonjakan pasokan yang tak terduga pada paruh pertama tahun ini yang menekan harga, menurut pernyataan China Coal sebelumnya.

Regulator aset negara telah menggelar pertemuan dengan pelaku industri dan menyerukan agar harga tetap berada pada level yang "wajar" dan "stabil", tambah Li Xueyuan, pejabat di departemen pemasaran China Coal Energy.

Li memperkirakan pasokan dan permintaan akan relatif seimbang dalam waktu dekat karena musim pemanas musim dingin mendukung konsumsi batu bara.

Kabar baik juga datang dari Jerman. Konsumsi gas Jerman naik sebesar 3,7% pada tiga kuartal pertama tahun 2025, didorong oleh kondisi cuaca yang lebih dingin dari normal di awal tahun serta penurunan produksi listrik tenaga angin, menurut kelompok statistik energi Ageb pada hari Selasa.

Batu bara adalah substitusi gas sehingga harganya saling memengaruhi. Kenaikan permintaan gas diprediksi akan mengerek harga gas yang berimbas pada batu bara.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation