
Harga Terjun Bebas, Tapi Bitcoin Diprediksi Jadi Mesin Uang 2026

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin (BTC) masih terus merosot, kini BTC tengah dalam fase downtrend secara minor trend. Meskipun tengah dalam tren penurunan, diproyeksikan investasi besar masih akan terus mengalir ke Bitcoin hingga 2026.
Pada perdagangan pagi hari ini Kamis (23/10/2025), pukul 09.56 WIB, BTC menguat 0,60% di level US$108.325,41 per koin.
Sementara pada perdagangan sebelumnya Rabu (22/10/2025), harga BTC jatuh 2,92% di level US$107.681,82 per koin.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, lembaga keuangan tampaknya tidak mengurangi kepercayaan mereka terhadap Bitcoin.
Survei terbaru oleh Coinbase menunjukkan bahwa sebagian besar lembaga keuangan masih optimistis terhadap masa depan Bitcoin (BTC), dengan prediksi bahwa nilai mata uang kripto ini akan terus meningkat hingga tahun 2026. Namun, pandangan mengenai kondisi pasar saat ini beragam.
![]() |
Survei yang dilakukan oleh Coinbase berjudul "Menavigasi Ketidakpastian" mengungkapkan bahwa sekitar 67% lembaga keuangan memprediksi kenaikan harga Bitcoin (BTC) hingga tahun 2026. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai fase pasar saat ini. Sekitar 45% responden berpendapat bahwa pasar sudah berada di tahap akhir siklus bullish, sementara yang lain masih melihat ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut.
![]() |
David Duong dari Coinbase menekankan bahwa likuiditas pasar masih kuat dan prospek keseluruhan tetap positif. Namun, investor mulai lebih berhati-hati menyusul volatilitas baru-baru ini. Hal ini tidak mengurangi keyakinan kuat para pemain besar seperti Tom Lee dari BitMine dan Michael Saylor dari Strategy yang terus membeli Bitcoin (BTC) dan Ethereum di saat harga turun.
Meskipun pandangan institusional berbeda, data on-chain menunjukkan gambaran yang lebih optimis.
Arus keluar Bitcoin (BTC) dari bursa tetap kuat sepanjang Oktober, menunjukkan bahwa akumulasi terus berlanjut meskipun pasar sedang berhati-hati. Data dari Santiment juga menunjukkan bahwa pemegang besar dengan 10.000 hingga 100.000 BTC telah meningkatkan saldo mereka di kuartal ketiga.
Hal ini mendukung pandangan Coinbase bahwa likuiditas tetap solid dan keyakinan jangka panjang masih kuat. Akumulasi ini menandakan bahwa investor besar sedang mempersiapkan fase pertumbuhan berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mungkin masih memiliki potensi yang belum dimanfaatkan.
Laporan tersebut mencatat bahwa pasokan Bitcoin (BTC) yang tidak likuid hanya turun 2% di kuartal ketiga, meskipun harganya mencapai titik tertinggi baru. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemegang jangka panjang (LTH) tidak menjual aset mereka. Data dari Glassnode mendukung hal ini, menunjukkan lebih banyak koin yang tidak tersentuh selama lebih dari setahun.
Mengikuti proyeksi Coinbase untuk tahun 2026, Bitcoin (BTC) berada dalam fase akumulasi yang stabil. Investor terus menahan aset, pasokan menyusut, dan keyakinan jangka panjang mendorong pasar, alih-alih sekadar sensasi. Ini menandakan era baru di mana nilai intrinsik dan adopsi jangka panjang lebih diutamakan daripada keuntungan spekulatif jangka pendek.
Terlepas dari ketidakpastian dan volatilitas pasar saat ini, data dan survei menunjukkan bahwa institusi besar dan investor jangka panjang tetap optimistis tentang masa depan Bitcoin (BTC). Dengan akumulasi yang berkelanjutan dan keyakinan kuat dari para investor paus, prospek Bitcoin (BTC) hingga tahun 2026 masih tampak sangat positif. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin (BTC) masih merupakan aset yang menarik bagi mereka yang mencari pertumbuhan jangka panjang.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)