
Wajib Bersyukur, RI Masuk 10 Besar Negara dengan Air Paling Melimpah

Jakarta, CNBC Indonesia - Air merupakan salah satu sumber daya alam paling penting bagi keberlangsungan hidup di bumi.
Sekitar 71% permukaan bumi diselimuti oleh air, tetapi sebagian besar adalah air asin dan hanya sebagian kecil air tawar.
Dari seluruh air yang ada di bumi, hanya 3% yang merupakan air tawar. Sebagian besar diantaranya beku di lapisan es dan gletser, atau terperangkap di bawah permukaan tanah. Akibatnya, jumlah air tawar yang siap konsumsi sangat terbatas, yakni sekitar 1% dari total air di bumi.
Kelangkaan air tawar ini semakin terasa ketika melihat fakta bahwa distribusi air tawar tidak tersebar merata di seluruh penjuru dunia. Sejumlah negara memiliki sumber air melimpah, sementara yang lain harus bertahan hidup di bawah ancaman krisis air bersih.
Brazil menjadi negara dengan sumber air tawar paling melimpah di dunia. Melansir Bank Dunia, sumber air terbarukan di Brazil mencapai 5661 miliar meter kubik atau setara dengan 13,22% cadangan air tawar dunia.
Hal ini tidak lepas dari keberadaan Sungai Amazon yang menjadi sumber air tawar utama di negara ini. Selain itu, curah hujan yang melimpah sepanjang tahun semakin memperkuat posisi Brazil sebagai negara dengan sumber air tawar terbesar di dunia.
Rusia menempati peringkat kedua negara dengan sumber air tawar paling melimpah. Keberadaan Danau Baikal yang merupakan cadangan air tawar terdalam dan tertua di dunia, serta sejumlah sungai besar membuat cadangan air tawar Rusia mencapai 4312 miliar meter kubik.
Di utara Brazil, Kanada dan Amerika Serikat menempati posisi berikutnya dalam daftar negara dengan cadangan air tawar terbesar. Volume air tawar di Kanada mencapai 2850 miliar meter kubik, sedangkan di Amerika Serikat sekitar 2818 miliar meter kubik.
Sebagian besar cadangan air tawar di kedua negara ini berasal dari danau-danau besar, aliran sungai utama, dan gletser.
Sementara itu, cadangan air tawar terbarukan di Indonesia mencapai 2018 miliar meter kubik, menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-7 dalam daftar. Hal ini ditopang oleh kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak danau dan sungai. Selain itu, iklim tropis dan curah hujan yang tinggi turut memperkaya ketersediaan air tawar di Indonesia.
Sebagai negara agraris, sebagian besar air tawar di Indonesia digunakan untuk menopang sektor pertanian. Data Bank Dunia mencatat bahwa sektor pertanian di Indonesia menggunakan sekitar 85,2% dari total air tawar yang tersedia.
Sementara itu, sektor industri hanya menggunakan sekitar 4,1% dari total air tawar yang tersedia. Sektor lain yang banyak menggunakan air tawar adalah rumah tangga. Sekitar 10,6% air tawar di Indonesia digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Ironisnya, meskipun memiliki sumber air yang melimpah, warga Indonesia masih mengandalkan air mineral dalam kemasan untuk kebutuhan minum. Tren ini paling terlihat di wilayah perkotaan, di mana akses terhadap air bersih layak konsumsi sangat terbatas.
Fakta tersebut ditunjukkan oleh publikasi Badan Pusat Statistik tentang pola konsumsi penduduk Indonesia pada Maret 2025. Berdasarkan data BPS, air kemasan galon menempati posisi ke-10 dalam daftar komoditas paling banyak dikonsumsi. Rata-rata masyarakat kota menghabiskan Rp2.851 dalam sebulan untuk membeli air minum dalam kemasan.
Tingginya konsumsi air dalam kemasan mengindikasikan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan dalam infrastruktur pengolahan dan distribusi air layak konsumsi.
Selain itu, banyak daerah terutama kawasan perkotaan dan pesisir, mengalami masalah penurunan kualitas air tawar akibat pencemaran limbah dan intrusi air laut. Dengan kata lain, tantangan pengelolaan air di Indonesia bukan soal kekurangan sumber air, melainkan keterbatasan tata kelola air.
(mae/mae)
