Newsletter

Momentum Setahun Prabowo Diuji: Gaza Panas, Bunga BI Jadi Tanda Tanya

Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
20 October 2025 06:15
Presiden AS Donald Trump menerima kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, Jumat (17/10/2025) waktu setempat. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Foto: Cover Ilustrasi Prabowo/ Ilham Restu

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, berhasil mengakhiri pekan yang volatil dengan catatan positif pada perdagangan Jumat (17/10/2025). Investor tampak mencerna kembali berbagai sentimen yang mewarnai pasar, mulai dari sinyal kebijakan moneter The Fed hingga awal musim laporan keuangan emiten.

Ketiga indeks utama kompak ditutup menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,52%, begitu pula dengan indeks S&P 500 yang terapresiasi 0,53%. Kinerja terbaik dibukukan oleh indeks padat teknologi, Nasdaq Composite, yang juga berhasil menguat 0,52%.

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, berhasil mengakhiri pekan yang volatil dengan catatan positif pada perdagangan Jumat (17/10/2025).

Kenaikan ini ditopang oleh optimisme investor setelah meredanya kekhawatiran perang dagang dan stabilnya sektor perbankan, dengan saham-saham teknologi raksasa tampil sebagai pemimpin.

Ketiga indeks utama kompak ditutup di zona hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,52%, senada dengan indeks S&P 500 yang juga terapresiasi 0,53%. Kinerja terbaik dibukukan oleh indeks padat teknologi, Nasdaq Composite, yang berhasil menguat signifikan sebesar 0,52%.

Teknologi Jadi Bintang, Investor Sambut Baik Meredanya Tensi Dagang

Berbeda dengan hari sebelumnya yang diwarnai aksi jual, penguatan pada hari Jumat tidak merata di semua sektor. Motor utama kebangkitan bursa kali ini adalah saham-saham teknologi berkapitalisasi pasar besar (megacaps).

Raksasa seperti Apple (+1,96%) dan Tesla (+2,46%) mencatatkan kenaikan solid, memberikan dorongan paling signifikan terhadap indeks S&P 500 dan Nasdaq. Selain itu, saham produsen chip Nvidia (+0,78%) dan Microsoft (+0,39%) juga turut berkontribusi pada sentimen positif.

Kenaikan ini dipicu oleh meredanya kekhawatiran investor terhadap tensi dagang. Pernyataan Presiden Donald Trump yang mengindikasikan bahwa ancaman tarif yang sangat tinggi terhadap China tidak akan berkelanjutan disambut baik oleh pasar.

Sektor teknologi, yang rantai pasoknya sangat bergantung pada China, menjadi yang paling diuntungkan dari sentimen ini.

Meskipun demikian, investor masih menaruh kewaspadaan pada sektor keuangan, khususnya perbankan regional, yang pada hari sebelumnya sempat goyang. Walaupun pada hari Jumat berhasil lebih stabil, sentimen di sektor ini masih rapuh.

Ancaman Ganda dari Yield 4%

Namun, di balik optimisme sesaat ini, investor tidak bisa mengabaikan satu angka keramat yang menjadi momok bagi pasar saham: imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun yang menancap kuat di level 4,0090%.

Level 4% ini bukanlah pertanda baik. Sebaliknya, ini adalah sebuah sinyal bahaya yang memukul pasar saham dari dua arah secara bersamaan.

Sebagai cerminan fondasi ekonomi yang rapuh. Yield yang tinggi adalah gejala dari ketidakpastian makroekonomi. Ini merefleksikan kekhawatiran pasar bahwa inflasi masih "lengket", sehingga memaksa The Fed untuk mempertahankan kebijakan suku bunga ketatnya lebih lama dari perkiraan (higher for longer).

Kebijakan yang dirancang untuk mendinginkan ekonomi ini secara inheren merupakan berita buruk bagi prospek pendapatan dan laba perusahaan, serta meningkatkan risiko resesi. Singkatnya, yield 4% adalah bayangan dari awan gelap yang sedang menaungi ekonomi AS.

Kini, Wall Street berada dalam sebuah pertarungan sengit, apakah sentimen positif dari meredanya tensi dagang dan harapan laba emiten cukup kuat untuk melawan tekanan ganda dari yield 4%? Jawabannya akan sangat menentukan tren pasar ke depan.

Musim Laporan Kinerja Jadi Harapan

Kini, fokus investor akan tertuju sepenuhnya pada musim rilis laporan keuangan kuartal ketiga yang akan semakin ramai pada pekan-pekan mendatang. Kinerja laba emiten, terutama dari sektor teknologi dan konsumer, akan menjadi ujian sesungguhnya bagi valuasi pasar saham saat ini.

Laporan kinerja yang solid dan panduan (guidance) yang optimistis dari para emiten raksasa diharapkan dapat menjadi bahan bakar baru bagi Wall Street untuk melanjutkan tren penguatannya. Sebaliknya, jika hasilnya mengecewakan, bukan tidak mungkin bursa akan kembali memasuki periode koreksi.

(gls/gls)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular