Saham Asia Berdarah-Darah, IHSG Malah Cengar-Cengir: Apa Rahasianya?

Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
13 October 2025 12:35
Bursa China
Foto: Bursa China (Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia memulai pekan perdagangan hari ini, Senin (13/10/2025), dengan sentimen yang beragam.

Kekhawatiran akan eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China menjadi faktor dominan yang menekan pasar, terutama di Hong Kong.

Sementara itu, bursa Singapura menunjukkan resiliensi dengan pelemahan terbatas, dan pasar Jepang secara mengejutkan bergerak melawan arus dengan dibuka di zona hijau.

Sentimen negatif ini merupakan imbas langsung dari penutupan Wall Street pada akhir pekan lalu. Jumat (10/10/2025), bursa saham AS ditutup anjlok setelah muncul ancaman tarif baru dari Washington terhadap Beijing.

Indeks S&P 500 merosot 2.7% dan Nasdaq Composite terkoreksi tajam sebesar 3.6%, memicu kekhawatiran investor terhadap aset-aset berisiko secara global.

Indeks Hang Seng (Hong Kong): Terpukul Sentimen Perang Dagang

Pasar Hong Kong menjadi yang paling terpukul di antara bursa utama Asia pada pembukaan hari ini. Indeks Hang Seng dibuka anjlok 2.5% atau 656.32 poin ke level 25,634. Pelemahan ini mengancam reli kuat yang telah dinikmati pasar Hong Kong sepanjang tahun 2025.

Pelemahan tajam Hang Seng didorong langsung oleh kekhawatiran bahwa perang dagang yang kembali memanas akan mengganggu prospek ekonomi China dan kinerja emiten-emiten raksasa yang tercatat di bursa tersebut.

Perlu dicatat bahwa Hong Kong, sebagai pusat keuangan internasional, sangat terekspos pada dinamika perdagangan global dan kesehatan ekonomi China.

Investor saat ini dalam mode wait and see, menantikan rilis data neraca perdagangan China untuk bulan September yang dijadwalkan hari ini.

Data tersebut akan menjadi indikator penting untuk mengukur dampak dari ketegangan dagang yang telah berlangsung dan akan sangat mempengaruhi arah pergerakan pasar dalam jangka pendek.

Prospek berlanjutnya perang dagang mengancam reli saham-saham teknologi China seperti Alibaba dan Tencent yang sebelumnya menikmati kenaikan signifikan tahun ini.

Straits Times Index (Singapura): Resilien di Tengah Gejolak

Pasar saham Singapura menunjukkan daya tahan yang lebih baik, dibuka dengan pelemahan yang jauh lebih terbatas. Straits Times Index (STI) dibuka di level 4,432.15, sedikit melemah dari penutupan akhir pekan lalu di 4,440.50.

Meskipun tidak imun terhadap sentimen negatif global, fundamental ekonomi domestik Singapura yang solid memberikan bantalan bagi STI.

Pasar Singapura baru-baru ini mencatatkan rekor tertinggi baru di atas level 4,400, didukung oleh kinerja emiten blue-chip yang kuat, terutama di sektor perbankan dan industri.

Pelemahan tipis pada pembukaan pagi ini lebih mengindikasikan aksi ambil untung (profit-taking) dan sikap kehati-hatian investor dalam merespons gejolak eksternal, ketimbang kepanikan.

Sebagai negara dengan ekonomi terbuka, Singapura tetap rentan terhadap gangguan rantai pasok global. Namun, posisinya sebagai pusat keuangan dan bisnis yang stabil di Asia Tenggara membantunya meredam sebagian volatilitas.

Nikkei 225 (Jepang): Melawan Arus Berkat Faktor Domestik

Berbeda secara signifikan dengan pasar regional lainnya, bursa Jepang justru dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 dibuka di level 48,510.72, naik dari penutupan hari Jumat di 48,088.80.

Kinerja positif Nikkei yang melawan sentimen regional dan global dapat diatribusikan pada beberapa faktor domestik yang kuat.

Pertama, optimisme pasar terhadap stimulus fiskal yang lebih besar di bawah pemerintahan baru terus berlanjut, mendorong ekspektasi belanja pemerintah yang akan menopang perekonomian.

Kedua, pelemahan mata uang Yen terhadap Dolar AS memberikan keuntungan kompetitif bagi para eksportir Jepang, yang memiliki bobot besar di dalam indeks Nikkei.

Pelemahan Yen secara efektif meningkatkan nilai pendapatan luar negeri mereka ketika dikonversi kembali ke mata uang lokal.

Terakhir, pasar Jepang tampaknya telah "memasukkan" sebagian berita negatif dari AS pada penutupan hari Jumat lalu, yang juga ditutup melemah.

Dengan demikian, investor hari ini lebih fokus pada prospek pendapatan emiten domestik yang diperkirakan tetap solid dan harapan akan kebijakan moneter yang akomodatif dari bank sentral global, termasuk The Fed.

Asian StockFoto: Asian Stock

Indeks Harga Saham Gabungan (Indonesia): Pergerakan V Shape

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan pekan ini dengan volatilitas tinggi, Senin (13/10/2025). Dibuka anjlok signifikan akibat sentimen negatif dari bursa global, IHSG menunjukkan daya tahan yang kuat dengan berhasil berbalik arah ke zona hijau menjelang pertengahan sesi I.

Pada pembukaan pasar pukul 09.00 WIB, IHSG langsung terperosok ke zona merah, melemah ke level 8.170. Tekanan jual terus berlanjut pada awal perdagangan, bahkan sempat membawa indeks anjlok hingga 1.6% ke level terendah di 8.134.

Namun, kekuatan beli domestik perlahan muncul dan berhasil mengangkat indeks, terutama ditopang oleh pergerakan saham konglomerasi dari group Prajogo Pangestu seperti Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dengan nilai transaksi Rp 1,45 triliun dengan mengalami kenaikan sebesar 0,88% sejak pembukaan pasar.

Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga telah mengalami peningkatan sebesar 13,58% sejak pembukaan dengan total nilai transaksi sebesar hampir Rp1,1 triliun. Dilanjutkan dengan Barito Pacific Tbk (BRPT) degan kenaikan harga 2,57% dengan nilai trans

Selain ketiga saham tersebut, Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) juga menjadi penopang kinerja IHSG dengan mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp902,78 milyar (+0,76%) dan Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS) dengan nilai Rp587,97 milyar (+5,85%) sejak pembukaan.

Hingga pukul 11.00 WIB, IHSG terpantau berhasil bangkit dan menguat sebesar 20,96 poin atau 0,02% ke level 8.259,82. Pergerakan ini menunjukkan adanya pertarungan kuat antara sentimen jual investor asing dan optimisme investor domestik.

IHSGFoto: IHSG 11.15 13 Oktober 2025

-

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(gls/gls)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation