10 Negara Termiskin di Dunia, Warga Hidup Kurang dari Rp50 Ribu/Hari

Muhammad Zahran, CNBC Indonesia
09 October 2025 17:00
Infografis: Dari Zaman ke Zaman, Ini Jumlah Penduduk Miskin RI
Foto: Infografis/Penduduk Miskin RI/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemiskinan ekstrem yang terjadi di dunia, terutama di negara berkembang, merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian khusus.

Berdasarkan garis kemiskinan internasional yang ditetapkan oleh World Bank, individu dinyatakan berada dalam kemiskinan ekstrem jika pengeluarannya tidak lebih dari US$3 per hari atau Rp 49.650 (US$1=Rp 16.550).

Garis kemiskinan internasional ini biasa digunakan untuk menghitung tingkat kemiskinan ekstrem di negara berpendapatan rendah. Pada negara berpendapatan menengah ke bawah, garis kemiskinan ekstrem ditetapkan di angka US$4,2 per hari atau Rp 69.510.

Sementara pada negara berpendapatan menengah ke atas, garis kemiskinan berada di kisaran US$8,3 per hari atau Rp 137.365 dari sisi pengeluaran.

Merujuk data terbaru yang dikumpulkan World Bank, terdapat setidaknya 1 dari 10 orang di dunia yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem. Sebagian besarnya berasal dari kawasan Sub-Sahara Afrika atau negara-negara yang rawan konflik. Data mencatat 10 negara di wilayah ini menjadi negara yang memiliki tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di dunia.

Republik Demokratik Kongo menjadi negara dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di dunia, dengan hampir 85,3% penduduknya yang hidup dengan kurang dari US$3 per hari.

Meskipun terkenal dengan kekayaan sumber daya mineralnya, negara ini tidak mampu mendistribusikan kekayaan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Tata kelola pemerintahan yang buruk hingga konflik bersenjata dan pelanggaran hak asasi manusia menjadi penyebab bencana kemiskinan ekstrem melanda negara ini.

Tidak jauh dari Kongo, negara yang berada di peringkat kedua dalam kategori kemiskinan ekstrem tertinggi adalah Mozambik. Sekitar 82,2% penduduk Mozambik berada dalam jurang kemiskinan ekstrem.

Di peringkat ketiga dan keempat, terdapat Malawi (75,4%) dan Burundi (74,2%) dengan lebih dari setengah populasinya yang hidup dalam garis kemiskinan ekstrem.

Di samping daftar 10 besar, Kosovo menjadi negara di luar Afrika yang memiliki tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi, yakni sekitar 25% atau setara 1 dari 4 orang yang merasakan hidup di bawah kemiskinan ekstrem. Tingginya tingkat kemiskinan di negara ini disebabkan oleh konflik yang kerap kali terjadi di wilayah pecahan Yugoslavia ini.

Bergeser ke kawasan Asia, terdapat Filipina yang menduduki peringkat ke-26 negara dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi. Jumlah penduduk Filipina yang hidup di bawah US$3 per hari mencapai 11% populasi, atau sekitar 110 juta jiwa pada tahun 2023.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Berdasarkan data World Bank, tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai 5,4% pada 2024.

Jika melihat tren pada periode 2020 hingga 2024, tingkat kemiskinan ekstrem di tanah air menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Tingkat kemiskinan ekstrem Indonesia sempat mencapai 9,8% pada 2020.

Besarnya persentase ini tidak lepas dari pandemi yang terjadi pada periode tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya, proporsi penduduk yang hidup dengan kurang dari US$3 per hari mulai mengalami penurunan, hingga mencapai 5,4% pada 2024.

Meskipun cukup kecil secara persentase, tapi angka ini setara dengan 15,3 juta penduduk Indonesia yang hidup dalam jurang kemiskinan ekstrem. Hal ini tidak boleh dipandang sebelah mata, apalagi jika melihat kondisi negara saat ini yang sedang mengalami ketidakpastian ekonomi. Jika kondisi ini terus dibiarkan, angka kemiskinan ekstrem berpotensi meningkat di tahun-tahun berikutnya.

Perlu adanya upaya intervensi pemerintah untuk mengatasi masalah ini, salah satu langkah penting adalah dengan memperhatikan faktor kunci penyebab kemiskinan. Fokus kebijakan dapat diarahkan pada upaya pemerataan akses pendidikan dan kesehatan, hingga penguatan di sektor ketenagakerjaan.

Berbeda dengan Bank Dunia,Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang ekstrem Indonesia pada Maret 2025 mencapai 2,38 juta jiwa. Jumlah ini turun jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menuturkan berdasarkan data Susenas Maret 2025, jumlah penduduk miskin ekstrem ini turun sebanyak 1,18 juta dari persentase penduduk miskin pada Maret dan September 2024.

"Jika dibandingkan setahun lalu mengalami penurunan 1,18 juta orang, dari persentase penduduk miskin ekstrem pada Maret 2025 mencapai 0,85% atau turun 0,14% jika dibandingkan September 2024 atau jika dibandingkan Maret 2024 lalu turun 0,41%," kata Ateng, dalam rilis data Profil Kemiskinan di Indonesia Kondisi Maret 2025 dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Indonesia Kondisi Maret 2025, Jumat (25/5/2025).

Rilis BPS Jumat, (25/7/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)Foto: Rilis BPS Jumat, (25/7/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
Rilis BPS Jumat, (25/7/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
(mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation