Harga Emas Tiba-Tiba Ambruk Setelah Cetak Rekor, Apa yang Terjadi?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Jumat, 03/10/2025 06:20 WIB
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas akhirnya terkoreksi usai menyentuh level tertinggi sepanjang masa, sekaligus mematahkan kenaikannya selama lima hari beruntun. Harga emas merosot dari rekor tertinggi setelah komentar dari Presiden The Federal Reserve Bank of Dallas, mendorong aksi taking profit.

Pada perdagangan Kamis (2/9/2025), harga emas dunia turun 0,52% di level US$3.845,71 per troy ons. Pada perdagangan intraday, harga emas sempat menyentuh level tertingginya di US$3.896,49 per troy ons. Sayangnya usai menyentuh level tertinggi sepanjang masa, emas harus terkoreksi.

Pelemahan penutupan kemarin adalah yang pertama setelah logam mulia terbang selama lima hari beruntun.

Pada perdagangan hari ini Jumat (3/10/2025) hingga pukul 06.02 WIB, harga emas dunia di pasar spot stagnan dan hanya melemah tipis 0,001% di posisi US$3.855,73 per troy ons.

Harga emas turun pada perdagangan Kamis, mundur dari rekor tertinggi yang dicapai di awal sesi, setelah Presiden The Federal Reserve Bank of Dallas, Lorie Logan, mendesak kehati-hatian terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut.

Harga spot mencapai rekor tertinggi US$3.896,49 di awal sesi di tengah penutupan pemerintah AS yang masih berlangsung.

Logan mengatakan bank sentral AS telah mengambil beberapa asuransi terhadap penurunan tajam di pasar tenaga kerja dengan penurunan suku bunga bulan lalu, tetapi perlu berhati-hati terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut.

"Harga emas melemah setelah komentar tersebut. Meskipun satu gubernur The Fed tidak akan serta-merta menentukan arah tindakan The Fed secara keseluruhan, hal ini menimbulkan kekhawatiran di pasar tentang seberapa agresif Fed dalam pertemuan berikutnya," ujar Bob Haberkorn, ahli strategi pasar di RJO Futures.

Para pelaku pasar memperkirakan peluang 99% bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada pertemuan bulan ini.

Emas, yang dipandang sebagai aset safe haven di masa ketidakpastian, tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah. Harga emas telah naik 46% sepanjang tahun ini.

Penutupan pemerintah AS diperpanjang hingga hari kedua pada hari Kamis, berpotensi menunda rilis data ekonomi utama, termasuk laporan data penggajian non-pertanian (NFP) yang akan dirilis pada hari Jumat. Laporan klaim pengangguran mingguan, tolok ukur utama kesehatan pasar tenaga kerja yang dijadwalkan pada hari Kamis, juga tidak dirilis.

"Dengan ketegangan perdagangan dan tarif yang membentuk lanskap global, dan dengan titik-titik panas geopolitik yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian, lingkungan tetap mendukung permintaan aset safe haven," menurut catatan perusahaan jasa keuangan StoneX.

Emas tetap menjadi rekomendasi komoditas jangka panjang dengan keyakinan tertinggi dari Goldman Sachs, menurut bank tersebut dalam sebuah catatan pada hari Rabu, menambahkan bahwa risiko kenaikan terhadap proyeksi harga emasnya di US$4.000 per troy ons pada pertengahan 2026 dan US$4.300 per troy ons pada Desember 2026 telah meningkat.


(saw/saw)
Pages