7 Emiten Kompak Ganti Bos Besar, Ada yang Putar Haluan

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
26 September 2025 17:25
saham
Foto: saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami perubahan pemegang saham pengendali sepanjang tahun ini.

Perubahan pengendali dalam suatu perusahaan atau saham terjadi ketika pihak yang memiliki kendali atas perusahaan berganti, misalnya pemegang saham mayoritas atau pihak yang punya kekuasaan menentukan arah kebijakan manajemen digantikan oleh pihak lain.

Hal ini biasanya terjadi saat pemegang saham lama menjual sebagian besar kepemilikannya karena alasan finansial, restrukturisasi, atau perubahan strategi. Biasanya pemegang lama terpaksa menjual sahamnya kepada investor baru demi menyelamatkan perusahaan.

CNBC Indonesia Research mencatat beberapa saham yang melakukan perubahan pengendali.

1. FUTR

PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) yang dulunya memiliki bisnis periklanan dan konten digital kini melakukan transformasi bisnisnya menjadi energi terbarukan, akan tetapi segmen digital & periklanan tetap ada sebagai bagian dari portofolio.

FUTR bersiap menjadi salah satu pemain besar di sektor energi baru terbarukan (EBT), didorong oleh calon pemegang saham pengendali barunya yakni, PT Aurora Dhana Nusantara alias Ardhantara.

Diketahui, Ardhantara mengumumkan membeli sekitar 3,27 miliar saham dari pengendalian FUTR, yakni PT Digital Futurama Global. Jumlah itu setara dengan 29,21% dari modal ditempatkan dan disetor.

Keduanya telah menandatangani suatu term sheet sehubungan dengan rencana akuisisi ini. Keduanya telah melakukan negosiasi pada 15 Agustus 2025.

Akuisisi ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi Ardhantara di industri energi bersih yang tengah berkembang.

Ardhantara akan mengintegrasikan aset berbasis EBT, termasuk geothermal Gunung Slamet dan beberapa aset lain yang masih tahap finalisasi.

Ardhantara tengah mengembangan geothermal di Gunung Slamet, Jawa Tengah, dengan potensi kapasitas sekitar 220 MW. Proyek ini telah mengantongi Power Purchase Agreement (PPA) bersama PLN.

Selain geothermal, Ardhantara juga menyiapkan ekspansi ke sektor pembangkit listrik tenaga surya, LPG dan Green Methanol yang akan diintegrasikan ke FUTR.

Konsesi Gunung Slamet diproyeksikan menjadi salah satu proyek geothermal terbesar di Tanah Air. Pada tahap awal, Ardhantara telah menggelontorkan US$ 80 juta atau setara dengan Rp1,2 triliun.
Dana tersebut akan digunakan untuk eksplorasi dan pembangunan infrastruktur tahap awal. Adapun tahap pengeboran alias drilling akan dimulai pada 2026-2027 dengan melibatkan PetroChina, Sinopec, Ormat hingga Norinco International.

Ardhantara menargetkan kapitalisasi pasar alias market cap FUTR mampu menyamai perusahaan sejenis yang sudah lebih dulu melantai di BEI.

2. IRSX

Pada Kamis kemarin (25/9/2025), dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) mengesahkan serangkaian perubahan fundamental pasca akuisisi dan perubahan kepemilikan saham Perseroan, di mana PT Matra Tri Abadi telah menjadi pemegang saham pengendali baru.

Dalam RUPSLB juga berisi pergantian nama dari PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) menjadi PT Folago Global Nusantara Tbk (IRSX).

RUPSLB juga menyetujui perubahan susunan direksi dan komisaris. Susunan pengurus Perseroan yang baru mencerminkan visi dan strategi di bawah pengendali baru, PT Matra Tri Abadi:

PT Folago Global Nusantara Tbk (IRSX)

Dewan Komisaris

Komisaris Utama: Adhie Moelyadi Masardi
Komisaris Independen: Benny

Direksi

Direktur Utama: Subioto Jingga
Direktur: Charlie
Direktur Teknologi: Michael Hizkia Halasan
Direktur: Gusti Ngurah Komang Panji Pramana

Dalam RUPSLB IRSX juga menyetujui rencana aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD I) atau rights issue.

Saham baru sebanyak-banyaknya 12.390.094.754 (dua belas miliar tiga ratus sembilan puluh juta sembilan puluh empat ribu tujuh ratus lima puluh empat) lembar.

Waran Seri II sebanyak-banyaknya sejumlah 1.858.514.214 (satu miliar delapan ratus lima puluh delapan juta lima ratus empat belas ribu dua ratus empat belas).

Dana hasil rights issue I ini rencananya akan digunakan untuk ekspansi dan pengembangan usaha, baik belanja modal (capex) maupun modal kerja (opex).

Keputusan RUPSLB ini menandai babak baru bagi Perseroan dengan nama PT Folago Global Nusantara Tbk, sejalan dengan langkahnya memasuki bisnis Multi Channel Networking (MCN) dan memperkuat posisinya di sektor social commerce dan ekosistem digital UMKM.

3. MMLP

PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) kini akan memiliki pengendali baru usai para pengurus MMLP mengundurkan diri setelah keputusan Grup Astra mengakuisisi emiten properti itu melalui entitas anaknya, PT Saka Industrial Arjaya (SIA).

Penyerahan surat pengunduran diri para jajaran Komisaris dan Direksi telah disampaikan pada 22 Agustus 2025 lalu. Mereka yang melepas jabatannya terdiri dari lima anggota, dengan perincian sebanyak dua direksi dan tiga jajaran komisaris.

Antara lain, Direktur Utama Hungkang Sutedja, Direktur Gomos Benjamin Silitonga, Komisaris Utama Paulus Ridwan, Purawinata, Komisaris Independen Zainul Abidin Bin Mohammed Rasheed, dan Komisaris Independen Ho Kee Sin.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pengunduran diri mereka akan efektif pada tanggal yang tercantum dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham MMLP yang akan menyetujui pengunduran diri tersebut.

Mengutip website resmi MMLP, keputusan perubahan pengurus manajemen yang baru akan disampaikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 16 September 2025 mendatang.

Sejumlah calon pengurus MMLP juga disampaikan setelah perseroan menerima surat dari PT Suwarna Arta Mandiri, selaku pemegang saham yang memiliki 49,235%.

Sejumlah jajaran manajemen yang diusulkan antara lain, dari jajaran dewan direksi akan diisi oleh Ashwin Bhat sebagai Presiden Direktur, Susan Samantha sebagai Direktur, Lia Prilianty Singgih sebagai Direktur.

Sementara dari jajaran komisaris akan digantikan oleh Wibowo Muljono sebagai Presiden Komisaris, Prof. Dr. Budi Frensidy sebagai Komisaris Independen, dan Frans Surjadi sebagai Komisaris.

Asal tahu saja, PT Mega Manunggal Property Tbk. adalah perusahaan penyedia gudang yang mendukung kebutuhan properti industri yang berfokus pada penyediaan gedung perkantoran dan gudang logistik yang baik di Indonesia. Perusahaan ini dikendalikan oleh Hungkang Sutedja, anak dari konglomerat The Ning King.

Adapun SIA akan melakukan akuisisi saham MMLP sebesar 83,67%. Penyelesaian aksi korporasi tersebut berdasarkan perjanjian bersyarat yang telah disepakati pada tanggal 21 Juli 2025.

Dengan adanya transaksi tersebut SIA akan menjadi pengendali baru dari MMLP dan akan melaksanakan Penawaran Tender Wajib sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan OJK No. 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka dan ketentuan di bidang pasar modal yang berlaku.

4. KRYA

PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) kini telah bertransformasi bisnis dari konstruksi menjadi energi baru terbarukan (EBT). Pergantian bisnis ini pun mengganti seluruh struktur pemegang saham.

Struktur pemegang saham KRYA berubah usai serangkaian transaksi pengalihan saham dengan total sebanyak 748.765.600 lembar pada Senin (25/8/2025).

Direktur KRYA, Brigitta Notoatmodjo, resmi melepas seluruh kepemilikannya sebanyak 97,77 juta lembar saham atau 5,88% di harga Rp33 per saham. Dari transaksi itu, Brigitta mengantongi sekitar Rp3,23 miliar, sekaligus membuat dirinya tak lagi tercatat sebagai pemegang saham KRYA.

Kemudian, PT Bangun Karya Artha Lestari, juga ikut melepas kepemilikannya. Sebanyak 529,08 juta lembar saham atau 31,4% dilepas di harga yang sama, dengan nilai transaksi mencapai Rp17,46 miliar. Pasca aksi tersebut, porsi kepemilikan Artha Lestari menyusut tajam dari 48,4% menjadi 17%.
Selanjutnya, Hok Gwan Dharmo Budiono menjual 121,92 juta saham atau 7,33% senilai Rp4,02 miliar, sehingga kepemilikannya turun dari 16,85% menjadi 9,52%.

Diketahui, Rich Step Internasional Ltd. (RICH) mengakuisisi 62% saham KRYA dari pemegang saham utama.
Saham yang akan diambil alih berasal dari pemegang saham utama yakni PT Bangun Karya Artha Lestari, Brigitta Notoatmodjo, dan Pramana Budihardjo. Aksi korporasi ini akan menyebabkan terjadinya perubahan pengendalian terhadap Perseroan.

RICH, melalui entitas terafiliasi Green City SG Pte. Ltd. (GCSG) asal Singapura, serta calon pembeli lainnya yakni Yang Jie dan PT Green Power Group Tbk (LABA), akan mengakuisisi 1.031.645.000 lembar saham atau 62% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

5. GOOD-KEJU

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) dan perusahaan keju asal Prancis, Bel S.A, secara resmi menjadi pengendali bersama PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), produsen keju Prochiz.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), status pengendalian ini sudah efektif berlaku sejak 8 September 2025. GOOD dan Bel S.A sebelumnya telah menandatangani perjanjian induk atau Framework Agreement pada 6 Agustus 2025.

Bel S.A akan memperoleh hak-hak pengelolaan tertentu atas PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) termasuk menentukan kebijakan keuangan dan operasional KEJU. Meski begitu, GOOD tetap menjadi pengendali KEJU dan memiliki hak penuh untuk melakukan konsolidasi laporan keuangan KEJU di laporan keuangan perseroan.

Diketahui, Bel S.A tercatat memborong sebanyak 1.265.625.000 saham KEJU pada 8 Agustus 2025 dengan harga Rp 560 per saham, sehingga total dana yang dikeluarkan sebesar Rp 708,75 miliar.

Setelah transaksi pembelian saham tersebut, maka Bel S.A memiliki 22,5% saham KEJU, dan GOOD memiliki 66,07% saham KEJU.

6. OLIV

Emiten di industry furniture, PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) mengumumkan rencana besar terkait pergantian pengendali saham perseroan.

Dua pemegang saham utama, Hendro Jap dan Hioe Mie Tjen, telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat pada 17 September 2025 untuk melepas 1,48 miliar saham atau setara 77,9% kepemilikan di OLIV.

Kepemilikan dua pemegang saham utama tersebut diberikan kepada tiga pihak non-afiliasi, yakni PT Olive Power Invest (OPI), PT Motif Investasi Indonesia (MII), dan PT Pacific Prima Permata (PPP).

Hingga saat ini, nilai transaksi belum diumumkan, namun rencana akuisisi ini akan dilaksanakan dalam dua tahap.

Tahap pertama, yang dijadwalkan berlangsung pada 18 September 2025, MII akan membeli 95 juta saham dari Hendro Jap, sementara PPP juga mengambil alih 95 juta saham dari pemegang saham yang sama.

Dan pada tahap kedua, OPI akan mengakuisisi 1,29 miliar saham dari Hendro Jap dan Hioe Mie Tjen.

Apabila rencana transaksi sebagaimana yang telah dinegosiasikan antara penjual dan pembeli diselesaikan, penyelesaian tersebut akan menyebabkan pengendalian Perseroan berubah dari sebelumnya Hendro Jap menjadi Olive.

Rencana transaksi ini dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, termasuk Peraturan OJK No. 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.

7. PGJO

PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) resmi mengganti nama perusahaan menjadi PT Bahtera Bumi Raya Tbk usai diakuisisi oleh PT Zhengyu Global Trading.

Keputusan pergantian nama tersebut diresmikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Rabu (17/9/2025) di Ascott Kuningan, Jakarta.

Dalam RUPSLB tersebut juga menyepakati perombakan susunan direksi dan komisaris. Manajemen lama diberhentikan secara hormat oleh pemegang saham yakni Adi Putera Widjaja (Direktur Utama), Benny (Direktur), dan Claudia Ingkiriwang (Komisaris Utama).

Sebagai gantinya, manajemen diisi oleh perwakilan pengendali baru yakni Yang Wenhao selaku Direktur Utama, Willius Wijaya sebagai Direktur, dan Xie Wang sebagai Komisaris Utama. Sebelumnya, PT Zhengyu Global Trading yang berganti nama menjadi PT Batu Investasi Indonesia mengakuisisi saham mayoritas PGJO sebesar 493 juta saham atau setara 61,96 persen. Akuisisi tersebut menggunakan skema backdoor listing .

Akuisisi tersebut dilakukan atas saham PGJO milik PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN), Henri Widodo, Ing Ing Cindy Eva, Claudia Ingkiriwang, Ellen Yanury Luassa, dan Adi Putera Widjaja. Dengan demikian, terjadi perubahan pengendali pada saham PGJO.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation