Usai Fed & BI Pangkas Suku Bunga, Begini Ramalan Laju IHSG Hari Ini

Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
18 September 2025 08:20
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat pada hari ini, Kamis (18/9/2025) ditopang dengan sejumlah sentimen positif.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (17/9) IHSG ditutup menguat 0,85% ke angka 8.025,18. IHSG sedang mengalami re-test pada resistance pada 28 Agustus dan 15 Agustus lalu yang mencatat adanya kenaikan IHSG ke angka 8.000.

Sementara itu dari segi support terdapat 2 jenis support pada angka 7460 ke 7530 di level terdekat dan adanya konsolidasi pada angka 6700-6800 pada Juni lalu.

IHSG hari ini diperkirakan ke angka 8.000 diakibatkan oleh sentimen positif dari penurunannya suku bunga Bank Indonesia dan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Terlepas dari potensinya resistensi pasar di angka psikologi 8.000, diyakini harga akan mengalami peningkatan jangka pendek dan akan melakukan retest kembali ke area resistensi sebelumnya yang telah berubah menjadi area support di rentan angka 7.950 - 8.000 ke depan.

Proyeksi IHSGFoto: Reuters
Proyeksi IHSG

IHSG Diguyur Sentimen Positif
Sejumlah sentimen positif diperkirakan akan menopang laju IHSG hari ini. Sentimen positif datang dari pemangkasan suku bunga BI dan The Fed serta stimulus pemerintah.

Seperti diketahui, The Fed akhirnya memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 4,00-4,25% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (18/9/2025). The Fed juga memberi isyarat akan ada dua pemangkasan lagi ke depan.

Ini merupakan pemangkasan pertama sepanjang tahun ini.The Fed terakhir kali menurunkan suku bunganya pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2024.

Dalam pernyataan resminya, The Fed menjelaskan indikator ekonomi terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan aktivitas ekonomi melambat pada paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan lapangan kerja juga menurun, dan tingkat pengangguran naik tipis namun tetap rendah. Inflasi meningkat dan masih berada pada level yang agak tinggi.

"Untuk mendukung tujuannya dan dengan mempertimbangkan perubahan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan kisaran target suku bunga federal funds sebesar 1/4 poin persentase (25 bps) menjadi 4,00-4,25%," tulis The Fed dalam pernyataan resminya, dikutip dari website resmi The Fed.


Untuk 2026, "dot plot" menunjukkan hanya satu pemangkasan di tahun 2026, jauh lebih lambat dibanding harga pasar yang memperkirakan tiga. Para pejabat juga memperkirakan satu pemangkasan lagi di 2027, saat Fed mendekati tingkat netral jangka panjang sebesar 3%. Enam pejabat The Fed melihat suku bunga jangka panjang berada di bawah median tingkat netral.

BI juga kembali memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%. Suku bunga Deposit Facility bahkan turun 50 bps menjadi 3,75% dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 5,50% atau 25 bps.

BI sudah memangkas suku bunga hingga 125 basis poin sepanjang tahun ini. BI memangkas suku bunga masing-masing 25 bps pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September.

Kebijakan pemangkasan suku bunga BI ini menjadi yang paling agresif sejak era pandemi covid-19 pada 2020 silam. Yang mana pada tahun tersebut, total BI melakukan pemangkasan hingga 125 bps.

Sentimen positif juga datang dari pemerintah berupa paket stimulus.

Paket Stimulus 3, yang baru saja dirilis dengan label "Paket Ekonomi 2025" (format 8+4+5), menandai pergeseran strategi.

Fokusnya tidak lagi semata pada konsumsi, tetapi juga akselerasi, deregulasi, dan penyerapan tenaga kerja.

Delapan program akselerasi meliputi program magang sarjana, perluasan PPh 21 DTP bagi 552 ribu pekerja pariwisata, bantuan pangan Oktober-November, diskon iuran JKK/JKM untuk pengemudi transportasi online, program manfaat tambahan perumahan BPJS Ketenagakerjaan, padat karya tunai, deregulasi implementasi PP28/2025, hingga pilot proyek pemukiman dan platform UMKM di Jakarta.

Bagaimana IHSG ke Depan?

Selain stimulus, pasar kini juga menunggu hasil laporan perusahaan-perusahaan terbuka periode kuartal III-2025 yang akan dikeluarkan bulan depan.

Hasil laporan ini patut diperhatikan karena memberikan peran penting bagi harga IHSG untuk dapat membantu menembus angka psikologis dan melanjutkan proses perjalanan mencari harga all time high yang baru dengan proses melewati area konsolidasi di bawah 8.000 yang sedang terjadi saat ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation