Newsletter

BI & The Fed Beri Kado Penurunan Suku Bunga, IHSG - Rupiah Siap Pesta

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
18 September 2025 06:15
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: Pexels

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street ditutup bervariasi pada Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.usai The Fed memangkas suku bunga acuan.

Indeks S&P turun 0,1% ke level 6.600,35, sementara Nasdaq Composite melemah 0,3% ke 22.261,33. Dow Jones ditutup naik 260,42 poin atau 0,6% ke 46.018,32, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.

Saham teknologi besar memimpin pelemahan setelah keputusan Fed, karena investor mengambil untung dari saham pemenang bull market. Nvidia, Oracle, Palantir, dan Broadcom semuanya ditutup melemah.

Sebaliknya, saham-saham yang berpotensi diuntungkan dari suku bunga lebih rendah justru menghijau, mendorong penguatan Dow dan S&P. Saham Walmart, JPMorgan, dan American Express menguat dalam sesi perdagangan.

The Fed memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 4,00%-4,25%. Bank sentral juga memberi sinyal akan ada dua kali pemangkasan suku bunga lagi hingga akhir tahun ini.

 

Yang mungkin mengecewakan pelaku pasar adalah komentar Chairman Jerome Powell dalam konferensi pers usai keputusan, ketika ia menyebut langkah ini sebagai pemangkasan berbasis manajemen risiko. Komentarnya mengisyaratkan bahwa langkah ini lebih merupakan pemotongan preventif untuk berjaga-jaga jika ekonomi melambat drastis.

"Tidak ada jalur yang bebas risiko saat ini. Tidak jelas apa yang paling tepat dilakukan," kata Powell, dikutip dari CNBC International.

Selain itu, bank sentral memberikan pandangan hawkish terkait suku bunga tahun 2026, di mana pejabat Fed memproyeksikan hanya akan ada satu kali lagi pemangkasan suku bunga pada tahun depan, lebih lambat dari perkiraan pasar saat ini yang mengantisipasi dua hingga tiga kali pemangkasan. Dot plot Fed juga menunjukkan perbedaan pandangan yang cukup besar untuk tahun depan.

"Secara keseluruhan, pejabat Fed tidak menekan tombol panik karena mereka memilih memangkas suku bunga dengan besaran terkecil pada pertemuan September," kata Christopher S. Rupkey, Kepala Ekonom FWDBONDS, kepada CNBC International.

Dia menambahkan laju pemangkasan satu kali per pertemuan menunjukkan mereka tidak lagi melihat inflasi berbasis tarif sebagai ancaman serius.

Mereka melihat perlambatan pertumbuhan ekonomi karena perusahaan merekrut lebih sedikit karyawan kini menjadi risiko yang lebih besar. Stagflasi sudah keluar dari radar, sementara kekhawatiran pasar tenaga kerja kini menjadi prioritas.

(evw/evw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular