
Habis Private Placement: PANI Siapkan Rights Issue, Menarik Ditebus?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pengembang properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) sedang dalam mode gencar-gencarnya menambah modal, setelah beberapa waktu lalu melakukan private placement, kini mereka akan menggelar right issue.
Private Placement Rp300 Miliar dari Pengendali
Private placement sudah dilakukan kemarin Selasa (2/9/2025) dengan menerbitkan saham baru sebanyak 20.906.000 di nominal Rp 100. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) yang ketiga ini dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp14.350 per saham.
Dari private placement ini, PANI mendapatkan dana sekitar Rp300 miliar dari pengendalinya PT Multi Artha Pratama.
"Seluruh Saham Baru tersebut akan diambilbagian oleh pemodal, yakni PT Multi Artha Pratama, yang merupakan pemegang saham pengendali Perseroan," ujar perseroan, seperti dikutip Selasa (2/9/2025).
Seluruh dana yang didapat dari penambahan modal ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan menunjang kelangsungan kegiatan usaha entitas anak, yakni PT Cahaya Inti Sentosa, PT Panorama Eka Tunggal, dan PT Karunia Utama Selaras, entitas anak yang dimiliki perseroan.
PANI Bersiap Right Issue Jumbo
Setelah private placement selesai, PANI juga akan melangsungkan right issue alias penambahan modal dengan hak memesan efek lebih dulu, artinya aksi korporasi ini akan melibatkan ritel.
Jadi, kita bisa bersiap apakan menarik untuk menebus atau tidak saham PANI ini.
Namun sebelum itu, kita harus memahami bahwa right issue biasanya dalam jangka pendek akan membuat harga saham koreksi, apalagi untuk PANI yang sudah melakukan private placement lebih dulu telah mengeluarkan saham baru lebih banyak.
Hal ini akan membuat seakan kepemilikan kita terdilusi secara persentasi. Koreksi harga menjadi suatu respon atas penambahan jumlah lembar saham baru, apalagi harga private placement berada di bawah harga pasar.
Harga right issue juga diharapkan di bawah harga pasar, supaya minat investor untuk menebus hak-nya lebih tinggi.
Mari kita lihat rencana rights issue PANI kali ini...
Dalam aksi right issue kali ini, emiten yang dipimpin taipan Sugianto Kusuma alias Aguan ini bakal menerbitkan saham baru sebanyak 1.212.536.300 lembar dengan nilai nominal Rp100 setiap saham.
Sejauh ini harga pelaksanaan belum diumumkan, tetapi dalam keterbukaan informasi PANI, manajemen menargetkan dana segar yang bisa diraup mencapai Rp16,73 triliun.
Angka ini bisa dibilang besar setara 34% dari total asetnya sampai pertengahan tahun ini senilai Rp48,76 triliun.
Adapun penggunaan dana ini bakal disalurkan untuk membeli saham PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) sampai 44,1% dari PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya senilai Rp16,12 triliun.
Jadi, kepemilikan PANI atas CBDK akan naik dari 45,9% menjadi 90%. Aksi right issue ini kalau sukses otomatis akan membuat PANI sebagai pengendali utama CBDK. Lalu, sisa dana akan digunakan untuk penyertaan saham baru di tiga anak usaha PANI.
Terkait aksi ini, masih akan dirapatkan lagi dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 9 Oktober 2025 mendatang untuk meminta resmu pemegang saham lainnya.
Perkiraan perhitungan harga teoritis
Sebagai investor untuk mengikuti suatu right issue itu menarik atau tidak, salah satu yang terpenting adalah menghitung berapa perkiraan harga teoritis-nya.
Harga teoritis merupakan harga yang potensi terjadi setelah right issue, jadi kita bisa memperkirakan potensi koreksi yang akan terjadi dari harga saat ini. Apalagi kalau posisi kita belum punya, akan bijak membeli saham PANI sekarang untuk mendapatkan hak menebus right issue.
Oleh karena itu, kami mencoba menghitung berdasarkan asumsi harga minimal right issue di kisaran Rp13.800 per lembar yang didasarkan dari dana masuk sekitar Rp16,73 triliun dan penerbitan saham baru 1,21 miliar.
Sebagai catatan juga, perhitungan kami sudah menambahkan jumlah saham baru dengan harga yang disepakati waktu private placement baru-baru ini.
Jadi, total saham beredar PANI akan mencapai 18,13 miliar lembar, dengan potensi harga teoritis berada di Rp15.432 per lembar dan market cap senilai Rp279,29 triliun.
Dari perkiraan hitung-hitungan di atas bisa dibilang harga setelah right issue tidak terlalu jauh beda dari harga sekarang di Rp15.550, perkiraan koreksi tipis tak sampai 1%.
Namun, tak menutup kemungkinan juga kalau harga pelaksanaan bisa di atas harga pasar, kalau standby buyer siap membayar harga lebih tinggi.
Untuk catatan, perhitungan kami belum memasukkan rasio yang nanti akan digunakan sebagai dasar berapa banyak saham yang bisa ditebus investor. Jadi, setelah RUPSLB perhitungan harga teoritis tentu perlu diperbarui lagi supaya kita bisa lebih matang dalam memutuskan untuk menebus atau tidak hak right issue ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)