
Soekarno, Jokowi & Prabowo: Siapa Presiden RI Paling Sering ke China?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan kunjungan luar negeri ke China pada Selasa (2/9/2025) malam, dalam rangka memenuhi undangan Presiden China Xi Jinping.
Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Prabowo berangkat ke Beijing karena adanya permintaan khusus dari pemerintah China untuk menghadiri parade militer memperingati 80 tahun kemenangan China dalam Perang Dunia II.
"Dalam beberapa hari belakangan ini ada permohonan yang sangat dari pemerintah Tiongkok untuk dapat Bapak Presiden menghadiri paling tidak di satu hari di acara peringatan 80 tahun dan di acara parade militer pemerintah Tiongkok," ujarnya dalam siaran pers dikutip dari situs setneg.
Namun demikian dalam mengambil keputusannya Presiden Prabowo tetap mempertimbangkan segala sesuatu yang berkenaan dinamika yang terjadi di tanah air.
Dia menambahkan, kehadiran Prabowo di Beijing juga akan membuka peluang pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping serta tokoh-tokoh dunia lainnya.
"Kami berharap mungkin di sela-sela waktu kunjungan beliau tentu ada pembicaraan yang membawa kebaikan bagi hubungan Indonesia dan pemerintah Tiongkok," ujarnya.
![]() Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Parade Militer China di Lapangan Tiananmen, Beijing, China, Rabu (3/9/2025). (Tangkapan Layar Video Reuters/CCTV) |
Prasetyo menegaskan, sebelum berangkat Presiden telah memonitor situasi dalam negeri yang berangsur pulih usai gejolak sosial beberapa waktu lalu. Ia juga menyampaikan apresiasi Prabowo kepada masyarakat, aparat keamanan, dan pemerintah yang berhasil menjaga stabilitas.
Sejak dilantik sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia pada Oktober 2024, Prabowo sudah dua kali bertandang ke China, menegaskan kedekatan diplomatik kedua negara.
Kunjungan yang Pertama
Presiden Prabowo sebelumnya telah melakukan kunjungan kenegaraan pertama nya ke China yang dilakukan pada 9 November 2024 silam. Saat itu, Prabowo disambut dengan penuh kehormatan oleh Presiden Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing.
Kedua kepala negara mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas penguatan kemitraan strategis di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, investasi, hingga kerja sama geopolitik kawasan.
Selain itu, kunjungan Prabowo ke China juga dalam rangka menghadiri Forum Bisnis Indonesia-China di Hotel The Peninsula, Beijing. Dalam kesempatan itu, Prabowo menekankan pentingnya membangun sinergi erat dengan China, tidak hanya sebagai kekuatan ekonomi global tetapi juga sebagai pusat peradaban dunia.
![]() Presiden RI Prabowo Subianto bertemu Presiden China Xi Jinping di Beijing. (REUTERS/Florence Lo/Pool) |
"Kami ingin terus bekerja sama dan bersinergi dengan China yang kembali menempati posisi penting di dunia. Kami ingin menjadi bagian dari kebangkitan ini. Kami memandang China sebagai kekuatan besar tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga sebagai pusat kekuatan peradaban," kata Prabowo kala itu dikutip dari situs resmi setneg.
Pertemuan bisnis tersebut menghasilkan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman investasi.
Prabowo pun menegaskan komitmen Indonesia untuk menyediakan iklim investasi yang ramah, dengan dukungan fasilitas dan kepastian hukum. Ia menutup pidatonya dengan optimisme bahwa kerja sama Indonesia-China harus menjadi contoh bahwa kolaborasim bukan konfrontasi adalah jalan menuju perdamaian dan kemakmuran bersama.
Jejak Kunjungan Ke China Sejak Presiden Soekarno hingga Jokowi
Hubungan Indonesia dan China memiliki sejarah panjang bahkan sejak era awal kemerdekaan.
Presiden Soekarno, menjadi tokoh yang membuka jejak kunjungan resmi ke China pada 30 September 1956, di mana ia bertemu langsung dengan Mao Zedong dan Zhou Enlai. Kunjungan ini memperkuat hubungan Indonesia dengan China setelah Konferensi Asia-Afrika 1955.
Setelah sempat menjauh dengan China, hubungan diplomatik Indonesia dan China kembali terjadi pada 1990, dimana pada saat itu Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soeharto melakukan kunjungan resmi ke China pada 14-19 November 1990, yang menjadi sinyal positif bagi hubungan kedua negara setelah hampir dua dekade hubungan membeku.
Hubungan baik ini kemudian berlanjut di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri yang hadir dalam KTT APEC ke-9 di Shanghai, China, pada 19 Oktober 2001, di mana ia bertemu dengan Presiden Jiang Zemin. Meski dalam kerangka multilateral, kunjungan ini menandai kelanjutan kedekatan diplomatik kedua negara.
Tak berselang lama, Presiden Megawati kembali mengunjungi China pada 24 Maret 2002, dalam rangka kunjungan resmi ke Beijing yang langsung disambut oleh Presiden Jiang Zemin dengan upacara kenegaraan. Kedua negara menandatangani sejumlah nota kesepakatan, termasuk pembentukan forum energi RI-Chian, pembangunan jembatan antar pulau, bantuan hibah dari China, serta pembukaan konsulat RI di Guangzhou dan Shanghai.
Hubungan Indonesia-China terus terjalin erat sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sepanjang dua periode kepemimpinannya, SBY tercatat melakukan tiga kali kunjungan resmi ke China. Dalam tiap lawatannya, SBY menekankan pentingnya kerja sama strategis di bidang perdagangan, investasi, serta forum multilateral.
Pada 2010, kunjungan SBY ke Beijing menghasilkan peningkatan hubungan bilateral ke level Kemitraan Strategis Komprehensif, yang menjadi pondasi penting kerja sama Indonesia dengan China.
Estafet kedekatan diplomatik itu dilanjutkan Presiden Joko Widodo selama dua periode kepemimpinannya sejak 2014 hingga 2024. Jokowi tercatat melakukan kunjungan ke China sebanyak enam kali, baik dalam forum multilateral maupun bilateral.
Kunjungan pertama berlangsung pada November 2014, ketika itu Jokowi menghadiri KTT APEC di Beijing, di mana ia juga meninjau kereta cepat dan pelabuhan Tianjin. Tahun tahun berikutnya, Jokowi kembali hadir di berbagai forum penting seperti Boao Forum 2015, KTT G20 Hangzhou 2016, hingga Belt and Road Forum 2017.
![]() Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Selasa sore, 26 Juli 2022. Presiden Jokowi disambut oleh Presiden Xi dan keduanya langsung melakukan foto bersama. Setelahnya kedua pemimpin negara bersama-sama menuju ruang pertemuan. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden) |
Sejak Pandemi Covid 19, Jokowi melanjutkan kunjungan bilateral ke China pada Juli 2022, menjadikannya kepala negara pertama yang diterima oleh Presiden Xi Jinping setelah china membuka kembali perbatasan karena pandemi.
Setahun kemudian, pada Juli 2023 di Chengdu, China, Jokowi membahas kerja sama strategis baru, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), perdagangan, investasi, serta riset teknologi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)