IHSG Terjun 3% Lebih: Ini 3 Strategi Biar Kamu Tidak Boncos!

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
01 September 2025 09:25
Ilustrasi IHSG
Foto: Pexels/Anna Nekrashevich

Jakarta, CNBC Indonesia - Awal bulan September, Indonesia dibuka dengan kabar-kabar mencekam. Aksi demonstrasi masih berlanjut pada hari ini Senin (1/9/2025). Hal ini pun memicu pergerakan negatif pasar saham Tanah Air.

Pada awal perdagangan hari ini Senin (1/9/2025) pukul 09.03 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun 3,45% di level 7.560,73.

Demo besar-besaran yang akan berlangsung hari ini berhasil memperpanjang penurunan IHSG dan mendorong meninggalkan level psikologis terkuat di level 8.000.
Hari ini dikabarkan terdapat beberapa demonstran yang akan melakukan aksi unjuk rasa. Sebelumnya Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan akan menggelar demonstrasi di Jakarta, namun BEM membatalkan demo hari ini. Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan kondisi lapangan yang dinilai kurang kondusif.

Namun bukan berarti mereka membatalkan aksi demonya, mereka hanya menunda menjadi esok hari Selasa (2/9/2025). Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari demonstrasi besar bertajuk 'Indonesia (C)emas 2025' yang berlangsung pada 28 Juli lalu.

Ketika itu, ribuan mahasiswa turun ke jalan membawa 11 poin tuntutan kepada pemerintah, mulai dari isu sejarah, lingkungan, kebijakan pertambangan, hak sipil, hingga regulasi perundang-undangan yang dinilai bermasalah.

Sementara itu, di beberapa wilayah hari ini tetap melangsungkan demo besar-besaran. Salah satunya berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang rencananya lanjut dalam gelombang aksi demo serentak.

Demo serentak di DIY akan dilakukan oleh Aliansi Jogja memanggil seluruh elemen masyarakat, seperti mahasiswa, masyarakat sipil dan pengemudi ojek online.

Aksi demo serentak tersebut akan menyuarakan beberapa tuntutan sebagai aspirasi masyarakat sehingga dapat didengar.

Terdapat 5 tuntutan yang akan disampaikan dalam aksi demo serentak hari ini, 1 September 2025, berikut rinciannya.

1. Bubarkan DPR RI

2. Usut tuntas dan proses hukum polisi yang menewaskan pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan

3. Batalkan tunjangan perumahan anggota DPR RI yang dinilai menyakiti hati Nurani masyarakat

4. Copot Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang dinilai gagal membina anggota-anggotanya

5. Reformasi TNI/Polri

Namun, dari 5 tuntutan yang akan disuarakan, salah satunya sudah terealisasi yakni tunjangan rumah DPR RI.

Sementara itu, Presiden RI Prabowo Subianto bersama pimpinan partai politik dan DPR RI telah sepakat mencabut kebijakan tunjangan anggota DPR serta menetapkan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri. Hal itu diumumkan pada Minggu (31/8/2025), di Istana Merdeka.

Di tengah kondisi yang mencekam saat ini, apa yang harus dilakukan oleh para investor untuk menghadapi bearishnya pasar saham?

Dari kondisi ini, banyak dari kita yang sulit menghindari risiko terbawa penurunan harga saham yang signifikan. Meski begitu, masih ada cara supaya kita bisa terhindar terbawa rugi lebih banyak.

1. Atur Strategi : Beli Saham Buat Trading atau Investasi?

Pertama, kita harus atur strategi dulu. Pastikan saham yang kita beli punya tujuan. Apakah itu untuk trading atau itu untuk investasi.

Kalau untuk trading kita harus disiplin terhadap trading plan, jika harga terkoreksi sampai batas tolerasi cut loss, maka kita harus berani untuk amankan modal dulu.

Jangan sampai, saham trading yang kita lupa cut loss, malah jadi saham investing, karena hold terlalu lama.

Sementara, kalau kita beli fokus untuk investasi, pastikan kondisi fundamental perusahaan masih bisa bertahan dari kondisi ekonomi yang sedang tak pasti saat ini. Paling tidak, perusahaan yang kita investasikan sahamnya masih memiliki kas tebal dan minim utang berbunga, agar mereka bisa melewati badai ini.

2. Pahami Tabel Breakeven Poin (BEP)

Kedua, kita harus pahami tabel breakeven di bawah ini untuk menentukan toleransi risiko yang bisa kita terima.

Dari tabel ini kita mencermati bahwa semakin dalam loss yang kita alami, kita harus mendapat penguatan harga yang lebih tinggi secara persentase.

Parahnya, kalau kita loss sampai 50%, maka kita harus menunggu harga naik sampai 100% untuk mencapai harga BEP.

Maka dari itu, kalau kita memutuskan untuk average down suatu saham investasi untuk mengurangi risiko, sebaiknya jangan tunggu sampai harga jatuh sampai 50%. Akan lebih baik sesuaikan dengan batas risiko toleransi yang bisa diterima, idealnya minimal 5% sampai 15%.

3. Money Management Check

Terakhir, ingat bahwa modal kita itu terbatas, kecuali kita sultan atau big fund.

Dengan modal yang terbatas, maka untuk positioning size tiap saham juga perlu diatur. Misal untuk trading 5% dari modal, dan saham investing maksimal 20% dari modal.

Dari modal yang kita atur ini, kita bisa mengalokasikan dengan lebih bijak jika mau averaging down, maupun mengatur porsi selanjutnya seberapa banyak saham yang akan dimiliki.

Akan lebih baik, jika tidak terlalu banyak memiliki saham, karena kita akan punya kontrol yang lebih fokus terhadap saham yang kita miliki. Semakin banyak saham yang kita punya, kontrol kita akan semakin lemah, yang mana rentan membuat kita terperosok dalam kerugian.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation